Langsung ke konten utama

Kamang Dalam Lintasan Sejarah Perjuangan_7

Tulisan ini merupakan bagian ketujuh dari Buku: Kamang Dalam Lintasan Sejarah Perjuangan  nan dibuat oleh orang kampung kita sekitar 20 tahun nan silam. Kalau kami tiada salah almarhum Engku Haji Nasrullah bersama Engku Haji Adnan gelar St. Samiak ikut dalam tim pembuat buku ini. Mohon engku, rangkayo, serta encik sekalian nan mengetahui perihal buku ini membantu kami. Postingan ini kami bagi kepada beberapa bagian, semoga menambah pengetahuan kita semua perihal kampung nan teramat dicintai ini..


LAMPIRAN V


Perang Kamang 1908 Menurut Kacamata


Inyiak Kari Mudo Pelaku Sejarah


    


joho&kntr camatMiral Manan pada tahun 1950 pernah berdialog dengan kakeknya Abd. Wahid gelar Kari Mudo, pelaku sejarah dalam peristiwa Perang Kamang 1908. Tulisan berikut adalah kutipan dari dialog tersebut :






























Miral Manan:Baa mangko sabagak tubana Inyiak Aki, jo kanti-kanti Inyiak Aki malawan Ulando baparang, sadangkan Ulando tu sardadunyo banyak, babadia pulo lai, di Inyiak Aki a nan lai. Sudahlah awak sakaciak, indak babadia, sanjato indak labiah dari ruduh jo lambiang, ba atu Inyiak Aki ?
Dengan tegas beliau menjawab
Wahid Kari Mudo:Aa jano ang, Ang sangko bodoh bana Inyiak ang ko, bahaso Ulando tu banyak, babadia, basardadu, kok abih bana nan datang ka Kamang tu, di Bukittinggi, di Padang, di Jawa bagai nan katibo. Itu sabab no mangko nan kami suruah pai parangtu, nan di tak akik i, nan alun babinyi, malah sabalun pai parang, baasiangkan kain kapan no taro. Baitu padekno ati nan mudo-mudo saisuak. Tapi, nan sabana mungkasuik Inyiak ang ko aa? Lai jaleh di ang?. Kamaninggakan jajak untuak kalian. Mamancangkan tando nan mangecekkan ka kalian bahaso kami lai indak namuah sen doh dijajah Ulando kapia tu. Bautang kami kakalian dari dunia sampai ka akhirat, kalau kami indak maninggakan jajak nan ka kalian turuik kan. Kini kan lah tampak di ang, indak sio-sio jajak nan kami tinggakan tu doh. Lah satotoh kasadono sa Indonesia no pamuda bangkik. Alah tausia Ulando tu, lah merdeka awak kini, Baa diang tu ?.
Miral Manan:Iyo pulo tu iah Nyiak Aki. Lai indak sio-sio Inyiak Aki tabuang doh.
Wahid Kari Mudo:Indak iyo pulo doh. Iyo bana. Iyo bana !

TERJEMAHAN DALAM BAHASA INDONESIA.





























Miral Manan:Mengapa kakek dan kawan-kawan begitu berani berperang dengan Belanda, pada hal Belanda itu mempunyai banyak tentara dan bersenjata lengkap. Kakek hanya punya kalewang dan tombak. Bagai mana pendapat kakek ?
Dengan tegas beliau menjawab
Wahid Kari Mudo:Apa katamu? Kamu anggap Kakekmu ini bodoh betul. Kakek tahu bahwa serdadu Belanda itu banyak, punya senjata lengkap. Kalaupun habis datang ke Kamang, di Bukittinggi, di Padang, di Jawa masih banyak lagi yang akan di kerahkannya. Itulah sebabnya, maka yang kami suruh berperang itu, di utamakan yang belum bekeluarga, bahkan sebelum mereka berangkat, telah disediakan kain kafannya. Demikianlah keberanian pemuda tempo dulu. Maksud kakek berperang itu, ialah memberi tahukan kepada kalian, bahwa Belanda itu harus dilawan, sekaligus memberi tahu bahwa kami tidak mau dijajah oleh Belanda kafir itu. Ini merupakan kewajiban kami. Sekarang sudah kamu lihat. Perjuangan kami tidak sia-sia. Seluruh bangsa Indonesia telah bangkit. Belanda sudah dapat diusir. Indonesia sekarang sudah merdeka. Bagai mana pendapatmu mengenaihal ini ?
Miral Manan:Betul juga , ya kek. Tidak percuma kakek , terbuang.
Wahid Kari Mudo:Bukan betul juga (tetapi). Betul sungguh – sungguh ! Betul sungguh – sungguh.

