Kenagarian Kamang terletak di dataran tinggi Agam, Kecamatan Tiltang Kamang[1] Kabupaten Agam, daerah Tk-I Provinsi Sumatera Barat yang membujur dari Timur ke Barat dari Gurun Capo batas dengan Salo/ Bungo Koto Tuo ke Padang Balian batas Kamang Mudik dengan batas umumnya sebagai berikut :
Barat dengam Kenagarian Kamang Mudik
Timur dengan Kenagarian Bungo Koto Tuo
Utara dengan Bukit Barisan, sebalinya Kabupaten Limo Puluah Koto[2]
Selatan dengan Kenagarian Magek
Jarak Kenagarian Kamang dengan Ibu Kecamatan, Kabupaten dan Propinsi adalah sebagai berikut :
- Ke Ibukota Pekan Kamis lebih kurang 7 1/3 Km[3]
- Ke Ibukota Kabupaten Bukittinggi sekitar 13 Km[4]
- Ke Ibukota Propinsi Sumatera Barat sekitar 103 Km
BENTUK DARATAN
Nagari Kamang merupakan hamparan/ daratan dari Timur ke Barat, hampir seperduanya bagian sebelah utara dari batas nagari Bungo Koto Tuo sampai ke batas nagari Kamang Mudik dilingkari Bukit Barisan.
Pada lereng-lereng Bukit Barisan itu didapati Bukit Gadang di Kampung Guguk Rang Pisang, Bukit Gadang di Kampung Binu, Batu Bajak di Kampung Solok. Batu Bajak ini merupakan satu pertanda bagi penduduk Kamang manakala dia kembali dari rantau, jauh-jauh dalam perjalanan pulang ke Kamang, apabila telah sampai di sekitar Agam Tuo telah kelihatan Batu Bajak. Terasa dan menandakan mereka telah sampai di kampung halamannya, begitupun bagi penduduk Agam Tuo pertanda di bawah Batu Bajak itulah terletak Nagari Kamang. Sampai-sampai Batu Bajak itu menjadi rangkaian kata-kata pantun oleh yang muda-muda, yang bunyinya :
Batu Bajak Tarusan (lurusan) Kamang
Tampak nan dari Pintu Koto
Jolong diojok lah tagamang
Sanan badan mako batambah bedo
Gunung Aru terletak antara kampung Bancah dan Batu Baragung, Tanah Gunung Aru ini kemerah-merahan tua. Menurut dongeng orang tua-tua dahulunya disana ada emas sebesar kuda kalau diolah dapat dijadikan daerah pariwisata yang baik. Sewaktu Perang Kemerdekaan tahun 1949 diatas bukit/ Gunung Aru ini ditempatkan sebuah senjata berat A.C atau meriam 12,7 untuk mendeking[5] markas K.P.A yang bertempat di Batu Baragung. Juga di bawah Bukit Aru ini terletak jembatan tanah panyurek yang dihancurkan pada ketika itu demi pertahanan keamanan K.P.A (Komandao Pertempuran Agam) yang sampai sekarang masih belum diganti.[6]
Berikut ada lagi Bukit Panjang dan Bukit Cegek terletak antara Kampung Batu Baraguang dengan Babukit dikampung Dalam Koto. Bukit Panjang dan Bukit Cegek tempat menamam tembakau oleh penduduk. Tembakau produksi Bukit Cegek ini terkenal di daerah Agam. Perbukitan ini sangat ideal dan baik sekali untuk berburu babi yang menjadi permainan tradisional bagi penduduk, suatu tempat yang diidam-idamkan oleh para penggemar buru babi di Sumatera Barat.
Bahwa Bukit-bukit Barisan yang melingkari sebagian Nagari Kamang ini, kalau dioleh sesuai dengan kemajuan zaman sekarang ini akan dapat dimanfaatkan diantara lain :
- Tempat penanaman tanaman ekspor utama sekali, seperti kopi
- Daerah pariwisata dengan kebun angrek di Bukit Baka dan Kolam Ikan, dan tempat pemandian dan sumber air bersih di Guguk Rang Pisang karena disana ada sumber air dari hutan.
Dengan memanfaatkan uang BANDES 1978/1979 penduduk kampung Guguk Rang Pisang telah memulai usaha ke arah pembangunan sumber air bersih, sudah dua buah bak air disiapkan dan pemasangan pipa air sebanyak 23 (dua puluh tiga) buah, a. 6 meter tambah 126 meter.
- Tempat pemeliharaan dan pengembalaan sapi, kerbau dan biri-biri seperti pada Bukit Cegek dan Bukit Panjang, Gunung Aru, sekaligus tempat daerah pariwisata dan tempat perburuan babi.
- Pintu Batu dan Bukit Monggok dapat pula dijadikan tempat pariwisata.
- Ngalau Tuanku Bulaan di Binu dan berikut Batu Manjulang (Bajolang) dapat pula dijadikan tempat pariwisata.
Luas kenagarian Kamang seluruhnya termasuk dengan rimba/ hutan perorangan, ulayat, nagari dan negara adalah sebagai berikut :
Luas hutan seluruhnya : 1.502 Ha
- Hutan : 900 Ha
- Sawah : 350 Ha
- Ladang : 150 Ha
- Perumahan/Pekarangan : 102 Ha
Nagari Kamang ini ketinggiannya lebih kurang 950 meter dari permukaan laut, tanah subur untuk daerah pertanian.
_____________________________________
Catatan Kaki:
[1] Sekarang berada dalam wilayah Kecamatan Kamang Magek
[2] Aslinya ditulis Kabupaten 50 Kota, kami mengeditnya menjadi Limo Puluah Koto. Hal ini karena banyak orang sekarang nan khilaf menyamakan [koto] dengan [kota]. Nan kedua ialah apabila ditulis angka saja maka orang akan menyebut dengan beragam. Bagi orang nan kemoderen-moderenan akan menyebut [Lima Puluh] sedangkan bagi orang kampung serupa kami ini akan menyebut [Limo Puluah]. Dengan meminta maaf sebelumnya kepada sidang pembaca, pelafadzan cara kami (kampung)lah nan benar, sesuai dengan kebudayaan kita orang Minangkabau.
[3] Ibu kota Kecamatan Tilatang Kamang ialah Pekan Kamis
[4] Ibu kota Kabupaten Agam dahulunya ialah Kota Bukit Tinggi. Kemudian sekitar pertengahan tahun 1980-an, ibu kota kabupaten dipindahkan ke Lubuk Basung
[5] Mendukung, melindungi
[6] Sekarang jambatan tersebut telah diganti
Komentar
Posting Komentar