Langsung ke konten utama

Monografi Nagari Kamang 1980_52

[caption id="" align="alignright" width="184"] Kolonel Dahlan Djambek Sumber Gambar: Disini[/caption]

Zaman Pergolakan Daerah


Yang dimaksudkan dengan Pergolakan Daerah disini ialah Pemerintah Revolusioner Republik Indonesia (PRRI). PRRI dimaklumkan di Padang oleh Ahmad Husein yang dikenal dengan Maklumat 10 Februari. Hal ini menyebabkan Soekarno naik pitam dan memutuskan untuk melakukan agresi ke Sumatera Tengah.


Ketika Kota Bukit Tinggi jatuh ke tangan Tentara Pusat[1] maka para pemimpin PRRI yang ada di Bukit Tinggi hijrah ke Nagari Kamang. Nagari ini tidaklah asing bagi mereka sebab pada masa revolusi fisik[2] para pemimpin ini juga pernah ke Kamang. Bahkan Nagari Kamang ketika itu dijadikan sebagai ibu kota bagi Kabupaten Agam yang dimasa perang dikenal dengan nama Kabupaten Militer Agam dan bupatinya digelari Bupati Militer.


Perang yang berlaku dalam masa ini sesungguhnya ialah perang saudara, perang antara Orang Islam dengan orang Komunis yang Ateis. Kolonel Dahlan Djambek yang dicap oleh Pusat sebagai Kolonel Pembangkang merupakan salah satu pemimpin yang hijrah ke Kamang. Sebelum perang meletus beliau telah mendirikan sebuah organisasi yang dinamai dengan Gerakan Bersama Anti Komunis (GEBAK). Secara bathin kolonel yang satu ini memiliki ikatan dengan Nagari Kamang karena ayahandanya Syech M. Djamil Djambek pernah mengajar ke Kamang pasca Perang Kamang 1908. Bahkan sempat dibuatkan surau oleh Garang Dt. Palindih, mantan Lareh Kamang yang mengundang beliau ke Kamang.


Ketika itu semua orang Minangkabau melawan kepada Soekarno (pusat) yang tengah berasyik-masyuk dengan Komunis. Hanya orang-orang Komunis sajalah yang tidak ikut berperang di Minangkabau ini, sebab mereka Pengikut Pusat. Ketika Tentara Pusat datang menguasai nagari, dimana-mana di Minangkabau orang Komunis ini menjadi Tukang Tunjuak (Tukang Fitnah). Dimana sesiapapun yang ditunjuk oleh Komunis Minang ini maka sama artinya kematian mereka telah ditanda-tangani.


Para Komunis Minang Tukang Tunjuak ini memiliki organisasi pula, Organisasi Pemuda Rakyat (OPR) namanya. Tentara OPR inilah yang kemudian membunuh Kolonel Dahlan Djambek secara licik. Beliau dibunuh setelah dipancing untuk menyerah karena Soekarno memberikan pengampunan bagi yang menyerah. Mereka suka mendekat atau menjilat kepada Tentara Pusat, jelas mereka bukan orang Minang karena Orang Minang tidak bermentalkan Penjilat.


Tidak hanya para Komunis anggota OPR saja ini yang memberikan kesengsaraan di Alam Minangkabau ini. Pelaku utama ialah Tentara Komunis dari Jawa, sungguh dijajah selama 350 tahun oleh Belanda Kafir jauh lebih baik daripada di jajah oleh Komunis Coklat. Selama Belanda menjajah Tanah Minangkabau, belum pernah adanya tentara Belanda yang berani memperkosa perempuan Minangkabau. Hal ini karena mereka menghormati adat isitiada orang Melayu ini. Berlainan dengan masa pendudukan Komunis, sungguh ngeri dan tak patut untuk dipaparkan di sini.


Akibat main air basah, main api hangus/terbakar, maka selama pergolakan daerah itu, penduduk Kamang juga menerima resikonya, yaitu sekitar 25 orang meninggal dunia dan sekitar 15 buah rumah penduduk menjadi abu termasuk sebuah Masjid Dalam Koto.