*) Miral Manan cucu A. Wahid Kari Mudo. Mantan Secretaris Bupati Militer Agam, Sekretaris Bupati Agam,Staf Gubenur Sumatera Barat.


_____________ bersambung

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Katam Kaji

[caption id="attachment_779" align="alignright" width="300"] Salah satu gambar yang kami dapat dari kampung[/caption] Terdengar oleh kami telah tiba pula musim Katam Kaji [1] di kampung kita. Pada hari Ahad yang dahulu (22 Juni 2013) kami dengar kalau orang di Surau Tapi yang ba arak-arak. [2] Kemudian pada hari Kamis yang lalu (27 Juni 2013) tiba pula giliran orang Joho dan sekarang hari Ahad (30 Juni 2013) merupakan tipak [3] orang Koto Panjang yang berarak-arak. Memanglah pada pekan-pekan ini merupakan pekan libur sekolah bagi anak-anak sekolah. Telah menerima rapor mereka. Memanglah serupa itu dari dahulu bahwa Katam Kaji dilaksanakan oleh orang kampung kita disaat libur sekolah. Namun ada juga yang berlainan, seperti orang Dalam Koto yang akan melaksanakan selepas Hari rayo Gadang [4] dan Orang Taluak yang kabarnya akan mengadakan selepas Hari Raya Haji . [5] Kami tak pula begitu jelas pertimbangan dari kedua kampung tersebut. Mungkin engku dan

29. Tata Upacara Adat Minangkabau: Upacara Batagak Pangulu

UPACARA BATAGAK PANGULU Salah satu upacara atau alek ( ceremony ) adat Minangkabau yang paling sakral yang mendapatkan perhatian dan perlakukan khsus adalah Batagak Pangulu atau ada juga yang menyebutnya Batagak Gala .  Upacara ini merupakan peristiwa pentasbihan dan pengambilan atau pengucapan sumpah serta janji seorang Pangulu pada saat ia diangkat dan dinobatkan sebagai pemimpin kaum yang bergelar Datuak. Upacara adat ini sesuai dengan ajaran Islam sebagaimana firman Allah mengingatkan: Sesungguhnyan orang-orang yang menukar janji ( nya dengan Allah ) dan sumpah-sumpah mereka dengan harga yang sedikit maka mereka itu tidak mendapat bahagian dari ( pahala ) di akhirat, dan Allah tidak akan berkata-kata dengan mereka dan tidak akan melihat kepada mereka pada hari kahirat dan tidak ( pula ) akan menyucikan mereka. Bagi mereka adalah azab yang pedih (QS:3:77). Pada bagian lain Allah juga mengingatkan: “ Dan janganlah kamu mengikuti orang yang selalu bersumpah, lagi yang hina ” (QS 6

Luak Gadang & Luak Kaciak

Luak , begitu sebagian orang Minang menyebutnya. Atau orang sekarang lebih mengenalnya dengan sebutan sumua atau sumur. Luak adalah sumber untuk mengambil air bagi sekalian orang, sebelum dikenalnya sistim penyaluran air oleh PDAM (Perusahaan Daerah Air Minum) sekarang. Pada masa sekarang, hampir sekalian rumah di Kamang memiliki luak namun tidak demikian pada masa dahulu. Dahulu luak hanya dimiliki oleh sebagian keluarga dan itupun tidak berada di dekat rumah melainkan agak jauh dari rumah. sehingga menyebabkan untuk mengambil air orang-orang harus berjalan agak jauh. [caption id="attachment_749" align="alignleft" width="300"] Luak Gadang[/caption] Adalah Kampuang Lubuak sebuah kampung di Jorong Nan Tujuah di Kamang. Kampung ini memiliki luak kampung yang bernama Luak Gadang dan Luak Kaciak. Kedua luak ini memiliki kegunaan (fungsi) yang berbeda. Luak Gadang berguna untuk mencuci dan mandi sedangkan Luak Kaciak berguna untuk mengambil air minum