Langsung ke konten utama

Asap dari Jiran

[caption id="attachment_1662" align="alignleft" width="300"]Gurpis dari arah Kantua Jorong Koto Kaciak Gurpis dari arah Kantua Jorong Koto Kaciak[/caption]

Apa kabar engku, rangkayo, serta encik sekalian? Adakah sehat?

Pertanyaan kami tersebut pastilah memiliki banyak jawapan. Kalau nan di kampung lain pula jawapan nan diberikan. Bagi nan di rantau beragam pula tergantung dimana merantaunya. Bagi nan merantau masih di Pulau Perca, Kalimantan, dan pulau-pulau di sekitar maka kami yakin akan mendapat jawapan nan hampir seragam "Asap engku, pedih mata dan hidung awak ini haa.." Kami yakin jawapan nan serupa akan kami dapati pada diri engku, rangkayo, serta encik sekalian nan merantau ke Tanah Semenanjung.

[caption id="attachment_1661" align="alignright" width="300"]Dari kantua Camat arah ke Batu Baraguang Dari kantua Camat arah ke Batu Baraguang[/caption]

Adapun dengan Pulau Jawa tentulah tak merasakan, mungkin dari itulah makanya Tuan Presiden nan oleh sebagian kecil orang kampung awak dipilih tak segera melakukan tindakan cepat "Kalau kejadian ini di Pulau Jawa pastilah ia akan cepat bergerak sembari menetapkan langsung status Bencana Nasional".

Walau tak separah di propinsi jiran kita, asap semakin hari bertambah tebal saja di kampung kita. Ada hikmahnya yakni kampung kita menjadi terlihat cantik dibuatnya serupa dongeng Negeri Di Atas Awan. Walaupun demikian, pada nagari-nagari yang berada di dekat kampung kita masih ada jua yang menabah asap dengan membakar jerami. Sungguh kami tiada habis fikir.

[caption id="attachment_1663" align="alignleft" width="300"]Koto Panjang Koto Panjang[/caption]

Belum ada nan terdengar sakit, masuk rumah sakit, ataupun meninggal akibat dari asap ini di kampung kita. Kita do'akan saja jangan sampai terjadi.

Semoga engku, rangkayo. serta encik sekalian selalu diberikan oleh Allah Ta'ala rahmat kesehatan dan keselamatan beserta seluruh keluarga. Amin..

 

[caption id="attachment_1660" align="aligncenter" width="529"]Baruah perbatasan Ld. Darek dg Panji Baruah perbatasan Ld. Darek dg Panji[/caption]

 

[caption id="attachment_1664" align="alignnone" width="529"]Lubuak di kala pagi Lubuak di kala pagi[/caption]

 

 

 

 

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Katam Kaji

[caption id="attachment_779" align="alignright" width="300"] Salah satu gambar yang kami dapat dari kampung[/caption] Terdengar oleh kami telah tiba pula musim Katam Kaji [1] di kampung kita. Pada hari Ahad yang dahulu (22 Juni 2013) kami dengar kalau orang di Surau Tapi yang ba arak-arak. [2] Kemudian pada hari Kamis yang lalu (27 Juni 2013) tiba pula giliran orang Joho dan sekarang hari Ahad (30 Juni 2013) merupakan tipak [3] orang Koto Panjang yang berarak-arak. Memanglah pada pekan-pekan ini merupakan pekan libur sekolah bagi anak-anak sekolah. Telah menerima rapor mereka. Memanglah serupa itu dari dahulu bahwa Katam Kaji dilaksanakan oleh orang kampung kita disaat libur sekolah. Namun ada juga yang berlainan, seperti orang Dalam Koto yang akan melaksanakan selepas Hari rayo Gadang [4] dan Orang Taluak yang kabarnya akan mengadakan selepas Hari Raya Haji . [5] Kami tak pula begitu jelas pertimbangan dari kedua kampung tersebut. Mungkin engku dan

29. Tata Upacara Adat Minangkabau: Upacara Batagak Pangulu

UPACARA BATAGAK PANGULU Salah satu upacara atau alek ( ceremony ) adat Minangkabau yang paling sakral yang mendapatkan perhatian dan perlakukan khsus adalah Batagak Pangulu atau ada juga yang menyebutnya Batagak Gala .  Upacara ini merupakan peristiwa pentasbihan dan pengambilan atau pengucapan sumpah serta janji seorang Pangulu pada saat ia diangkat dan dinobatkan sebagai pemimpin kaum yang bergelar Datuak. Upacara adat ini sesuai dengan ajaran Islam sebagaimana firman Allah mengingatkan: Sesungguhnyan orang-orang yang menukar janji ( nya dengan Allah ) dan sumpah-sumpah mereka dengan harga yang sedikit maka mereka itu tidak mendapat bahagian dari ( pahala ) di akhirat, dan Allah tidak akan berkata-kata dengan mereka dan tidak akan melihat kepada mereka pada hari kahirat dan tidak ( pula ) akan menyucikan mereka. Bagi mereka adalah azab yang pedih (QS:3:77). Pada bagian lain Allah juga mengingatkan: “ Dan janganlah kamu mengikuti orang yang selalu bersumpah, lagi yang hina ” (QS 6

Luak Gadang & Luak Kaciak

Luak , begitu sebagian orang Minang menyebutnya. Atau orang sekarang lebih mengenalnya dengan sebutan sumua atau sumur. Luak adalah sumber untuk mengambil air bagi sekalian orang, sebelum dikenalnya sistim penyaluran air oleh PDAM (Perusahaan Daerah Air Minum) sekarang. Pada masa sekarang, hampir sekalian rumah di Kamang memiliki luak namun tidak demikian pada masa dahulu. Dahulu luak hanya dimiliki oleh sebagian keluarga dan itupun tidak berada di dekat rumah melainkan agak jauh dari rumah. sehingga menyebabkan untuk mengambil air orang-orang harus berjalan agak jauh. [caption id="attachment_749" align="alignleft" width="300"] Luak Gadang[/caption] Adalah Kampuang Lubuak sebuah kampung di Jorong Nan Tujuah di Kamang. Kampung ini memiliki luak kampung yang bernama Luak Gadang dan Luak Kaciak. Kedua luak ini memiliki kegunaan (fungsi) yang berbeda. Luak Gadang berguna untuk mencuci dan mandi sedangkan Luak Kaciak berguna untuk mengambil air minum