[caption id="attachment_1680" align="alignleft" width="225"] Simpang Kacang arah ke Pandan[/caption]
Apa nan engku, rangkayo, serta encik kerjakan pada petang Sabtu - malam Ahad? Beragam tentunya, kami tiada tahu betul dengan kebiasaan masing-masing engku, rangkayo, serta encik sekalian. Semoga bagi engku muda dan encik nan masih muda tak terpengaruh dengan Budaya Jahiliyah, berzinah di malam Ahad. Zinah dapat saja berupa zinah mata, zinah tangan, zinah hati, zinah lain-lain sampai pada zinah kelamin.
Salah satu kebiasaan kami ialah membuka fesbuk dan membaca kabar berita dari engku, rangkayo, serta encik sekalian nan terpampang dengan baik sangat pada dinding fesbuk kami. Ada beragam macam nan kami tengok, mulai dari pemimpin republik ini tercinta nan sebagiankecil dari kita dahulu memilihnya. Terkenang kami dengan seloroh seorang kawan "Orang Minangkabau itu cerdik dan pintar engku, namun hanya 80% saja, nan 20% lebihnya pandir bin bengak..!"
[caption id="attachment_1682" align="alignright" width="225"] Simpang Kacang arah ke Pandan[/caption]
"Dari mana engku tahu..??" tanya kami heran.
Dengan tersenyum jahil ia menjawab "Dari hasil pemilu nan lalulah engku.."
Ada-ada saja kawan kami nan seorang ini, disinipun jumlah orang Minangkabau nan 20% itu lumayan banyak. Namun bukan itu nan hendak kami kisahkan.
Pada Sabtu malam tatkala melihat kabar-kabar dari kampung tampak oleh kami satu foto (lebih tepatnya 3 buah foto) perihal keadaan di kampung. Menurut kabar nan kami dapatkan bahwa semenjak petang Jum'at hujan lebat melanda kampung kita dan terus berlanjut hingga Sabtu. Hal ini meakibatkan terjadinya genangan air pada beberapa tempat di kawasan sekitar kampung kita.
[caption id="attachment_1681" align="alignleft" width="225"] Simpang Kacang arah ke Pandan[/caption]
Pematang sawah tak lagi tampak, sudah serupa danau saja hamparan sawah itu. Jalan-jalan digenangi sehingga orang-orang menyebutnya dengan banjir. Halaman rumah dan berbagai bangunan tergenangi.
Namun agaknya hal demikian kami tengok hanya pada nagari di sekitar nagari kita saja. Entahlah dengan Nagari Kamang (apakah karena belum ada menampilkan foto genangan air di kampung kita?), adakah digenangi jua?
Walau hujan telah lebat turun, air banyak menggenangi di sana-sini, ada satu nan tak berobah. Kabut Asap masih seperti sedia kala, sungguh konsisten asap ini, sungguh hebat ia. Entah bila orang kampung kita akan terbebas dari kepungan asap, entah bila orang kampung kita akan melihat langit biru kembali? Entah Bila.
"Bila-bila sajalah..." kata Si Jokodok santai "Aku ora tau.." sambungnya
[caption id="attachment_1679" align="aligncenter" width="300"] Bekas genangan air kemarin[/caption]
[caption id="attachment_1678" align="alignnone" width="300"] Air nan masih menggenangi beberapa petak sawah[/caption]
Foto-foto oleh:
Apa nan engku, rangkayo, serta encik kerjakan pada petang Sabtu - malam Ahad? Beragam tentunya, kami tiada tahu betul dengan kebiasaan masing-masing engku, rangkayo, serta encik sekalian. Semoga bagi engku muda dan encik nan masih muda tak terpengaruh dengan Budaya Jahiliyah, berzinah di malam Ahad. Zinah dapat saja berupa zinah mata, zinah tangan, zinah hati, zinah lain-lain sampai pada zinah kelamin.
Salah satu kebiasaan kami ialah membuka fesbuk dan membaca kabar berita dari engku, rangkayo, serta encik sekalian nan terpampang dengan baik sangat pada dinding fesbuk kami. Ada beragam macam nan kami tengok, mulai dari pemimpin republik ini tercinta nan sebagiankecil dari kita dahulu memilihnya. Terkenang kami dengan seloroh seorang kawan "Orang Minangkabau itu cerdik dan pintar engku, namun hanya 80% saja, nan 20% lebihnya pandir bin bengak..!"
[caption id="attachment_1682" align="alignright" width="225"] Simpang Kacang arah ke Pandan[/caption]
"Dari mana engku tahu..??" tanya kami heran.
Dengan tersenyum jahil ia menjawab "Dari hasil pemilu nan lalulah engku.."
Ada-ada saja kawan kami nan seorang ini, disinipun jumlah orang Minangkabau nan 20% itu lumayan banyak. Namun bukan itu nan hendak kami kisahkan.
Pada Sabtu malam tatkala melihat kabar-kabar dari kampung tampak oleh kami satu foto (lebih tepatnya 3 buah foto) perihal keadaan di kampung. Menurut kabar nan kami dapatkan bahwa semenjak petang Jum'at hujan lebat melanda kampung kita dan terus berlanjut hingga Sabtu. Hal ini meakibatkan terjadinya genangan air pada beberapa tempat di kawasan sekitar kampung kita.
[caption id="attachment_1681" align="alignleft" width="225"] Simpang Kacang arah ke Pandan[/caption]
Pematang sawah tak lagi tampak, sudah serupa danau saja hamparan sawah itu. Jalan-jalan digenangi sehingga orang-orang menyebutnya dengan banjir. Halaman rumah dan berbagai bangunan tergenangi.
Namun agaknya hal demikian kami tengok hanya pada nagari di sekitar nagari kita saja. Entahlah dengan Nagari Kamang (apakah karena belum ada menampilkan foto genangan air di kampung kita?), adakah digenangi jua?
Walau hujan telah lebat turun, air banyak menggenangi di sana-sini, ada satu nan tak berobah. Kabut Asap masih seperti sedia kala, sungguh konsisten asap ini, sungguh hebat ia. Entah bila orang kampung kita akan terbebas dari kepungan asap, entah bila orang kampung kita akan melihat langit biru kembali? Entah Bila.
"Bila-bila sajalah..." kata Si Jokodok santai "Aku ora tau.." sambungnya
Keadaan pada hari Ahad tanggal 18 Oktober 2015
[caption id="attachment_1679" align="aligncenter" width="300"] Bekas genangan air kemarin[/caption]
[caption id="attachment_1678" align="alignnone" width="300"] Air nan masih menggenangi beberapa petak sawah[/caption]
Foto-foto oleh:
- Yanti Iyan: https://www.facebook.com/profile.php?id=100005596067287&fref=ts
- Sang Thonton: https://www.facebook.com/thothon
asap nan tangkar...
BalasHapuskalau boleh tahu artinya apa ya...
saya belum tahu bahasa itu artinya apa? :( belum paham...
Tangkar, bhs tersebut ialah plesetan yg sebenarnya dalam B.Minangkabau ialah "Tangka" artinya keras kepala atau bandel.. :-)
BalasHapus