Langsung ke konten utama

Jambatan Koto Kaciak Nan Malang

[caption id="attachment_1523" align="alignright" width="300"]Jambatan nan berlubang Jambatan nan berlubang[/caption]

Engku dan encik sekalian, semasa pulang kampung hari raya nan lalu, adakah engku dan encik malala keliling kampung kita? Adakah engku dan encik sampai ke Koto Kaciak dan adakah pula engku dan encik pergi menyeberang menuju ke Guguak Rang Pisang?

[caption id="attachment_1524" align="alignleft" width="300"]Jambatan nan kanai tumbok Jambatan nan kanai tumbok[/caption]

Tahukah engku dan encik ada berapa jambatan di kampung kita? Kami tak hendak menyuruh engku dan encik menghafal segala jambatan yang ada di kampung kita. Namun apabila dibandingkan dengan nagari jiran maka beruntunglah kita bahwa jambatan di kampung kita jauh lebih banyak dan keadaannyapun baik pula. Namun ada beberapa jambatan yang berada dalam keadaan yang tidak baik. Salah satunya ialah jambatan dari Koto Kaciak menuju Guguak Rang Pisang.

Jambatan besi namun berlantai papan, sungguh sangat disayangkan bahwa lantai papannya sudah tiada baik lagi keadaannya, beberapa sudah ada yang rusak dan berlubang. Jambatan inipun kurang lebar sehingga apabila ada dua oto yang hendak lalu maka salah satu mesti mengalah menanti lawan lalu dahulu.

Semoga hal ini menjadi perhatian bagi engku, rangkayo, dan encik sekalian. Apatah lagi pada masa sekarang sudah ada pula tiga orang kampung kita yang menjadi anggota dewan, Insya Allah..

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Katam Kaji

[caption id="attachment_779" align="alignright" width="300"] Salah satu gambar yang kami dapat dari kampung[/caption] Terdengar oleh kami telah tiba pula musim Katam Kaji [1] di kampung kita. Pada hari Ahad yang dahulu (22 Juni 2013) kami dengar kalau orang di Surau Tapi yang ba arak-arak. [2] Kemudian pada hari Kamis yang lalu (27 Juni 2013) tiba pula giliran orang Joho dan sekarang hari Ahad (30 Juni 2013) merupakan tipak [3] orang Koto Panjang yang berarak-arak. Memanglah pada pekan-pekan ini merupakan pekan libur sekolah bagi anak-anak sekolah. Telah menerima rapor mereka. Memanglah serupa itu dari dahulu bahwa Katam Kaji dilaksanakan oleh orang kampung kita disaat libur sekolah. Namun ada juga yang berlainan, seperti orang Dalam Koto yang akan melaksanakan selepas Hari rayo Gadang [4] dan Orang Taluak yang kabarnya akan mengadakan selepas Hari Raya Haji . [5] Kami tak pula begitu jelas pertimbangan dari kedua kampung tersebut. Mungkin engku dan ...

29. Tata Upacara Adat Minangkabau: Upacara Batagak Pangulu

UPACARA BATAGAK PANGULU Salah satu upacara atau alek ( ceremony ) adat Minangkabau yang paling sakral yang mendapatkan perhatian dan perlakukan khsus adalah Batagak Pangulu atau ada juga yang menyebutnya Batagak Gala .  Upacara ini merupakan peristiwa pentasbihan dan pengambilan atau pengucapan sumpah serta janji seorang Pangulu pada saat ia diangkat dan dinobatkan sebagai pemimpin kaum yang bergelar Datuak. Upacara adat ini sesuai dengan ajaran Islam sebagaimana firman Allah mengingatkan: Sesungguhnyan orang-orang yang menukar janji ( nya dengan Allah ) dan sumpah-sumpah mereka dengan harga yang sedikit maka mereka itu tidak mendapat bahagian dari ( pahala ) di akhirat, dan Allah tidak akan berkata-kata dengan mereka dan tidak akan melihat kepada mereka pada hari kahirat dan tidak ( pula ) akan menyucikan mereka. Bagi mereka adalah azab yang pedih (QS:3:77). Pada bagian lain Allah juga mengingatkan: “ Dan janganlah kamu mengikuti orang yang selalu bersumpah, lagi yang hina ” (QS 6...

Perihal Engku dan Encik

[caption id="attachment_894" align="alignleft" width="300"] Rumah Gadang yang telah Ditinggalkan di Nagari Kamang ini. Begitulah adat dan agama dianggap telah usang bagi yang muda-muda. Ditinggalkan dan dibenci. Taratik tak ada, kurang aja merajelala..[/caption] Beberapa masa yang lalu salah seorang anak bujang nan keren dan sangat gaul gayanya memberi pendapat terhadap tulisan kami di blog ini. Apa katanya “ engku encik tu ndak bahaso kamang tu doh tuan, tukalah jo nan labiah sasuai. .” Ah.. panas kepala ini dibuatnya, sesak dada kami dibuatnya, dan rusak puasa kami jadinya. Begitulah anak bujang sekarang, tak diajari oleh induaknya tak pula mendapat pengajaran dari mamaknya. Orang sekarang dalam mendidik anak ialah dengan mampalapehnya saja. Apalagi banyak orang tua yang mengidolakan ( tak e nyehan [1] ) anaknya, segala ucapan dan kelakuan anak ialah baik menurut keluarganya. Terlebih lagi bagi anak bungsu dan tongga babeleng [2] . Raso jo pareso, ...