Sungguh Cantik Sangat[/caption]
KEGIATAN PARTAI POLITIK & PEMBANGUNAN NAGARI
Kegiatan partai politik yang dilakukan oleh penduduk, bermula semenjak tahun 1908, dimana ketika itu telah masuk kenagari Kamang ide-ide Komunis dan Serikat Islam, yang kemudian menjadi motor pada tahun 1926 ketika pemberontakan komunis meletus. Orang-orang Kamang yang menjadi anggota Partai Komunis dan Partai Serikat Islam ketika itu, begitu juga para pejuang yang terlibat dalam perang 1908 yang masih hidup, sama-sama memberontak terhadap penjajahan Belanda. Bagi penduduk Nagari Kamang pemberontakan tersebut ialah untuk melanjutkan usaha-usaha menentang penjajahan Belanda yang semangatnya telah ada semenjak Perang Paderi dan dilanjutkan oleh Perang Kamang 1908.
Akibat dari pemberontakan 1926 itu tidak sedikit pula jumlahnya pemuda-pemuda Kamang yang dipenjarakan baik di Sumatera, Jawa dan 2 orang diantaranya di Digulkan yaitu Engku Haji Malik dan Engku M. Dt. Saripado. Sesudah Jepang masuk dan berkuasa di Indonesia baru mereka dibebaskan dan kemudian dimasa kemerdekaan diakui oleh Pemerintahan Republik Indonesia.
Mulai tahun tiga puluhan kegiatan Partai Politik meningkat lagi, utama sekali dari SI menjadi PSII,[1] Permi[2] dan sebagainya sampai kepada ketika Belanda menyerah kepada Jepang tahun 1942.
Engku M. Yasin St. Kenaikan suku Sikumbang dari Jorong Dalam Koto salah seorang murid dari almarhum HOS. Tjokroaminoto, yang menjadi salah seorang pengurus PSII Agam-Bukittinggi. Beliau juga menjadi ketua partai tersebut di Kamang, meninggal dunia karena dianiaya oleh Belanda dalam perjalanan menuju pulau Borneo dari Batavia/Jakarta. Oleh Pemerintah Belanda ketika itu sebagian dari barang-barangnya dikirimkan pulang ke kampung kepada familinya.
Disamping itu tidak sedikit jumlah pemuda-pemuda dan pemudi-pemudi Kamang yang ditangkap, ditahan dan dihukum oleh Pemerintah Belanda. Masuk keluar penjara dan tidak kurang pula penganiayaan Belanda terhadap keluarga pemuda-pemuda yang ditangkapi dan dihukum itu.
Masih banyak diantara bekas-bekas pimpinan dan anggota PSII yang masuk keluar penjara itu yang masih hidup dan mengecap nikmat dari kemerdekaan Republik Indonesia.
Walaupun mendapat kekangan selama pemerintah Jepang berkuasa di Indonesia namun setelah Indonesia merdeka partai-partai tersebut hidup kembali, seperti antara lain:
- PSII (Partai Syarekat Islam Indonesia)
- PKI (Partai Komunis Indonesia)
- Masyumi (Majelis Syura Muslimin Indonesia)
- PNI (Partai Nasional Indonesia)
- PSI (Partai Sosialis Indonesia)
Yang terbanyak pengikutnya dan anggotanya ketika itu adalah Masyumi, PSII, PKI, PSI dan tersedikit PNI.
Dengan banyaknya partai-partai politik di Nagari Kamang seperti disebutkan dengan yang lainnya; menajamnya kegiatan anggota Partai Politik di Kamang ini dirasakan semenjak tahun 1946 sampai tahun 1958. Dan paling dirasakan ketajaman hubungan anggota Partai Politik ini pada waktu perang kemerdekaan, dimana pada ketika itu pimpinan-pimpinan Daerah Partai Politik berdiam dan tinggal di Kamang sampai-sampai jabatan Wali Perang Kamang diangkat oleh Pemerintah bukan dari Pemuda/Penduduk Kamang sendiri.
Disamping itu pula akibat menajamnya kegiatan Partai Politik ini oleh Penganutnya, dirasakan pula sampai kerumah tangga.
