Langsung ke konten utama

Monografi Nagari Kamang 1980_1

PENGANTAR KATA DARI PANITIA SEKSI MONOGRAPI


 Untuk melangkapi persyaratan dalam rangka mengikuti Lomba Desa, dimana setiap Nagari yang ikut serta berpartisipasi secara aktif, harus membuat/ menyusun Monograpi Nagari/ Desanya.


Maka untuk itu pada rapat bersama yang diadakan pada tanggal Mei 1980 dalam rangka menghadapi Loma Desa tahun ini (1980) antara Pemuka-pemuka Masyarakat/Unsus/Potensi-potensi yang ada dalam masyarakat Kamang Hilir bersama dengan Pejabat Utama Kecamatan Tilatang Kamang dibentuklah Panitia Lomba Desa lengkap dengan seksi-seksi. Antara lain Seksi Monograpi dibebankan kepada kami, dengan susunannya sebagai tersebut pada halaman berikutnya.


Kami akui bahwa untuk menyusun satu monograpi Nagari yang lengkap istimewa lagi dalam waktu yang relatif singkat, memang pekerjaan yang berat mengingat bahwa bahan data-data yang dipergunakan harus dikumpulkan dari semua pihak. Namun demikian kami dengan usaha yang maksimal mungkin menjangkau apa yang dapat dicapai, terutama mengenai urai umum yang menyangkut keadaan Sosial Budaya Adat Istiadat dan lain-lain yang tidak pernah ada secara tertulis, tetapi hanya dapat diperoleh dengan menanyakan kepada orang tua-tua yang pada sebelumnya juga diperoleh dari tua-tua (kata-kata/ tutur) yang dipeteri pula dari orang-orang tua dahulunya, sebagai kata-kata pepatah.


Birek-birek tabang ka sasak
Dari sasak ka halaman
Dari ninie turun ka mamak
Dari mamak
turun ka kamanakan


Dengan langsung berdialog dengan orang tuo-tuo yang masih ada dan dengan ninik mamak/ pemangku adat, panitia akhirnya dapat menyusun monograpi ini sebagaimana adanya sekarang. Selain untuk melengkapi persyaratan sebagai tersebut diatas, juga kami persembahkan kepada segenap lapisan masyarakat Nagari Kamang dimanapun berada.


Kami menyadari bahwa apa yang kami sajikan dalam monograpi ini belum dapat dikatakan sempurna sehingga belum melepaskan haus bagi masyarakat Nagari Kamang yang ingin dengan pengetahuan yang lengkap tentang Nagari tempat kelahirannya. Justru dengan demikian kami menerapkan penelitian-penelitian dan kritik-kritik baik yang berdasarkan fakta-fakta nyata sehingga monograpi ini dapat disusun sebaik-baiknya dan sesempurnanya sehingga manfaatnya dapat dirasakan oleh segenap lapisan masyarakat Nagari Kamang khususnya dan bagi Pemerintah pada umumnya dalam membimbing dna memimpin rakyat Nagari Kamang dalam rangka ikut serta secara aktif melaksanakan pembangunan demi setahap.


Akhirnya kami menyampaikan mohon maaf atas segala kesalahan dan kekhilafan disana sisi yang terdapat dalam penyusunan monograpi ini.


Hilirkan sawah ke Bulaan-Mudikkan sawah ke muaro
Kok Banyak sirieh di Pakan – Sadi iko dalam carano


KAMANG,  Mei 1980
PANITIA SEKSI MONOGRAPI
Ketua


(A. DT. RAJO MARAH )

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Katam Kaji

[caption id="attachment_779" align="alignright" width="300"] Salah satu gambar yang kami dapat dari kampung[/caption] Terdengar oleh kami telah tiba pula musim Katam Kaji [1] di kampung kita. Pada hari Ahad yang dahulu (22 Juni 2013) kami dengar kalau orang di Surau Tapi yang ba arak-arak. [2] Kemudian pada hari Kamis yang lalu (27 Juni 2013) tiba pula giliran orang Joho dan sekarang hari Ahad (30 Juni 2013) merupakan tipak [3] orang Koto Panjang yang berarak-arak. Memanglah pada pekan-pekan ini merupakan pekan libur sekolah bagi anak-anak sekolah. Telah menerima rapor mereka. Memanglah serupa itu dari dahulu bahwa Katam Kaji dilaksanakan oleh orang kampung kita disaat libur sekolah. Namun ada juga yang berlainan, seperti orang Dalam Koto yang akan melaksanakan selepas Hari rayo Gadang [4] dan Orang Taluak yang kabarnya akan mengadakan selepas Hari Raya Haji . [5] Kami tak pula begitu jelas pertimbangan dari kedua kampung tersebut. Mungkin engku dan

29. Tata Upacara Adat Minangkabau: Upacara Batagak Pangulu

UPACARA BATAGAK PANGULU Salah satu upacara atau alek ( ceremony ) adat Minangkabau yang paling sakral yang mendapatkan perhatian dan perlakukan khsus adalah Batagak Pangulu atau ada juga yang menyebutnya Batagak Gala .  Upacara ini merupakan peristiwa pentasbihan dan pengambilan atau pengucapan sumpah serta janji seorang Pangulu pada saat ia diangkat dan dinobatkan sebagai pemimpin kaum yang bergelar Datuak. Upacara adat ini sesuai dengan ajaran Islam sebagaimana firman Allah mengingatkan: Sesungguhnyan orang-orang yang menukar janji ( nya dengan Allah ) dan sumpah-sumpah mereka dengan harga yang sedikit maka mereka itu tidak mendapat bahagian dari ( pahala ) di akhirat, dan Allah tidak akan berkata-kata dengan mereka dan tidak akan melihat kepada mereka pada hari kahirat dan tidak ( pula ) akan menyucikan mereka. Bagi mereka adalah azab yang pedih (QS:3:77). Pada bagian lain Allah juga mengingatkan: “ Dan janganlah kamu mengikuti orang yang selalu bersumpah, lagi yang hina ” (QS 6

Luak Gadang & Luak Kaciak

Luak , begitu sebagian orang Minang menyebutnya. Atau orang sekarang lebih mengenalnya dengan sebutan sumua atau sumur. Luak adalah sumber untuk mengambil air bagi sekalian orang, sebelum dikenalnya sistim penyaluran air oleh PDAM (Perusahaan Daerah Air Minum) sekarang. Pada masa sekarang, hampir sekalian rumah di Kamang memiliki luak namun tidak demikian pada masa dahulu. Dahulu luak hanya dimiliki oleh sebagian keluarga dan itupun tidak berada di dekat rumah melainkan agak jauh dari rumah. sehingga menyebabkan untuk mengambil air orang-orang harus berjalan agak jauh. [caption id="attachment_749" align="alignleft" width="300"] Luak Gadang[/caption] Adalah Kampuang Lubuak sebuah kampung di Jorong Nan Tujuah di Kamang. Kampung ini memiliki luak kampung yang bernama Luak Gadang dan Luak Kaciak. Kedua luak ini memiliki kegunaan (fungsi) yang berbeda. Luak Gadang berguna untuk mencuci dan mandi sedangkan Luak Kaciak berguna untuk mengambil air minum