[caption id="" align="alignleft" width="300"] Ilustrasi Gambar: Disini[/caption]
Kesimpulan
- Bahwa adat istiadat yang dipaturun panaiak semenjak dahulu sampai sekarang, banyak mengandung arti-arti penting bagi hidup dan kehidupan masyarakat, Tidak saja pada waktu-waktu yang tengah dihadapi, malah juga berguna untuk waktu-waktu yang mendatang berikutnya, antara lain untuk dapat dijadikan saksi utama dalam sengketa-sengketa perdata yang timbul di dalam
- Bahwa hidup dalam kehidupan dan dalam pergaulan sehari-hari dengan manusia banyak mencerminkan hal-hal budi pekerti (raso jo pareso, timbang manimbang, tenggang manenggang, singkat kata kehalusan budi bahasa kita sebagai orang Minangkabau yang mengutamakan menenggang raso kepada orang lain)
- Bagi penduduk Kamang, sirieh di carano merupakan kejiwaan yang hidup di tengah-tengah masyarakat dalam menghadapi tamu, baik tamu sesama mereka maupun tamu-tamu dari luaran.
Barang-barang dan Tempat Bersejarah
Peningalan kebudayaan-kebudayaan yang ada sampai sekarang antara lain:
- Karis Pusaka dan Saluak Ameh yang telah berusia sekitar ±3 abat yang dimiliki oleh Datuak Parpatiah Nan Sabatang, Suku Caniago, sampai sekarang masih disimpan dan terpelihara baik oleh keturunan yang bersangkutan.
- –tidak jelas- dari Tuangku Bajanggut Hitam Pahlawan dan Pimpinan Perang PADERI 18-21-1837 tempatnya di Taluak. Tuangku Bajanggut Hitam Masjid berasal dari Pasukuan Jambak Kampuang Taluak Beliau juga menjadi Imam Masjid Taluak (mesjid pertama di Kamang) yang dibakar tentara Belanda sewaktu Perang PADERI, karena tentara Belanda tak berhasil menangkap Tuangku Bajanggut Hitam.
Sebuah yang dipergunakan oleh Datuak Rajo Panghulu dalam mengomandokan Perang Kamang tahun 1908, sekarang masih tersimpan dan terpelihara baik oleh cucu almarhum di Gurun, Joho Kamang.
- Makam Perang Pahlawan Perang Kamang 1908 di Taluak Komplek Makam Tuangku Bajanggut Hitam, dimana sebanyak 69 orang Pahlawan Perang Kamang 1908, di makamkan disana.
Komentar
Posting Komentar