Kata Pengantar
Para pecinta budaya dan adat Minangkabau yang arif lagi bijaksana. Setiap daerah mempunyai ciri khas masing-masing, ciri khas tersebut merupakan budaya daerah yang tidak boleh hilang. Diantara budaya anak Minangkabau itu ada yang berupa makanan, pakaian, kaba (cerita), randai, dan juga kesenian.
Dalam rangka pelestarian budaya Minangkabau tersebut, penulis mencoba menulis sebuah karya berupa cerita randai yang berjudul HARIMAU NAN SALAPAN. Cerita randai ini diangkat dari kisah perjuangan pahlawan-pahlawan Minangkabau menegakkan kebenaran yang terkenal dengan peristiwa Perang Paderi.
Berawal dari kembalinya tiga orang Haji dari Mekah yang mengadakan pembaharuan di Minangkabau yaitu Haji Miskin dari Pandai Sikek Luhak Agam, Haji Muhammad Arif dari Sumaniak Luhak Tanah Data, dan Haji Abdurrahman dari Piobang Luhak Limo Puluah Koto. Karena hebatnya pembaharuan yang mereka lancarkan terutama di Luhak Agam, sebahagian mereka dijuluki dengan Harimau nan Salapan.
Tokoh-tokoh Harimau nan Salapan itu adalah:
1. Tuanku nan Renceh dari Bansa
2. Tuanku Bajangguk Hitam dari Taluak Kamang
3. Tuanku Pasia dari Pasia Kamang
4. Tuanku di Kubu Sanang
5. Tuanku di Ladang Laweh
6. Tuanku di Padang Lua
7. Tuanku di Galuang
8. Tuanku di Koto Ambalau
9. Tuanku di Lubuak Aua
10. Tuanku di Mansiangan
Dari selentingan kisah perjuangan Kaum Paderi ini yang dikemas dalam bentuk Cerita Randai, penulis berharap kiranya dapat membangkitkan kembali semangat kepahlawanan generasi muda kita dalam membela yang benar yaitu Adat Basandi Syara’, Syara’ Basandi Kitabullah.
Atas bantuan dari semua fihak untuk tercapainya maksud ini, penulis mengucapkan terimakasih.
Wabillahit taufiq wal Hidayah, Wassalamu’alaikum Warahmatullah..
Rawang, Desember 2014
Penulis
Suardi Dt. Junjuangan
Komentar
Posting Komentar