Langsung ke konten utama

Monografi Nagari Kamang 1980_5

BAB I


PENDAHULUAN


A. SECARA RINGKAS NAGARI KAMANG

Dengan izin dan Rahmat Allah SWT, Tuhan Yang Maha Esa dan Kuasa, maka dicoba menyusun monografi ini sesuai dengan kemampuan yang dimiliki, dengan niat yang ikhlas semoga ada faedahnya bagi penduduk nagari Kamang sendiri terutama juga bagi siapa yang memerlukannya. Tidak ketinggalan bagi aparat Pemerintahan guna dapat dijadikan pedoman dalam melaksanakan Pembangunan Nagari dimasa sekarang maupun dimasa-masa masyarakat mendatang demi mencapai cita-cita Proklamasi dan Undang-undang Dasar 1945 yakni yang aman adil dan makmur lahir bathin serta mendapat ridha Allah Subhanahu Wa Taala.


Sebagai mana diketahui setiap keluarga, kelompok keluarga, pasukuan, kampung, desa dan nagari yang ada di Minangkabau bahkan dikulit bumi ini, mustahil tidak akan mempunyai sejarah, asal-usulnya dna nama-nama daerah kekuasaan dan pemerintahan dna lingkungan daerah hukumnya dari atasnya.


Demikian pula halnya dengan Nagari Kamang berikut dengan asal usul dan perkembangan penduduknya, lingkungan masyarakatnya, baik sosial politik, sosial ekonomi, sosial budayanya sampai sekarang.


Menyusun monografi nagari ini begitupun sejarahnya, adalah suatu pekerjaan yang cukup berat, antara lain disebabkan tidak adanya catatan-catatan sejarah nagari yang tertulis, malah dikumpulkan dan disusun berdasarkan peninggalan tetua (tutur) dari orang tuo-tuo, dari nenek turun ke mamak, dari mamak turun ke kemenanakan, dan kepada perorangan-perorangan yang ingin tahu dan mengetahui persoalan, demikian halnya semenjak nenek moyang orang kamang pendatang pertama dan penghuni pertama nagari Kamang ini.


Kepada generasi penerus, cendikiawan yang menyatakan dirinya “Orang Kamang” atau penduduk asli nagari Kamang, dihimbau hendaknya merasakan suatu kewajiban pokok baginya untuk lebih menyempurnakan Tambo Nagari Kamang dengan jalan menggali timbunan-timbunan sejarah nagari, sehingga diperdapat nanti kesempurnaan yang diharapkan dan kiranya kiranya yang disusun dalam monografi akan dapat dijadikan bahan.


Namun kita yang hidup di generasi sekarang ini dalam usaha pengumpulan data-data dan fakta-fakta Tambo nagari Kamang ini mempunyai keyakinan penuh akan kebenaran data-data dan fakta-fakta itu serta membandingkan dengan apa yang dituturkan nenek kepada mamak terus kepada kemenakan-kemenakan, banyak sekali mengandung kebenarannya dan pepatah mengatakan :


Bajajak bak bakiak, 
Basuriah bak sipasin,
Tatukuik jajak mandaki,
Tasindorong Jajak Manurun,
Dakek buliah dikakokaan,
Jauah buliah ditunjuakan.


Berdasarkan “Jajak dan Suriah” itulah diusahakan menyusun Tambo, sejarah atau monografi nagari Kamang ini, serta berpedoman pula Tambo Nagari Aur Parumahan (Nama-nama nagari yang ditentukan oleh Belanda, Penukari nama Kamang) Onderdistrit Kamang, District Tilatang yang diperbuat oleh penghulu Kepala Datuak Marajo/ Kerapatan Nagari pada tanggal 21 Agustus 1915, sesudah Perang Kamang.


Nagari Kamang adalah bagian dari administratif Kecamatan Tilatang Kamang sekarang, daerah ini tingkat II Agam Sumatera Barat pada umumnya dan Minangkabau pada khususnya yang tidak dapat dipisahkan dari suatu keistimewaan adat istiadatnya yang tak lapuak dek hujan dan yang tak lekang di panas.


