Langsung ke konten utama

Monografi Nagari Kamang 1980_8

LETAK

Kenagarian Kamang terletak di dataran tinggi Agam, Kecamatan Tiltang Kamang[1] Kabupaten Agam, daerah Tk-I Provinsi Sumatera Barat yang membujur dari Timur ke Barat dari Gurun Capo batas dengan Salo/ Bungo Koto Tuo ke Padang Balian batas Kamang Mudik dengan batas umumnya sebagai berikut :


Barat dengam Kenagarian Kamang Mudik
Timur dengan Kenagarian Bungo Koto Tuo
Utara dengan Bukit Barisan, sebalinya Kabupaten Limo Puluah Koto[2]
Selatan dengan Kenagarian Magek


Jarak Kenagarian Kamang dengan Ibu Kecamatan, Kabupaten dan Propinsi adalah sebagai berikut :




  1. Ke Ibukota Pekan Kamis lebih kurang 7 1/3 Km[3]

  2. Ke Ibukota Kabupaten Bukittinggi sekitar 13 Km[4]

  3. Ke Ibukota Propinsi Sumatera Barat sekitar 103 Km



 BENTUK DARATAN


Nagari Kamang merupakan hamparan/ daratan dari Timur ke Barat, hampir seperduanya bagian sebelah utara dari batas nagari Bungo Koto Tuo sampai ke batas nagari Kamang Mudik dilingkari Bukit Barisan.


Pada lereng-lereng Bukit Barisan itu didapati Bukit Gadang di Kampung Guguk Rang Pisang, Bukit Gadang di Kampung Binu, Batu Bajak di Kampung Solok. Batu Bajak ini merupakan satu pertanda bagi penduduk Kamang manakala dia kembali dari rantau, jauh-jauh dalam perjalanan pulang ke Kamang, apabila telah sampai di sekitar Agam Tuo telah kelihatan Batu Bajak. Terasa dan menandakan mereka telah sampai di kampung halamannya, begitupun bagi penduduk Agam Tuo pertanda di bawah Batu Bajak itulah terletak Nagari Kamang. Sampai-sampai Batu Bajak itu menjadi rangkaian kata-kata pantun oleh yang muda-muda, yang bunyinya :


Batu Bajak Tarusan (lurusan) Kamang
Tampak nan dari Pintu Koto
Jolong diojok lah tagamang
Sanan badan mako batambah bedo


Gunung Aru terletak antara kampung Bancah dan Batu Baragung, Tanah Gunung Aru ini kemerah-merahan tua. Menurut dongeng orang tua-tua dahulunya disana ada emas sebesar kuda kalau diolah dapat dijadikan daerah pariwisata yang baik. Sewaktu Perang Kemerdekaan tahun 1949 diatas bukit/ Gunung Aru ini ditempatkan sebuah senjata berat A.C atau meriam 12,7 untuk mendeking[5] markas K.P.A yang bertempat di Batu Baragung. Juga di bawah Bukit Aru ini terletak jembatan tanah panyurek yang dihancurkan pada ketika itu demi pertahanan keamanan K.P.A (Komandao Pertempuran Agam) yang sampai sekarang masih belum diganti.[6]


Berikut ada lagi Bukit Panjang dan Bukit Cegek terletak antara Kampung Batu Baraguang dengan Babukit dikampung Dalam Koto. Bukit Panjang dan Bukit Cegek tempat menamam tembakau oleh penduduk. Tembakau produksi Bukit Cegek ini terkenal di daerah Agam. Perbukitan ini sangat ideal dan baik sekali untuk berburu babi yang menjadi permainan tradisional bagi penduduk, suatu tempat yang diidam-idamkan oleh para penggemar buru babi di Sumatera Barat.


Bahwa Bukit-bukit Barisan yang melingkari sebagian Nagari Kamang ini, kalau dioleh sesuai dengan kemajuan zaman sekarang ini akan dapat dimanfaatkan diantara lain :




  1. Tempat penanaman tanaman ekspor utama sekali, seperti kopi

  2. Daerah pariwisata dengan kebun angrek di Bukit Baka dan Kolam Ikan, dan tempat pemandian dan sumber air bersih di Guguk Rang Pisang karena disana ada sumber air dari hutan.


Dengan memanfaatkan uang BANDES 1978/1979 penduduk kampung Guguk Rang Pisang telah memulai usaha ke arah pembangunan sumber air bersih, sudah  dua buah bak air disiapkan dan pemasangan pipa air sebanyak 23 (dua puluh tiga) buah, a. 6 meter tambah 126 meter.




  1. Tempat pemeliharaan dan pengembalaan sapi, kerbau dan biri-biri seperti pada Bukit Cegek dan Bukit Panjang, Gunung Aru, sekaligus tempat daerah pariwisata dan tempat perburuan babi.

  2. Pintu Batu dan Bukit Monggok dapat pula dijadikan tempat pariwisata.

  3. Ngalau Tuanku Bulaan di Binu dan berikut Batu Manjulang (Bajolang) dapat pula dijadikan tempat pariwisata.


Luas kenagarian Kamang seluruhnya termasuk dengan rimba/ hutan perorangan, ulayat, nagari dan negara adalah sebagai berikut :


Luas hutan seluruhnya : 1.502 Ha




  1. Hutan : 900 Ha

  2. Sawah : 350 Ha

  3. Ladang : 150 Ha

  4. Perumahan/Pekarangan : 102 Ha


Nagari Kamang ini ketinggiannya lebih kurang 950 meter dari permukaan laut, tanah subur untuk daerah pertanian.


