Hujan ya
[caption id="attachment_1552" align="alignleft" width="300"] Air Agam yang besar[/caption]
ng melanda negeri kita semenjak beberapa pekan ini telah menyirami negeri kita yang sebelumnya kering dilanda kemarau. Sungguh hal ini suatu nikmat dari Allah Ta'ala.
Air yang menggenang pada beberapa tempat, serupa luak yang meninggi airnya, di pekarangan rumah, jalan yang berlubuk, ataupun di tabek-tabek yang dimiliki oleh orang kampung kita menandakan betapa melimpah rahmat dari Allah Ta'ala untuk kita.
Besarnya curah hujan rupanya tak hanya menggenangi segala luak, tabek, lubuk, sawah, dan lain sebagainya melainkan juga Batang Aia di kampung kita yang kita kenal dengan sebuatan Agam juga besar airnya. Telah hampir pula melimpah ke jalan, perak, dan sawah milik orang kampung kita.
Tentunya hal ini merupakan kejadian yang janggal dan jarang kita temui. Semoga saja airnya tak sampai melimpah.
Dahulu pernah air agam ini melimpah, menggenangi jalan, bahkan pada beberapa tempat sampai ke pekarangan rumah penduduk di kampung kita. Banjir kata orang kala itu.
[caption id="attachment_1550" align="alignright" width="300"] Tingginya air[/caption]
Sungguh menarik sekali mendengarnya karena "banjir" tiada pernah berlaku di kampung kita. Sudah serupa orang Jakarta saja yang setiap tahunannya berlangganan banjir.
Bagaimana kiranya keadaan di rantau engku, rangkayo, dan encik sekalian?
[caption id="attachment_1554" align="aligncenter" width="225"] Jarak yang cukup dekat dengan jambatan[/caption]
[caption id="attachment_1553" align="aligncenter" width="300"] Tingginya air agam[/caption]
[caption id="attachment_1551" align="aligncenter" width="300"] Jambatan Joho yang konon kabarnya akan ditukar dengan yang baru[/caption]
[caption id="attachment_1552" align="alignleft" width="300"] Air Agam yang besar[/caption]
ng melanda negeri kita semenjak beberapa pekan ini telah menyirami negeri kita yang sebelumnya kering dilanda kemarau. Sungguh hal ini suatu nikmat dari Allah Ta'ala.
Air yang menggenang pada beberapa tempat, serupa luak yang meninggi airnya, di pekarangan rumah, jalan yang berlubuk, ataupun di tabek-tabek yang dimiliki oleh orang kampung kita menandakan betapa melimpah rahmat dari Allah Ta'ala untuk kita.
Besarnya curah hujan rupanya tak hanya menggenangi segala luak, tabek, lubuk, sawah, dan lain sebagainya melainkan juga Batang Aia di kampung kita yang kita kenal dengan sebuatan Agam juga besar airnya. Telah hampir pula melimpah ke jalan, perak, dan sawah milik orang kampung kita.
Tentunya hal ini merupakan kejadian yang janggal dan jarang kita temui. Semoga saja airnya tak sampai melimpah.
Dahulu pernah air agam ini melimpah, menggenangi jalan, bahkan pada beberapa tempat sampai ke pekarangan rumah penduduk di kampung kita. Banjir kata orang kala itu.
[caption id="attachment_1550" align="alignright" width="300"] Tingginya air[/caption]
Sungguh menarik sekali mendengarnya karena "banjir" tiada pernah berlaku di kampung kita. Sudah serupa orang Jakarta saja yang setiap tahunannya berlangganan banjir.
Bagaimana kiranya keadaan di rantau engku, rangkayo, dan encik sekalian?
Tambahan Gambar
[caption id="attachment_1554" align="aligncenter" width="225"] Jarak yang cukup dekat dengan jambatan[/caption]
[caption id="attachment_1553" align="aligncenter" width="300"] Tingginya air agam[/caption]
[caption id="attachment_1551" align="aligncenter" width="300"] Jambatan Joho yang konon kabarnya akan ditukar dengan yang baru[/caption]
Komentar
Posting Komentar