Langsung ke konten utama

Jalan nan Diperancak

[caption id="attachment_1600" align="alignleft" width="300"]Simp. Katapiang Simp. Katapiang[/caption]

Telah lama kiranya beberapa jalan di kampung kita aspalnya rusak dan buruk, terutama jalan yang cuma di aspal jagung seperti jalan ke Batu Baraguang - Baruah Bukik - Dalam Koto - Dangau Baru atau jalan dari Simpang Kubu Alah - Katapiang - Tarok atau dari Katapiang ke Rumah Tinggi - Ladang Darek - Panji - Simpang Kubang Putiah dan masih banyak lagi jalan-jalan yang rusak, aspalnya telah hancur hingga tinggal batu-batu kerikil. Ditambahi dengan lubuk yang terdapat pada beberapa jalan sehingga menjadi tempat air menggenang ria.

Alhamdulillah pada masa sekarang telah mulai diaspal kembali oleh orang beberapa dari jalan-jalan tersebut. Apakah akan di aspal betonkah? kami harap iya karena kalau hanya aspal jagung tiadakan berguna. Lagipula setelah dilakukan pengerasan dengan aspal jagung bukankah seharusnya diaspal beton selepas itu?

[caption id="attachment_1601" align="alignright" width="300"]Simp. Lubuak dari arah Tan Kamang Simp. Lubuak dari arah Tan Kamang[/caption]

Namun ada yang menjadi pertanyaan kami, lebar jalan kita ini tak begitu lebar sehingga apabila dua buah oto berselisih maka dua buah roda yang berada pada sisi yang sama mesti keluar  dari badan jalan. Itu kalau oto sedan ataupun suv/apv, apabila oto prah maka tentu akan bertambah payah orang dibuatnya apabila berselisih. Serupa pula dengan jalan alternatif di Salo dimana salah seorang orang kampung kita puasa nan lalu meninggal karena kecelakaan.

[caption id="attachment_1602" align="alignleft" width="225"]Pendakian Tarok Pendakian Tarok[/caption]

Hal tersebut hanyalah sekadar pertanyaan, kami tiada faham teori orang membuat jalan, tentulah mereka punya teori tersendiri. Kami akan sangat senang sekali apabila pertanyaan pandir kami ini terjawab. Sebab pabila orang rantau pulang kampung atau disaat kampung kita ramai. Apalagi saat ini orang kampung kita telah pula banyak yang memakai oto, bukankah hal tersebut menjadi salah satu pertimbangan?

Ah, maafkan kami engku, rangkayo, serta encik sekalian. Sudah belagak pula kami padahal ilmu pada perkara ini kami tiada punya. Hanya mengemukakan apa nan terasa saja karena berdasarkan pengalaman hal tersebutlah yang berlaku.

 

[caption id="attachment_1599" align="aligncenter" width="300"]Dari Katapiang arah ke Rumah Tinggi Dari Katapiang arah ke Rumah Tinggi[/caption]

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Katam Kaji

[caption id="attachment_779" align="alignright" width="300"] Salah satu gambar yang kami dapat dari kampung[/caption] Terdengar oleh kami telah tiba pula musim Katam Kaji [1] di kampung kita. Pada hari Ahad yang dahulu (22 Juni 2013) kami dengar kalau orang di Surau Tapi yang ba arak-arak. [2] Kemudian pada hari Kamis yang lalu (27 Juni 2013) tiba pula giliran orang Joho dan sekarang hari Ahad (30 Juni 2013) merupakan tipak [3] orang Koto Panjang yang berarak-arak. Memanglah pada pekan-pekan ini merupakan pekan libur sekolah bagi anak-anak sekolah. Telah menerima rapor mereka. Memanglah serupa itu dari dahulu bahwa Katam Kaji dilaksanakan oleh orang kampung kita disaat libur sekolah. Namun ada juga yang berlainan, seperti orang Dalam Koto yang akan melaksanakan selepas Hari rayo Gadang [4] dan Orang Taluak yang kabarnya akan mengadakan selepas Hari Raya Haji . [5] Kami tak pula begitu jelas pertimbangan dari kedua kampung tersebut. Mungkin engku dan

29. Tata Upacara Adat Minangkabau: Upacara Batagak Pangulu

UPACARA BATAGAK PANGULU Salah satu upacara atau alek ( ceremony ) adat Minangkabau yang paling sakral yang mendapatkan perhatian dan perlakukan khsus adalah Batagak Pangulu atau ada juga yang menyebutnya Batagak Gala .  Upacara ini merupakan peristiwa pentasbihan dan pengambilan atau pengucapan sumpah serta janji seorang Pangulu pada saat ia diangkat dan dinobatkan sebagai pemimpin kaum yang bergelar Datuak. Upacara adat ini sesuai dengan ajaran Islam sebagaimana firman Allah mengingatkan: Sesungguhnyan orang-orang yang menukar janji ( nya dengan Allah ) dan sumpah-sumpah mereka dengan harga yang sedikit maka mereka itu tidak mendapat bahagian dari ( pahala ) di akhirat, dan Allah tidak akan berkata-kata dengan mereka dan tidak akan melihat kepada mereka pada hari kahirat dan tidak ( pula ) akan menyucikan mereka. Bagi mereka adalah azab yang pedih (QS:3:77). Pada bagian lain Allah juga mengingatkan: “ Dan janganlah kamu mengikuti orang yang selalu bersumpah, lagi yang hina ” (QS 6

Luak Gadang & Luak Kaciak

Luak , begitu sebagian orang Minang menyebutnya. Atau orang sekarang lebih mengenalnya dengan sebutan sumua atau sumur. Luak adalah sumber untuk mengambil air bagi sekalian orang, sebelum dikenalnya sistim penyaluran air oleh PDAM (Perusahaan Daerah Air Minum) sekarang. Pada masa sekarang, hampir sekalian rumah di Kamang memiliki luak namun tidak demikian pada masa dahulu. Dahulu luak hanya dimiliki oleh sebagian keluarga dan itupun tidak berada di dekat rumah melainkan agak jauh dari rumah. sehingga menyebabkan untuk mengambil air orang-orang harus berjalan agak jauh. [caption id="attachment_749" align="alignleft" width="300"] Luak Gadang[/caption] Adalah Kampuang Lubuak sebuah kampung di Jorong Nan Tujuah di Kamang. Kampung ini memiliki luak kampung yang bernama Luak Gadang dan Luak Kaciak. Kedua luak ini memiliki kegunaan (fungsi) yang berbeda. Luak Gadang berguna untuk mencuci dan mandi sedangkan Luak Kaciak berguna untuk mengambil air minum