Langsung ke konten utama

Monografi Nagari Kamang 1980_37

[caption id="" align="alignleft" width="296"] Ilustrasi Gambar: Disini[/caption]

Mancari Ayam Lapeh (Ayam Ilang)

Pada keesokan hari selepas malamnya marapulai dijemput ke rumah isterinya. Maka pada pagi hari sekitar jam 8.00 WIB beberapa orang anggota keluarga si marapulai seperti ayah, mamak, bako, dan lain-lain dari pihak marapulai datang kerumah anak daro. Tradisi ini dikenal juga dengan sebutan “Mancari Ayam Lapeh”[1]. Maksud dari tradisi ini ialah guna menitipkan anak kamanakan mereka di rumah keluarga si isteri. Hendaknya diajari apabila dia silap, dibantu apabila berada di kesusahan. Seperti kata pepatah; nan umua alun satahun jaguang nan darah alun satampuak pinang. Selesai minum dan makan selesailah pulalah acara ini.


Sekira jam 11 siang marapulai kembali ke rumah orang tuanya dengan membawa kain panibo berikut dengan lampirannya, guna diperlihatkan kepada mamak dan kaumnya. Sore harinya marapulai kembali ke rumah anak daro dengan mengepit kain panibo tersebut. Sesampai di rumah, kain panibo disuruah jahit oleh anak daro untuk kain sarung sembahyang dan uang pun diserahkan kepada anak daro.


Salapah Kosong


Andai kata pada malam pertama itu terjadi hal-hal yang diluar dugaan marapulai, begitupun keluarga/ kaum anak daro, yaitu kunci pintu nan lah rusak, maka besoknya sesudah selesai minum dan makan, pihak marapulai sengaja meninggalkan salapah kosong (tempat tembakau dan daun rokok yang dikeluarkan segenap isinya) ditinggalkan ditengah rumah dan kain panibo/ Adat katangah ditinggalkannya pula.


Demikian halusnya cara-cara orang dahulu itu menyampaikan sesuatu yang merupakan aib bagi seseorang, maupun bagi keluarga/ kaum.


Adat Manjalang Kandang


Sehari dua, sesudah dilakukan perhelatan perkawinan, pihak kaum marapulai di antaranya saudara-saudara menurut keturunan darah dan adat bako dan karib baid terdekat dari marapulai pergi manjalang kandang namannya kerumah anak daro, dengan membawa beras 3 cupak (3 x 3 liter), ini adalah merupakan panggilan dari kaum lelaki kepada anak daro.


__________________________________


Catatan Kaki:


[1] Pada masa sekarang dikenal dengan nama Mencari Ayam Ilang.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

29. Tata Upacara Adat Minangkabau: Upacara Batagak Pangulu

UPACARA BATAGAK PANGULU Salah satu upacara atau alek ( ceremony ) adat Minangkabau yang paling sakral yang mendapatkan perhatian dan perlakukan khsus adalah Batagak Pangulu atau ada juga yang menyebutnya Batagak Gala .  Upacara ini merupakan peristiwa pentasbihan dan pengambilan atau pengucapan sumpah serta janji seorang Pangulu pada saat ia diangkat dan dinobatkan sebagai pemimpin kaum yang bergelar Datuak. Upacara adat ini sesuai dengan ajaran Islam sebagaimana firman Allah mengingatkan: Sesungguhnyan orang-orang yang menukar janji ( nya dengan Allah ) dan sumpah-sumpah mereka dengan harga yang sedikit maka mereka itu tidak mendapat bahagian dari ( pahala ) di akhirat, dan Allah tidak akan berkata-kata dengan mereka dan tidak akan melihat kepada mereka pada hari kahirat dan tidak ( pula ) akan menyucikan mereka. Bagi mereka adalah azab yang pedih (QS:3:77). Pada bagian lain Allah juga mengingatkan: “ Dan janganlah kamu mengikuti orang yang selalu bersumpah, lagi yang hina ” (QS 6...

Adat sopan santun orang Minangkabau

[caption id="" align="aligncenter" width="700"] Gambar: https://upload.wikimedia.org/wikipedia [/caption] Dalam suasana hari raya ini berkenankah engku, rangkayo, serta encik sekalian kami bawa melancong ke masa silam. Baru-baru ini kami mendapatkan sebuah kutipan pada sebuah buku dari tulisan seorang ahli perilaku (etiket) pada masa dahulunya di Minangkabau. Dikarang oleh B. Dt. Seri Maharajo dengan judul  Kitab 'Adat Sopan Santoen Orang Minangkabau  yang diterbitkan oleh Penerbit Merapi & Co  pada tahun 1922 di Bukit Tinggi. Kutipan tersebut memuat uraian pada halaman 75-80 sebagai berikut: 1. Apabila duduk bersama-sama tak boleh terkentut 2. Kalau menguap harus menutup mulut dengan tangan yang terkerucut 3. Apabila pergi ke jamban (untuk buang air besar) perlulah menutup kepala, memakai terompah, dan jangan terbuka aurat sebelum masuk jamban. Jangan bercakap-cakap, jangan pula menyahuti panggilan (seruan orang) melainkan dengan batuk kecil-keci...

SMP nan diperbaiki

[caption id="attachment_505" align="alignleft" width="300"] Keadaan SMP ketika beberapa masa yang lalu kami ambil gambarnya. [/caption] Pada saat pulang kampung nan dahulu, kami tak sengaja melihat pemandangan mengharukan yakni telah terjadi renovasi pada sekolah SMP yang terletak di perbatasan Kamang (Pintu Koto) dan Magek. Terkejut kami karena bangunan lama telah hilang dan sedangkan bangunan baru sedang dalam tahap pengerjaan. Mungkin saat ini telah selesai dikerjakan orang. Sungguh kami mengutuki diri sendiri, kenapa dahulu tak diambil gambar rumah sekolah ini. Sama kiranya ketika kami mendapati bahwa Pakan Salasa telah dirubuhi orang dan digantikan dengan bangunan baru. Kamipun tak memiliki gambar bangunan Pakan Salasa nan lama, hilang sudah salah satu sejarah di nagari kita. Terdapat dua sekolah menengah di kampung kita yakni SMP dan MTsN atau biasa kita sebut dengan Sanawiyah. Rumah Sikola SMP ini lebih dikenal dengan nama SMP Magek, karena meman...