Gejolak ketajaman ide Partai Politik ini mulai berkurang dari tahun 1960 sampai 1965.
Semenjak lahirnya Orde Baru dari tahun ketahun, sampai Pemilu 1971 dan Pemilu 1977 makin hilanglah gejolak/ketajaman ide Partai Politik ini, dan kesadaranyang mendalam telah timbul di hati para pengikut ide partai politik, akibat tidak baiknya meruncingkan hal tersebut.
Dari pihak pimpinan dan anggota-anggota partai politik yang ada, mereka telah mengalihkan usaha dan gerak ke arah pembangunan dan pembaharuan Nagari demi untuk kepentingan rakyat banyak.
Bukti dari menghilangnya ketajaman partai politik ini dapat dilihat dan dirasakan pada usaha-usaha pembangunan yang dilakukan oleh masyarakat di kampung nagari ini, seperti antara lain, pembangunan-pembangunan :
- Masjid Wushta Kamang, hanya dibangun dengan kekuatan/ tenaga masyarakat 5 buah jorong di Sidang Tangah[3] ini, yaitu Jorong Pintu Koto, Joho, Ampek Kampung, Limo Kampuang, dan Nan Bangunan ini merupakan bangunan raksasa bagi penduduk Tangah dan telah menelan biaya sekitar 20 juta rupiah. Bangunan masjid ini permanen – bangunan sebelumnya terbuat dari kayu - bertingkat II. Keadaan bangunan itu baru sekitar 20% siap.[4]
Disamping itu kampung Nan Tujuah membangun sebuah mushalla semi permanen yang telah siap 100%, begitu pula kampung Pintu Koto sendiri membangun pula sebuah mushalla permanen, yang telah siap pengerjaanya sekitar 75%, kedua bangunan ini memakan biaya jutaan rupiah pula.
- Masjid Jamik Rumah Tinggi, yang dibangun oleh 4 buah Jorong, yaitu Jorong Koto Nan Gadang, Balai Panjang, Ladang Darek dan Binu. Bangunan masjid ini permanen dengan biaya sekitar 25 juta rupiah, keadannya 85% siap. Dan disamping itu kampung Ladang Darek membangun sebuah mushalla semi permanen, juga dengan biaya jutaan rupiah, sedangkan kampung Binu tengah memulai pembangunan Mushallanya pula.
- Masjid Dalam Koto permanen sudah siap dengan biaya sekitar 20 juta rupiah, hanya dibangun oleh satu kampung saja.
- Masjid Batu Baraguang permanen sudah siap seluruhnya, hanya dibangun satu buah kampung saja dengan biaya sekitar Rp. 20 juta.
- Sekolah dasar Koto Panjang 5 lokal semi permanen dengan buaya sekitar Rp. 2,5 juta dan kemudian bantuan rehabilitasi oleh Pemerintah sebesar Rp. 500.000,-
- Sekolah Dasar Hilir Lama 5 lokal semi permanen dengan biaya sekitar Rp. 500.000,-
- Tiga lokal permanen gedung sekolah Tsanawiyah Ampang dengan biaya sekitar Rp. 5 juta dan bantuan Pemerintah Daerah sebanyak Rp. 250.000,-. Pembangunan dilakukan oleh penduduk Sidang Tangah dengan orang tua murid BKS
- Lima lokal gedung Tsanawiyah Swasta Simpang Limau permanen, siap 75% dibangun oleh penduduk Jorong Koto Panjang, Dangau Baru, Dalam Koto dan Batu Baraguang, dengan biaya Rp. 2,5 juta.
- Balai Adat/ Kantor Kepala Nageri Kamang permanen siap 100% dengan biaya sekitar Rp. 6. Juta, dibangun dengan kekuatan swadaya masyarakat nagari dan bantuan pemerintah sebanyak Rp. 400.000,- dan direncanakan peresmian pemakaiannya pada tanggal 15 Juni 1980 dalam rangka peringatan HUT ke 72 Perlawanan Rakyat Sumatera Barat Perang Kamang. Balai Adat/ Kantor Kepala Nagari ini adalah pengganti Balai Adat/ Kantor Kepala Nagari yang dibakar Belanda tahun 1949.
