Langsung ke konten utama

Monografi Nagari Kamang 1980_51

[caption id="" align="alignleft" width="468"] Arak-arakan Panji Divisi Banteng di Kota Bukit Tinggi Sumber Gambar: Disini[/caption]

Zaman Merebut Kemerdekaan


Sesudah proklamasi diprokamirkan oleh Sukarno-Hatta tanggal 17 Agustus 1945, dan setelah berita itu sampai diketahui dan disambut gembira oleh masyarakat di negara ini, oleh pemuka politik dan pejuang-pejuang dibentuklah berbagai organisasi ketentaraan yang akan mempertahankan Kemerdekaan RI.


Demikian pada tahun 1945-1947 di Nagari Kamang dengan bertempat di Masjid Wustha sidang tangah di kampung Ampang, diadakan latihan Barisan Sabilillah, yang anggotanya selain dari pemuda-pemuda Kamang juga dari Nagari-nagari di Luhak Agam dan sebagainya.


Pada waktu Clach ke I di Kamang tidak sedikit menerima pengungsi-pengungsi dari Padang dan sekitarnya, semuanya ditampung oleh masyarakat sebagaimana mestinya, dengan penuh kasih sayang, penuh rasa persaudaraan karena kita sama-sama orang Minangkabau, sama-sama orang Islam, dan sama-sama memperjuangkan kemerdekaan.


Disamping itu, selain dari barisan Sabilillah, juga di Kamang dibentuk Barisan API. Sibongka, konon nama ini kesingkatan dari Angkatan Perang Indonesia, Silungkang, Bonjol, dan Kamang,


Sekalipun barisan perjuangan hanya yang ada namanya saja, namun waktu itu cukup memberikan semangat perjuangan kepada penduduk.


Pada Waktu Perang Kemerdekaan


Dengan pelanggaran perjanjian Linggar Jati oleh Pihak Belanda yang mencetuskan perang kemerdekaan tanggal 19-12-1948, dimana Kapal Udara Tentara Belanda telah sampai di kawasan udara Agam, dan kemudian Bukit Tinggi di bumi haguskan. Maka para pemimpin Sipil dan Militer yang berada di Kota Bukit Tinggi teringat akan Kamang, dan langsung mereka pergi mengungsi ke Nagari Kamang ini. demikian pula  penduduk dari nagari-nagari di sekitar Agam Tuo,[1] tidak ketinggalan penduduk kota (Nagari Kurai V Jorong) demikian padatnya Nagari Kamang ketika itu oleh para pengungsi, termasuk pemimpin Pemerintahan Sipil dan Militer.


Akhirnya Nagari Kamang dengan segala pertimbangan dari Pihak Pembesar ketika itu dijadikan tempat kedudukan Komando Pertempuran Agam (KPA) yang dimpimpin oleh Almarhum Kolonel Dahlan Jambek dan Ibu Kabupaten Militer Agam dibawah pimpinan Bupati Militer Engku Said Rasyad (diangkat oleh Gubernur Militer Engku Mr. Muhammad Rasyid), jabatan terakhir beliau ialah Pegawai Tinggi yang diperbantukan pada Kantor Gubernur Sumatera Barat. Adapun Sekretaris Kabupaten Militer Agam dijabat oleh Engku Miral Manan yang berkantor dirumah orang tua beliau sendiri yang terletak di Jorong di Rumah Tinggi. Sedang sebelumnya pada tanggal 4 Januari 1949 disusunlah aparat Pemerintahan. Rapat penyusunan Aparat Pemerintahan ini dilakukan/ diadakan dirumah orang tua Engku Miral-Manan karena rumah tersebut telah difungsikan sebagai kantor sekretaris kabupaten.


Disamping itu pula pembesar Militer pun tidak ketinggalan seperti antara Engku Mayor Jenderal A. Rhalib, Engku Mayor Syafei, Engku Kapten Muchtar dan kawan-kawan beliau. Begitu pula pimpinan-pimpinan Partai Politik Daerah Sumatera Tengah dan Daerah Agam, semua pada berkumpul di Kamang. Sedang pemuda-pemuda pejuang Kamang yang tergabung dalam pasukan Terass telah melaksanakan tugasnya untuk memelihara keamanan dengan bantuan segenap penduduk.


Penduduk Kamang selama perang kemerdekaan itu, menyerahkan segala apa yang ada pada demi kepentingan perjuangan, rumahnya, makanannya, tenaganya, fikirannya dan sebagainya.


