Langsung ke konten utama

Perjodohan (Fasal.2)

Manuruk (Manuruik, Meminang)

Pada tulisan yang dahulu telah kami jelaskan langkah awal dalam mencari jodoh untuk anak-kamanakan di kampung kita ini. Maka apabila kata sepakat telah didapat maka dilanjutkanlah kepada langkah selanjutnya.

Setelah jelas keputusan dari Si Buyuang, dan telah mendapat kabar pula Si Upiak, maka itulah pertanda pernikahan akan menjelang. Kedua keluarga akan segera bertautan, hubungan kerabat akan bertambah, dan tali silaturahim akan diperpanjang.

Maka dikabarilah mamak kedua belah fihak, disampaikanlah “Si Buyuang/Si Upiak telah gedang[1], yang dahulu bajunya lapang sekarang telah menjadi sempit, dahulu pekawan sekarang telah bersobok[2] dengan jodohnya, telah bersua ruas dengan buku, telah didapat tulang rusuk nan hilang/ telah didapat imam untuk Si Upiak..

Dijelaskan pula oleh orangtua Si Buyuang kepada mamak yang mendapati “Beberapa masa yang lalu telah datang menurut kepada kita Sutan Fulan, kamanakan Datuak Itu dan bersukukan Anu. Bertanya perihal Si Buyuang, adakah jodohnya? Berceritalah ia akan anak/kamanakannya yang seorang. Sudah gadis pula rupanya Si Upiak ini, sudah patut pula kiranya mencari imam untuk dunia dan akhirat. Manalah elok pada masa sekarang perempuan berlama-lama belum menikah, godaan semakin buruk..”

“Telah pula kami kaji dari alif  hingga ya, telah pula kami selidiki tabi’at, akhlak, dan bangsanya. Siapa ayahnya dan siapapula mamaknya. Bagaimanakah pergaulannya dan serupa apapula agamanya? Adakah dia pandai mengaji dan ke dapur? Semuanya telah terang pada kita..”

Begitu pula pada keluarga Si Upiak, kurang lebih serupalah agaknya. Maka bermufakatlah para mamak pada keluarga itu, kalau ada yang patut rasanya maka diimbau atau berpitaruh kepada mamak tersebut. Kalaulah dalam sekaum itu telah banyak anak buahnya[3] maka sudah selesailah oleh para mamak yang banyak itu semuanya. Namun apabila tidak, maka dijemputlah mamak-mamak yang dekat dalam pertalian adat untuk pulang guna bermufakat perkara perjodohan ini. Begitulah adat orang Kamang dan juga sebagian besar orang Minangkabau dahulunya[4], tidak ada sendiri-sendiri, tidak ada upah-mengupah, semuanya dikerjakan atas dasar tanggung jawab dan rasa ukhwah (persaudaraan).

Maka bermufakatlah ayah-ibunda, etek/maktuo, dan mamak. Bila kiranya akan pergi meminang ke rumah Si Buyuang? Biasanya perutusan ialah dua orang mamak fihak perempuan datang ke rumah keluarga lelaki. Mereka datang bila taico[5] dan mamak-mamak dari fihak lelaki telah lebih dahulu dikabari. Mereka telah siap sedia menerima kedatangan perutusan dari fihak perempuan.

Begitulah engku dan encik sekalian, langkah diplomasi resmi resmi diantara kedua keluarga telah dimulai. Dan ini barulah awalnya saja, karena berikutnya akan penuh dengan berbagai diplomasi yang menguras tenaga, kesabaran, dan ketabahan dari kedua fihak.

Kami tidak pula faham betul, apa yang dipercakapan oleh para mamak ini ketika pertemuan itu. Namun yang pasti ialah menyampaikan maksud hendak meminang Si Buyuang untuk Si Upiak kamanakan perempuan mereka.







[1] Besar, dewasa




[2] Bersua, bertemu, didapat




[3] Telah kembang, terdiri atas beberapa keluarga




[4] Adat Salingka Nagari, bisa saja pada nagari lain berbeda langgam dan coraknya namun intinya masihlah tetap sama. Menjunjung tinggi asas kebersamaan/kekeluargaan.