_____________________________________


Catatan Kaki:


[1] Sekarang berada dalam wilayah Kecamatan Kamang Magek


[2] Aslinya ditulis Kabupaten 50 Kota, kami mengeditnya menjadi Limo Puluah Koto. Hal ini karena banyak orang sekarang nan khilaf menyamakan [koto] dengan [kota]. Nan kedua ialah apabila ditulis angka saja maka orang akan menyebut dengan beragam. Bagi orang nan kemoderen-moderenan akan menyebut [Lima Puluh] sedangkan bagi orang kampung serupa kami ini akan menyebut [Limo Puluah]. Dengan meminta maaf sebelumnya kepada sidang pembaca, pelafadzan cara kami (kampung)lah nan benar, sesuai dengan kebudayaan kita orang Minangkabau.


[3] Ibu kota Kecamatan Tilatang Kamang ialah Pekan Kamis


[4] Ibu kota Kabupaten Agam dahulunya ialah Kota Bukit Tinggi. Kemudian sekitar pertengahan tahun 1980-an, ibu kota kabupaten dipindahkan ke Lubuk Basung


[5] Mendukung, melindungi


[6] Sekarang jambatan tersebut telah diganti

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Katam Kaji

[caption id="attachment_779" align="alignright" width="300"] Salah satu gambar yang kami dapat dari kampung[/caption] Terdengar oleh kami telah tiba pula musim Katam Kaji [1] di kampung kita. Pada hari Ahad yang dahulu (22 Juni 2013) kami dengar kalau orang di Surau Tapi yang ba arak-arak. [2] Kemudian pada hari Kamis yang lalu (27 Juni 2013) tiba pula giliran orang Joho dan sekarang hari Ahad (30 Juni 2013) merupakan tipak [3] orang Koto Panjang yang berarak-arak. Memanglah pada pekan-pekan ini merupakan pekan libur sekolah bagi anak-anak sekolah. Telah menerima rapor mereka. Memanglah serupa itu dari dahulu bahwa Katam Kaji dilaksanakan oleh orang kampung kita disaat libur sekolah. Namun ada juga yang berlainan, seperti orang Dalam Koto yang akan melaksanakan selepas Hari rayo Gadang [4] dan Orang Taluak yang kabarnya akan mengadakan selepas Hari Raya Haji . [5] Kami tak pula begitu jelas pertimbangan dari kedua kampung tersebut. Mungkin engku dan

29. Tata Upacara Adat Minangkabau: Upacara Batagak Pangulu

UPACARA BATAGAK PANGULU Salah satu upacara atau alek ( ceremony ) adat Minangkabau yang paling sakral yang mendapatkan perhatian dan perlakukan khsus adalah Batagak Pangulu atau ada juga yang menyebutnya Batagak Gala .  Upacara ini merupakan peristiwa pentasbihan dan pengambilan atau pengucapan sumpah serta janji seorang Pangulu pada saat ia diangkat dan dinobatkan sebagai pemimpin kaum yang bergelar Datuak. Upacara adat ini sesuai dengan ajaran Islam sebagaimana firman Allah mengingatkan: Sesungguhnyan orang-orang yang menukar janji ( nya dengan Allah ) dan sumpah-sumpah mereka dengan harga yang sedikit maka mereka itu tidak mendapat bahagian dari ( pahala ) di akhirat, dan Allah tidak akan berkata-kata dengan mereka dan tidak akan melihat kepada mereka pada hari kahirat dan tidak ( pula ) akan menyucikan mereka. Bagi mereka adalah azab yang pedih (QS:3:77). Pada bagian lain Allah juga mengingatkan: “ Dan janganlah kamu mengikuti orang yang selalu bersumpah, lagi yang hina ” (QS 6

Luak Gadang & Luak Kaciak

Luak , begitu sebagian orang Minang menyebutnya. Atau orang sekarang lebih mengenalnya dengan sebutan sumua atau sumur. Luak adalah sumber untuk mengambil air bagi sekalian orang, sebelum dikenalnya sistim penyaluran air oleh PDAM (Perusahaan Daerah Air Minum) sekarang. Pada masa sekarang, hampir sekalian rumah di Kamang memiliki luak namun tidak demikian pada masa dahulu. Dahulu luak hanya dimiliki oleh sebagian keluarga dan itupun tidak berada di dekat rumah melainkan agak jauh dari rumah. sehingga menyebabkan untuk mengambil air orang-orang harus berjalan agak jauh. [caption id="attachment_749" align="alignleft" width="300"] Luak Gadang[/caption] Adalah Kampuang Lubuak sebuah kampung di Jorong Nan Tujuah di Kamang. Kampung ini memiliki luak kampung yang bernama Luak Gadang dan Luak Kaciak. Kedua luak ini memiliki kegunaan (fungsi) yang berbeda. Luak Gadang berguna untuk mencuci dan mandi sedangkan Luak Kaciak berguna untuk mengambil air minum