Demikian halnya maka letusan senjata api yang pertama di Agam adalah pada hari Jum’at tanggal 1 Desember 1948, sekira jam 11.00. Peristiwa ini terjadi sewaktu tentara Belanda sampai di Jorong Pintu Koto, dimana terjadi pertempuran pertama yang mengakibatkan gugurnya 1 (satu) orang tentara dan seorang bekas pejuang Perang Kamang 1908 yang bernama Engku Nan Kodoh Rajo. Beliau menghadang tentara Belanda dengan sejata parang, turut gugur kena peluru/ditembak jarak 50 meter oleh tentara Belanda.


Pada hari Jum’at berikutnya, tentara Belanda datang lagi dan melakukan pembakaran 15 (lima belas) buah rumah penduduk, termasuk Balai Adat/  Kantor Kepala Nagari Kamang. Sedang ditingkat II Balai Adat ini masih tersimpan kira-kira 1 ton bibit kacang tanah.


Pada waktu tentara Belanda akan kembali dengan kompinya ke Bukit Tinggi melalui Nagari Salo, maka Pasukan Teras Kamang yang dipimpin oleh Engku Burhan telah siap menghadang konvoi pasukan Belanda yang akan kembali itu. Ketika komvoi pasukan Belanda tiba di Kubu Alah - kesempatan baik dan ditempat yang strategis sekali, pada situasi yang tepatnya - komvoi tersebut diserang dengan granat dan karabon oleh Pasukan Teras. Penghadangan tersebut berhasil dimana beberapa anggota tubuh dari tentara Belanda seperti kaki berikut sepatu tentara tertinggal di tempat kejadian.


Semenjak itulah serangan Belanda ke Nageri Kamang beruntun, diserangnya dengan mortir dan dengan pasukan lengkap siang dan malam. Bahkan tentara Belanda sampai lari ke hutan/ rimba Bateh Jinih, masuk dari Solok keluar di Batu Baraguang. Walaupun demikian hebatnya serangan tentara Belanda ketika itu, namun seorang pun pimpinan Pemerintahan Militer/ Sipil dan dokumen Pemerintahan tidak ada yang didapati musuh.


Pada umumnya rumah-rumah penduduk dan surau di sakitar Jorong Guguk Rang Pisang, Binu, Solok, Bancah, Batu Baraguang dijadikan dan dipakai untuk keperluan Kantor-kantor Militer/ Pemerintah Kabupaten Agam. Untuk kepentingan pertahanan ini pulalah (pada perang kemerdekaan ini) dihancurkan Jembatan Guguak Rang Pisang, Binu, Solok dan Jambatan Tanah Panyurek.


Demikian Kamang pada perang kemerdekaan, menjadi ibu Kabupaten Militer Agam bentuk KA.RDPA nya sampai waktu pemulihan Kota Bukit Tinggi sebagai ibu kota Kabupaten Agam.


Selama perang Kemerdekaan ini tercatatlah hal-hal sebagai berikut:


Rumah yang dibakar Belanda:




  1. 1 buah Balai Adat/ Kantor Kepala Nagari Kamang

  2. 55 buah rumah penduduk


Penduduk yang gugur/ditangkap :




  1. 24 orang meninggal di Nagari Kamang

  2. 1 orang di tempat lain

  3. 2 orang yang ditangkap

  4. 5 orang dari Militer

  5. 6 orang dari Kesatuan Teras


Pada waktu kembalinya Pemerintahan Kabupaten Militer Agam ke Bukit Tinggi oleh Pemerintah/ Bupati Militer Agam bersama-sama dengan Komandan Komando Pertempuran Agam, yang selama Perang Kemerdekaan berkantor dan bermarkas di Kamang, dengan mengambil tempat di sawah subarang Solok, diadakan suatu upacara pertemuan perpisahan dengan penduduk Kamang, juga dihadiri oleh Komisi Tiga Negara (KTN).


Dalam upacara perpisahan tersebut secara tidak disadari oleh para pemimpin yang berkantor dan bermarkas di Kamang, begitupun rakyat banyak sama-sama meneteskan air mata masing-masing, terkenang dan ingat akan pergaulan antara pemimpin dengan yang dipimpin yang demikian akrabnya, sebagai seorang anak yang akan ditinggalkan oleh bapaknya, bagaikan dengan air.


Keharuan yang mendalam timbul dimasing-masing pihak, untuk berpisah, dimana pihak yang meninggalkan tempat peristirahatan akan melanjutkan tugas-tugas tegara dan tugas nasional demi kelanjutan perjuangan bangsa dan negara.


