Langsung ke konten utama

Monografi Nagari Kamang 1980_27

E. Gerakan Pramuka

Gerakan pramuka di nagari ini pelaksanaannya masih dalam lingkungan sekolah Dasar, Madrasah Tsanawiyah Nagari dan pada Sekolah Menengah Pertama lainnya, seperti madrasah Tsanawiyah Swasta, SMPI, SMAI, Swasta.


Ditengah-tengah kehidupan masyarakat, kehidupan pramuka ini belum lagi dapat dilaksanakan. Tapi pada masa-masa yang akan datang diharapkan akan dapat disebar luaskan.


F. Keagamaan


Agama yang dianut oleh penduduk ialah agama Islam, dimana seluruh penduduk beragama Islam. Sarana-sarana pembinaan agama di nagari ini, sekian dari yang telah disebutkan pada pendahuluan mengenai agama seperti di atas, masih ada lagi tempat-tempat lain seperti masjid-masjid, mushalla, taman-taman pendidikan Qur’an yang tersebut di setiap jorong. Pada tempat-tempat diadakan dakwah-dakwah agama oleh para alim ulama serta para muballig agama Islam yang ada.


Dibawah ini akan diuraikan masalah-masalah kegiatan keagamaan di nagari Kamang ini, sebagai berikut :


G. Kemesjidan


Jumlah masjid di nagari Kamang sampai saat ini adalah 10 (sepuluh)b uah, diantaranya adalah :




  1. Masjid pertama di Kamang didirikan kira-kira pada tahun 1800, bertempat di Kampuang Taluak Jorong Limo Kampuang. Masjid ini adalah tempat bersembahyang Jum’at bagi seluruh penduduk Kamang kala itu. Selain dari itu juga masjid itu dijadikan tempat pendidikan agama dan tempat rapat-rapat pemimpin Perang Paderi. Sebagai imam di masjid itu adalah Tuanku Bajangguik Hitam. Selain imam serta ulama yang memberikan pendidikan agama kepada masyarakat, juga adalah pemimpin politik disaat itu. Konon kabarnya Tuanku Nan Renceh adalah termasuk salah seorang murid b Rapat-rapat para tokoh agama dan tokoh-tokoh Perang Paderi berkecamuk, maka masjid pertama di Kamang ini dibakar oleh pihak Belanda. Pembakaran masjid ini dilakukan oleh Belanda lantaran mereka tak berhasil menangkap Tuanku Bajangguk Hitam. Jadi pembakaran ini mereka lakukan untuk melampiaskan kemarahan mereka belaka.


Masjid itu kemudian diganti dengan yang baru yang letaknya dekat Makam Pahlawan Perang Kamang 1908. Sebagaimana masjid yang pertama, masjid ini juga digunakan untuk mendidik dan mengkader penduduk menjadi Pahlawan Lasykar oleh Dt. Rajo Penghulu dkk, yakni pahlawan Perang Kamang 1908 guna berperang melawan Belanda di tahun 1908.


Pada tahun 1930 karena telah demikian tuanya, masjid ini dibongkar dan dipindahkan ke Ampang. Juga masjid ini dijadikan kuliah dalam latihan anggota Sabilillah pada tahun 1946/1947 untuk menghadapi agressi Belanda ke I dan ke II.


Pada tahun 1970 masjid ini dibongkar, karena telah melapuk dan diganti dengan yang permanen dengan rencanan biaya Rp. 40.000.000,- ketika itu.  Kini majsid tersebut sudah siap 40% dan telah dipakai dan diberi nama MASJID WUSTHA KAMANG dengan daerah sidangnya (penampungannya) sekitar Tangah (5 buah kampung).


Untuk patah Mudik didirikan pula sebuah masjid ditempatkan di Dalam Koto, ketika itu untuk llima kampung yang berada di Patah Mudik dan untuk Patah Hilir didirikan masjid di Rumah Tinggi dengan daerah sidangnya tujuh buah kampung.


Setelah perkembangan penduduk dan perkembangan agama demikian pesat, maka dari masjid pertama hanya 1 buah, kemudian dijadikan 3 buah dan akhir-akhir ini 7 buah lagi maisng-masingnya.




