Langsung ke konten utama

Monografi Nagari Kamang 1980_28

H. Bidang Kesehatan


Di nagari ada 5 tempat minta pertolongan obat oleh penduduk antara lain :




  1. Balai Pengobatan dan BKIA Pembantu di Kamang ditempatkan dekat SD Tangah sehari-harian dilayani oleh seorang petugas kesehatan dan sekali seminggu oleh Bidan.

  2. Balai pengobatan Perinkepad ditempatkan di Jorong Joho dibuka setiap hari dan dilayani oleh seorang Mantri Juru Rawat pensiunan Angkatan Darat.

  3. Ditempat kediaman Bidan Salma pegawai RSU Bukittinggi, penduduk banyak datang berobat, bahkan banyak pula yang diberi pertolongan melahirkan. Tidak saja penduduk Kamang yang berobat di sana, juga penduduk nagari Magek (sebagiannya).

  4. Juga di Koto Panjang sewaktu Dokter Hamdi Jamil berada di kampung, setiap hari Ahad membuka praktek umum bagi penduduk kampungnya, kemudian setelah dia diangkat menjadi Kepala Puskesmas Tanjung Raja Palembang, tugasnya digantikan oleh temannya.


Selain dari itu masih ada lagi 1 orang Bidan dan 2 orang Mantri Juru Rawat, masing-masingnya pensiunan Kesehatan Angkatan Darat dan petugas RSU Bukittinggi, sewaktu-waktu dibutuhkan oleh penduduk turut juga memberikan pertolongan obat-obatan.




  1. Menurut Cara Dukun Kampung


Dukun kampung masih laris dan disukai oleh penduduk dalam soal-soal pengobat penyakit-penyakit cara kampung seperti: si jundai, kena minyak biring/ penyakit kulit dan sebagainya, menurut biasanya penyakit-penyakit seperti ini dapat diobat dan disembuhkan oleh dukun kampung.




  1. Keluarga Berencana


Bagi para wanita usia subur yang baru masuk KB, sekitar 50 orang, untuk usaha lebih dimengerti dan dilaksanakannya usaha KB. Oleh masyarakat sangat diperlukan penerangan-penerangan yang rutin kepada masyarakat, walaupun usaha dari pihak Pemerintah Nagari dan para pembantunya dalam hal ini, namun hasilnya masih belum memadai.


I. Penduduk Menurut Pendidikan




  1. Buta huruf/tak sekolah..................................................... 254    orang

  2. Tidak tamat SD/sederajat................................................. -    orang

  3. Tamat SD/Sederajat......................................................... 673    orang

  4. Tamat SLP/Sederajat....................................................... 020    orang

  5. Tamat SLA/Sederajat....................................................... 879    orang

  6. Tidak Tamat SLP/Sederajat............................................. -    orang

  7. Tidak Tamat SLA/Sederajat............................................ -    orang

  8. Yang tamat perguruan tinggi/sederajat............................ 268    orang

  9. Tidak tamat perguruan tinggi/sederajat............................ -    orang


J. Penduduk Menurut Agama/Kepercayaan yang Dianut


Penduduk Nagari Kamang seluruhnya tanpa kecualinya menganut agama Islam hanya ada yang mengikuti keyakinan Imam Mahdi[1] sebanyak 3 orang, isinya pengikut Imam/Mazhab Syafi’i.


K. Kepadatan Penduduk


Jumlah penduduk bila dibandingkan dengan luas tanah seluruhnya adalah 88 orang per km2, tidak ada tanah yang belum diolah.


L. Penduduk Menurut Kewargaan Negara


Penduduk Nagari Kamang keseluruhannya Warga Negara Republik Indonesia (WNI).


____________________________


Catatan Kaki:


[1] Ahmadiyah

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Katam Kaji

[caption id="attachment_779" align="alignright" width="300"] Salah satu gambar yang kami dapat dari kampung[/caption] Terdengar oleh kami telah tiba pula musim Katam Kaji [1] di kampung kita. Pada hari Ahad yang dahulu (22 Juni 2013) kami dengar kalau orang di Surau Tapi yang ba arak-arak. [2] Kemudian pada hari Kamis yang lalu (27 Juni 2013) tiba pula giliran orang Joho dan sekarang hari Ahad (30 Juni 2013) merupakan tipak [3] orang Koto Panjang yang berarak-arak. Memanglah pada pekan-pekan ini merupakan pekan libur sekolah bagi anak-anak sekolah. Telah menerima rapor mereka. Memanglah serupa itu dari dahulu bahwa Katam Kaji dilaksanakan oleh orang kampung kita disaat libur sekolah. Namun ada juga yang berlainan, seperti orang Dalam Koto yang akan melaksanakan selepas Hari rayo Gadang [4] dan Orang Taluak yang kabarnya akan mengadakan selepas Hari Raya Haji . [5] Kami tak pula begitu jelas pertimbangan dari kedua kampung tersebut. Mungkin engku dan

29. Tata Upacara Adat Minangkabau: Upacara Batagak Pangulu

UPACARA BATAGAK PANGULU Salah satu upacara atau alek ( ceremony ) adat Minangkabau yang paling sakral yang mendapatkan perhatian dan perlakukan khsus adalah Batagak Pangulu atau ada juga yang menyebutnya Batagak Gala .  Upacara ini merupakan peristiwa pentasbihan dan pengambilan atau pengucapan sumpah serta janji seorang Pangulu pada saat ia diangkat dan dinobatkan sebagai pemimpin kaum yang bergelar Datuak. Upacara adat ini sesuai dengan ajaran Islam sebagaimana firman Allah mengingatkan: Sesungguhnyan orang-orang yang menukar janji ( nya dengan Allah ) dan sumpah-sumpah mereka dengan harga yang sedikit maka mereka itu tidak mendapat bahagian dari ( pahala ) di akhirat, dan Allah tidak akan berkata-kata dengan mereka dan tidak akan melihat kepada mereka pada hari kahirat dan tidak ( pula ) akan menyucikan mereka. Bagi mereka adalah azab yang pedih (QS:3:77). Pada bagian lain Allah juga mengingatkan: “ Dan janganlah kamu mengikuti orang yang selalu bersumpah, lagi yang hina ” (QS 6

Luak Gadang & Luak Kaciak

Luak , begitu sebagian orang Minang menyebutnya. Atau orang sekarang lebih mengenalnya dengan sebutan sumua atau sumur. Luak adalah sumber untuk mengambil air bagi sekalian orang, sebelum dikenalnya sistim penyaluran air oleh PDAM (Perusahaan Daerah Air Minum) sekarang. Pada masa sekarang, hampir sekalian rumah di Kamang memiliki luak namun tidak demikian pada masa dahulu. Dahulu luak hanya dimiliki oleh sebagian keluarga dan itupun tidak berada di dekat rumah melainkan agak jauh dari rumah. sehingga menyebabkan untuk mengambil air orang-orang harus berjalan agak jauh. [caption id="attachment_749" align="alignleft" width="300"] Luak Gadang[/caption] Adalah Kampuang Lubuak sebuah kampung di Jorong Nan Tujuah di Kamang. Kampung ini memiliki luak kampung yang bernama Luak Gadang dan Luak Kaciak. Kedua luak ini memiliki kegunaan (fungsi) yang berbeda. Luak Gadang berguna untuk mencuci dan mandi sedangkan Luak Kaciak berguna untuk mengambil air minum