Suatu pertemuan dan perpisahan ketika itu yang tidak akan dapat dilupakan oleh penduduk Kamang begitupun oleh para engku-engku yang akan melanjutkan tugas nasional yang berat, sepanjang hayat dikandung badan.


__________________________________________________


Catatan Kaki:


[1] Agam Tuo atau dimasa Belanda dikenal dengan nama Oud Agam, Oud artinya Tua. Maksud Agam Tuo ini ialah sama dengan sebutan Agam Timur sekarang, minus Nagari Pandai Sikek yang telah dimasukkan ke dalam Kabupaten Tanah Data.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Katam Kaji

[caption id="attachment_779" align="alignright" width="300"] Salah satu gambar yang kami dapat dari kampung[/caption] Terdengar oleh kami telah tiba pula musim Katam Kaji [1] di kampung kita. Pada hari Ahad yang dahulu (22 Juni 2013) kami dengar kalau orang di Surau Tapi yang ba arak-arak. [2] Kemudian pada hari Kamis yang lalu (27 Juni 2013) tiba pula giliran orang Joho dan sekarang hari Ahad (30 Juni 2013) merupakan tipak [3] orang Koto Panjang yang berarak-arak. Memanglah pada pekan-pekan ini merupakan pekan libur sekolah bagi anak-anak sekolah. Telah menerima rapor mereka. Memanglah serupa itu dari dahulu bahwa Katam Kaji dilaksanakan oleh orang kampung kita disaat libur sekolah. Namun ada juga yang berlainan, seperti orang Dalam Koto yang akan melaksanakan selepas Hari rayo Gadang [4] dan Orang Taluak yang kabarnya akan mengadakan selepas Hari Raya Haji . [5] Kami tak pula begitu jelas pertimbangan dari kedua kampung tersebut. Mungkin engku dan

29. Tata Upacara Adat Minangkabau: Upacara Batagak Pangulu

UPACARA BATAGAK PANGULU Salah satu upacara atau alek ( ceremony ) adat Minangkabau yang paling sakral yang mendapatkan perhatian dan perlakukan khsus adalah Batagak Pangulu atau ada juga yang menyebutnya Batagak Gala .  Upacara ini merupakan peristiwa pentasbihan dan pengambilan atau pengucapan sumpah serta janji seorang Pangulu pada saat ia diangkat dan dinobatkan sebagai pemimpin kaum yang bergelar Datuak. Upacara adat ini sesuai dengan ajaran Islam sebagaimana firman Allah mengingatkan: Sesungguhnyan orang-orang yang menukar janji ( nya dengan Allah ) dan sumpah-sumpah mereka dengan harga yang sedikit maka mereka itu tidak mendapat bahagian dari ( pahala ) di akhirat, dan Allah tidak akan berkata-kata dengan mereka dan tidak akan melihat kepada mereka pada hari kahirat dan tidak ( pula ) akan menyucikan mereka. Bagi mereka adalah azab yang pedih (QS:3:77). Pada bagian lain Allah juga mengingatkan: “ Dan janganlah kamu mengikuti orang yang selalu bersumpah, lagi yang hina ” (QS 6

Luak Gadang & Luak Kaciak

Luak , begitu sebagian orang Minang menyebutnya. Atau orang sekarang lebih mengenalnya dengan sebutan sumua atau sumur. Luak adalah sumber untuk mengambil air bagi sekalian orang, sebelum dikenalnya sistim penyaluran air oleh PDAM (Perusahaan Daerah Air Minum) sekarang. Pada masa sekarang, hampir sekalian rumah di Kamang memiliki luak namun tidak demikian pada masa dahulu. Dahulu luak hanya dimiliki oleh sebagian keluarga dan itupun tidak berada di dekat rumah melainkan agak jauh dari rumah. sehingga menyebabkan untuk mengambil air orang-orang harus berjalan agak jauh. [caption id="attachment_749" align="alignleft" width="300"] Luak Gadang[/caption] Adalah Kampuang Lubuak sebuah kampung di Jorong Nan Tujuah di Kamang. Kampung ini memiliki luak kampung yang bernama Luak Gadang dan Luak Kaciak. Kedua luak ini memiliki kegunaan (fungsi) yang berbeda. Luak Gadang berguna untuk mencuci dan mandi sedangkan Luak Kaciak berguna untuk mengambil air minum