[5] Sempat.


Komentar

Postingan populer dari blog ini

29. Tata Upacara Adat Minangkabau: Upacara Batagak Pangulu

UPACARA BATAGAK PANGULU Salah satu upacara atau alek ( ceremony ) adat Minangkabau yang paling sakral yang mendapatkan perhatian dan perlakukan khsus adalah Batagak Pangulu atau ada juga yang menyebutnya Batagak Gala .  Upacara ini merupakan peristiwa pentasbihan dan pengambilan atau pengucapan sumpah serta janji seorang Pangulu pada saat ia diangkat dan dinobatkan sebagai pemimpin kaum yang bergelar Datuak. Upacara adat ini sesuai dengan ajaran Islam sebagaimana firman Allah mengingatkan: Sesungguhnyan orang-orang yang menukar janji ( nya dengan Allah ) dan sumpah-sumpah mereka dengan harga yang sedikit maka mereka itu tidak mendapat bahagian dari ( pahala ) di akhirat, dan Allah tidak akan berkata-kata dengan mereka dan tidak akan melihat kepada mereka pada hari kahirat dan tidak ( pula ) akan menyucikan mereka. Bagi mereka adalah azab yang pedih (QS:3:77). Pada bagian lain Allah juga mengingatkan: “ Dan janganlah kamu mengikuti orang yang selalu bersumpah, lagi yang hina ” (QS 6...

Adat sopan santun orang Minangkabau

[caption id="" align="aligncenter" width="700"] Gambar: https://upload.wikimedia.org/wikipedia [/caption] Dalam suasana hari raya ini berkenankah engku, rangkayo, serta encik sekalian kami bawa melancong ke masa silam. Baru-baru ini kami mendapatkan sebuah kutipan pada sebuah buku dari tulisan seorang ahli perilaku (etiket) pada masa dahulunya di Minangkabau. Dikarang oleh B. Dt. Seri Maharajo dengan judul  Kitab 'Adat Sopan Santoen Orang Minangkabau  yang diterbitkan oleh Penerbit Merapi & Co  pada tahun 1922 di Bukit Tinggi. Kutipan tersebut memuat uraian pada halaman 75-80 sebagai berikut: 1. Apabila duduk bersama-sama tak boleh terkentut 2. Kalau menguap harus menutup mulut dengan tangan yang terkerucut 3. Apabila pergi ke jamban (untuk buang air besar) perlulah menutup kepala, memakai terompah, dan jangan terbuka aurat sebelum masuk jamban. Jangan bercakap-cakap, jangan pula menyahuti panggilan (seruan orang) melainkan dengan batuk kecil-keci...

SMP nan diperbaiki

[caption id="attachment_505" align="alignleft" width="300"] Keadaan SMP ketika beberapa masa yang lalu kami ambil gambarnya. [/caption] Pada saat pulang kampung nan dahulu, kami tak sengaja melihat pemandangan mengharukan yakni telah terjadi renovasi pada sekolah SMP yang terletak di perbatasan Kamang (Pintu Koto) dan Magek. Terkejut kami karena bangunan lama telah hilang dan sedangkan bangunan baru sedang dalam tahap pengerjaan. Mungkin saat ini telah selesai dikerjakan orang. Sungguh kami mengutuki diri sendiri, kenapa dahulu tak diambil gambar rumah sekolah ini. Sama kiranya ketika kami mendapati bahwa Pakan Salasa telah dirubuhi orang dan digantikan dengan bangunan baru. Kamipun tak memiliki gambar bangunan Pakan Salasa nan lama, hilang sudah salah satu sejarah di nagari kita. Terdapat dua sekolah menengah di kampung kita yakni SMP dan MTsN atau biasa kita sebut dengan Sanawiyah. Rumah Sikola SMP ini lebih dikenal dengan nama SMP Magek, karena meman...