  • Masjid Solok

  • Masjid Guguk Rang Pisang

  • Masjid Koto Kaciak

  • Masjid Bancah

  • Masjid Batu Baragung

  • Masjid Dangau Baru

  • Masjid Koto Panjang


Dengan demikian sekarang sudah 10 buah masjid di Nagari Kamang.




  1. Langgar/Taman Qur’an


Disamping masjid yang 10 itu ada lagi langgar/ surau/ mushalla/ Taman Qur’an disetiap kampung yang ada di Nagari Kamang.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Katam Kaji

[caption id="attachment_779" align="alignright" width="300"] Salah satu gambar yang kami dapat dari kampung[/caption] Terdengar oleh kami telah tiba pula musim Katam Kaji [1] di kampung kita. Pada hari Ahad yang dahulu (22 Juni 2013) kami dengar kalau orang di Surau Tapi yang ba arak-arak. [2] Kemudian pada hari Kamis yang lalu (27 Juni 2013) tiba pula giliran orang Joho dan sekarang hari Ahad (30 Juni 2013) merupakan tipak [3] orang Koto Panjang yang berarak-arak. Memanglah pada pekan-pekan ini merupakan pekan libur sekolah bagi anak-anak sekolah. Telah menerima rapor mereka. Memanglah serupa itu dari dahulu bahwa Katam Kaji dilaksanakan oleh orang kampung kita disaat libur sekolah. Namun ada juga yang berlainan, seperti orang Dalam Koto yang akan melaksanakan selepas Hari rayo Gadang [4] dan Orang Taluak yang kabarnya akan mengadakan selepas Hari Raya Haji . [5] Kami tak pula begitu jelas pertimbangan dari kedua kampung tersebut. Mungkin engku dan

29. Tata Upacara Adat Minangkabau: Upacara Batagak Pangulu

UPACARA BATAGAK PANGULU Salah satu upacara atau alek ( ceremony ) adat Minangkabau yang paling sakral yang mendapatkan perhatian dan perlakukan khsus adalah Batagak Pangulu atau ada juga yang menyebutnya Batagak Gala .  Upacara ini merupakan peristiwa pentasbihan dan pengambilan atau pengucapan sumpah serta janji seorang Pangulu pada saat ia diangkat dan dinobatkan sebagai pemimpin kaum yang bergelar Datuak. Upacara adat ini sesuai dengan ajaran Islam sebagaimana firman Allah mengingatkan: Sesungguhnyan orang-orang yang menukar janji ( nya dengan Allah ) dan sumpah-sumpah mereka dengan harga yang sedikit maka mereka itu tidak mendapat bahagian dari ( pahala ) di akhirat, dan Allah tidak akan berkata-kata dengan mereka dan tidak akan melihat kepada mereka pada hari kahirat dan tidak ( pula ) akan menyucikan mereka. Bagi mereka adalah azab yang pedih (QS:3:77). Pada bagian lain Allah juga mengingatkan: “ Dan janganlah kamu mengikuti orang yang selalu bersumpah, lagi yang hina ” (QS 6

Luak Gadang & Luak Kaciak

Luak , begitu sebagian orang Minang menyebutnya. Atau orang sekarang lebih mengenalnya dengan sebutan sumua atau sumur. Luak adalah sumber untuk mengambil air bagi sekalian orang, sebelum dikenalnya sistim penyaluran air oleh PDAM (Perusahaan Daerah Air Minum) sekarang. Pada masa sekarang, hampir sekalian rumah di Kamang memiliki luak namun tidak demikian pada masa dahulu. Dahulu luak hanya dimiliki oleh sebagian keluarga dan itupun tidak berada di dekat rumah melainkan agak jauh dari rumah. sehingga menyebabkan untuk mengambil air orang-orang harus berjalan agak jauh. [caption id="attachment_749" align="alignleft" width="300"] Luak Gadang[/caption] Adalah Kampuang Lubuak sebuah kampung di Jorong Nan Tujuah di Kamang. Kampung ini memiliki luak kampung yang bernama Luak Gadang dan Luak Kaciak. Kedua luak ini memiliki kegunaan (fungsi) yang berbeda. Luak Gadang berguna untuk mencuci dan mandi sedangkan Luak Kaciak berguna untuk mengambil air minum