- Pembangunan Jambatan di Jorong Solok, Guguak Rang Pisang, Koto Panjang, Bancah, dan Dalam Koto. Juga pembangunan jalan-jalan nagari dan 2 (dua) buah bendungan kecil di Jorong Koto Panjang dengan bantuan Bangdes,[5] dimana swadaya masyarakat ialah sebanyak bantuan Bangdes yang diterima. Istimewa sekali pembangunan jambatan di Jorong Solok dengan bantuan Bangdes Rp. 350.000,- sedang hasil dan nilai jembatan itu sekitar Rp. 1.430.000,-
- Banyak lagi pembangunan yang masih dilaksanakan seperti pembangunan proyek air bersih di Jorong Guguak Rang Pisang.
Sekadar untuk diketahui oleh masyarakat Kamang sendiri, patut juga diselipkan di sini bahwa pada tahun 1952, sebuah kampung di Malaysia bernama Sungai Jenderam 27 batu dari Kuala Lumpur, pernah dibumi hanguskan oleh tentara kerajaan Inggris, karena di tempat itu duduk mengajar 2 orang ulama berasal dari Negeri Kamang. Masing-masingnya ialah Engku Kasasi Labai Marajo dan Engku Manan Labai Sampono sebagai pelarian politik tahun 1926 dari Kamang. Dengan demikian putera-putera Kamang termasuk puteri-puterinya generasi yang mendahului generasi-generasi yang sekarang ini. Pada masanya dan zamannya, mereka telah memberi amal jariahnya, baik yang berupa jiwa dibunuh oleh Belanda, disiksa, dimasukkan kepenjara, dibuang/ diasingkan ke pulau Jawa, Selebes dan Boven di Digul (Irian Barat). Namun harta benda/ kekayaannya seperti rumah/ gedung yang dibakar oleh tentara Belanda, dengan semangat yang tak kunjung padam, semenjak Perang Paderi, Perang Kamang 1908, 1926, 1930-an dan waktu perang mempertahankan kemerdekaan 1949.
Semoga kiranya bagi genersi yang ada sekarang akan dapat melanjutkan dan memelihara semangat juang dan gigih itu guna melaksankaan pembangunan dan pembaharuan di segala bidang, yang Insya Allah akan dapat dilanjutkan oleh generasi penerus dalam mengisi kemerdekaan yang telah kita miliki ini.
Kunjungan Pemimpin-Peminpin Pemerintahan Pusat
Semenjak tahun 1950 sampai permulaan tahun 1979, ke Nagari Kamang ini telah berkunjung Pembesar/ Pemimpin Pemerintah Pusat antara lain :
- Perdana Menteri dan Menteri Penerangan RI Bapak M. Natsir
- Dari Kementerian Sosial RI Ny. Susilo dan rombongan
- Menteri Hankam/ Pangan Bapak Jenderal TNI A. Haris Nasution
- Team Bapenas Pimpinan Bapak Adinegoro
- Team Bank Dunia meninjau Koperasi Kiper
- Menteri Perindustrian Bapak M. Yusuf
- Menteri Transmigrasi Bapak Prof. Dr. H. Harusn Al Rasyid Zein
Beliau bersama No. 6/7 berikut rombongan meninjau koperasi Kiper. Disamping itu banyak lagi kunjungan-kunjungan dari pembesar-pembesar Daerah Tingkat I[6] di Indonesia dan rombongan Tim-tim pusat dan Luar Negeri yang datang mengunjungi Kamang, meninjau KUTK.
___________________________________
Catatan Kaki:
[1] Dimasa Kolonial Belanda bernama Syarekat Islam (SI), setelah merdeka menjadi Partai Syarekat Islam Indonesia (PSII)
[2] Persatuan Muslimin Indonesia
[3]Kamang nan Patah Tigo, Patah Mudiak, Tangah, dan Ilia
[4] Pada tahun 1980
[5] Bank Desa
[6] Pemerintah Propinsi
Komentar
Posting Komentar