Sejarah sepintas kilas akan diketengahkan disini asal usul Nagari Kamang.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Katam Kaji

[caption id="attachment_779" align="alignright" width="300"] Salah satu gambar yang kami dapat dari kampung[/caption] Terdengar oleh kami telah tiba pula musim Katam Kaji [1] di kampung kita. Pada hari Ahad yang dahulu (22 Juni 2013) kami dengar kalau orang di Surau Tapi yang ba arak-arak. [2] Kemudian pada hari Kamis yang lalu (27 Juni 2013) tiba pula giliran orang Joho dan sekarang hari Ahad (30 Juni 2013) merupakan tipak [3] orang Koto Panjang yang berarak-arak. Memanglah pada pekan-pekan ini merupakan pekan libur sekolah bagi anak-anak sekolah. Telah menerima rapor mereka. Memanglah serupa itu dari dahulu bahwa Katam Kaji dilaksanakan oleh orang kampung kita disaat libur sekolah. Namun ada juga yang berlainan, seperti orang Dalam Koto yang akan melaksanakan selepas Hari rayo Gadang [4] dan Orang Taluak yang kabarnya akan mengadakan selepas Hari Raya Haji . [5] Kami tak pula begitu jelas pertimbangan dari kedua kampung tersebut. Mungkin engku dan

29. Tata Upacara Adat Minangkabau: Upacara Batagak Pangulu

UPACARA BATAGAK PANGULU Salah satu upacara atau alek ( ceremony ) adat Minangkabau yang paling sakral yang mendapatkan perhatian dan perlakukan khsus adalah Batagak Pangulu atau ada juga yang menyebutnya Batagak Gala .  Upacara ini merupakan peristiwa pentasbihan dan pengambilan atau pengucapan sumpah serta janji seorang Pangulu pada saat ia diangkat dan dinobatkan sebagai pemimpin kaum yang bergelar Datuak. Upacara adat ini sesuai dengan ajaran Islam sebagaimana firman Allah mengingatkan: Sesungguhnyan orang-orang yang menukar janji ( nya dengan Allah ) dan sumpah-sumpah mereka dengan harga yang sedikit maka mereka itu tidak mendapat bahagian dari ( pahala ) di akhirat, dan Allah tidak akan berkata-kata dengan mereka dan tidak akan melihat kepada mereka pada hari kahirat dan tidak ( pula ) akan menyucikan mereka. Bagi mereka adalah azab yang pedih (QS:3:77). Pada bagian lain Allah juga mengingatkan: “ Dan janganlah kamu mengikuti orang yang selalu bersumpah, lagi yang hina ” (QS 6

Luak Gadang & Luak Kaciak

Luak , begitu sebagian orang Minang menyebutnya. Atau orang sekarang lebih mengenalnya dengan sebutan sumua atau sumur. Luak adalah sumber untuk mengambil air bagi sekalian orang, sebelum dikenalnya sistim penyaluran air oleh PDAM (Perusahaan Daerah Air Minum) sekarang. Pada masa sekarang, hampir sekalian rumah di Kamang memiliki luak namun tidak demikian pada masa dahulu. Dahulu luak hanya dimiliki oleh sebagian keluarga dan itupun tidak berada di dekat rumah melainkan agak jauh dari rumah. sehingga menyebabkan untuk mengambil air orang-orang harus berjalan agak jauh. [caption id="attachment_749" align="alignleft" width="300"] Luak Gadang[/caption] Adalah Kampuang Lubuak sebuah kampung di Jorong Nan Tujuah di Kamang. Kampung ini memiliki luak kampung yang bernama Luak Gadang dan Luak Kaciak. Kedua luak ini memiliki kegunaan (fungsi) yang berbeda. Luak Gadang berguna untuk mencuci dan mandi sedangkan Luak Kaciak berguna untuk mengambil air minum