Peristiwa G.30.S/PKI


Walaupun demikian menajamnya persaingan politik diantara para penganut ide-ide politik yang ada ketika itu, syukur Alhamdulillah di Nagari Kamang tidak ada kejadian-kejadian yang membawa perselisihan dan korban manusia, dan keamanan ketika itu cukup baik dan terkendalikan dikalangan masyarakat oleh dan dibawah pengawasan Pemerintah.


________________________________________


Catatan Kaki:


[1] Julukan ini masih melekat dalam memori orang Minangkabau hingga saat ini. Suatu julukan yang sangat dibenci dan diucap dengan rasa jijik.


[2] Yang dimaksudkan dengan Revolusi Fisik ialah Perang Merebut Kemerdekaan

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Katam Kaji

[caption id="attachment_779" align="alignright" width="300"] Salah satu gambar yang kami dapat dari kampung[/caption] Terdengar oleh kami telah tiba pula musim Katam Kaji [1] di kampung kita. Pada hari Ahad yang dahulu (22 Juni 2013) kami dengar kalau orang di Surau Tapi yang ba arak-arak. [2] Kemudian pada hari Kamis yang lalu (27 Juni 2013) tiba pula giliran orang Joho dan sekarang hari Ahad (30 Juni 2013) merupakan tipak [3] orang Koto Panjang yang berarak-arak. Memanglah pada pekan-pekan ini merupakan pekan libur sekolah bagi anak-anak sekolah. Telah menerima rapor mereka. Memanglah serupa itu dari dahulu bahwa Katam Kaji dilaksanakan oleh orang kampung kita disaat libur sekolah. Namun ada juga yang berlainan, seperti orang Dalam Koto yang akan melaksanakan selepas Hari rayo Gadang [4] dan Orang Taluak yang kabarnya akan mengadakan selepas Hari Raya Haji . [5] Kami tak pula begitu jelas pertimbangan dari kedua kampung tersebut. Mungkin engku dan

29. Tata Upacara Adat Minangkabau: Upacara Batagak Pangulu

UPACARA BATAGAK PANGULU Salah satu upacara atau alek ( ceremony ) adat Minangkabau yang paling sakral yang mendapatkan perhatian dan perlakukan khsus adalah Batagak Pangulu atau ada juga yang menyebutnya Batagak Gala .  Upacara ini merupakan peristiwa pentasbihan dan pengambilan atau pengucapan sumpah serta janji seorang Pangulu pada saat ia diangkat dan dinobatkan sebagai pemimpin kaum yang bergelar Datuak. Upacara adat ini sesuai dengan ajaran Islam sebagaimana firman Allah mengingatkan: Sesungguhnyan orang-orang yang menukar janji ( nya dengan Allah ) dan sumpah-sumpah mereka dengan harga yang sedikit maka mereka itu tidak mendapat bahagian dari ( pahala ) di akhirat, dan Allah tidak akan berkata-kata dengan mereka dan tidak akan melihat kepada mereka pada hari kahirat dan tidak ( pula ) akan menyucikan mereka. Bagi mereka adalah azab yang pedih (QS:3:77). Pada bagian lain Allah juga mengingatkan: “ Dan janganlah kamu mengikuti orang yang selalu bersumpah, lagi yang hina ” (QS 6

Luak Gadang & Luak Kaciak

Luak , begitu sebagian orang Minang menyebutnya. Atau orang sekarang lebih mengenalnya dengan sebutan sumua atau sumur. Luak adalah sumber untuk mengambil air bagi sekalian orang, sebelum dikenalnya sistim penyaluran air oleh PDAM (Perusahaan Daerah Air Minum) sekarang. Pada masa sekarang, hampir sekalian rumah di Kamang memiliki luak namun tidak demikian pada masa dahulu. Dahulu luak hanya dimiliki oleh sebagian keluarga dan itupun tidak berada di dekat rumah melainkan agak jauh dari rumah. sehingga menyebabkan untuk mengambil air orang-orang harus berjalan agak jauh. [caption id="attachment_749" align="alignleft" width="300"] Luak Gadang[/caption] Adalah Kampuang Lubuak sebuah kampung di Jorong Nan Tujuah di Kamang. Kampung ini memiliki luak kampung yang bernama Luak Gadang dan Luak Kaciak. Kedua luak ini memiliki kegunaan (fungsi) yang berbeda. Luak Gadang berguna untuk mencuci dan mandi sedangkan Luak Kaciak berguna untuk mengambil air minum