Langsung ke konten utama

Monografi Nagari Kamang 1980_55

[caption id="attachment_2233" align="alignleft" width="300"]Sumber dan Keterangan Gambar tidak diketahui Sumber dan Keterangan Gambar tidak diketahui[/caption]

ANALISA POTENSI NAGARI


Potensi Nagari Kamang terdiri dari keadaan kepadatan penduduk, keadaan alam, bitasi dari kota, lapangan pekerjaan penduduk, pendapatan desa, adat istiadat, lembaga-lembaga desa, tingkat pendidikan, kegotong-royongan dan prasarana-prasarana yang terdapat di Nagari.


Penduduk Kamang tergolong kepada nagari yang padat dengan rata-rata 888 orang / km2 pada tahun 1979. Jumlah ini mendekati dari kepadatan penduduk kota-kota di Sumatera Barat 1971 yaitu kira-kira 1890 orang/km2. Oleh sebab itu dapat digolongkan pada kriteria D3 dengan batas lebih dari 300 orang/km2 untuk nagari.


Alam Nagari Kamang dapat digolongkan kepada kriteria N3, dimana kesuburan tanah ladang, curah hujan 2000 – 2400 mm/tahun dan bentuk permukaan tanah dataran, walaupun terdapat perbukitan, tetapi daerah perbukitan terdiri hutan yang masih utuh.


Jarak nagari ke Ibu Kabupaten di Bukit Tinggi[1] 13 km, ke Pakan Kamis[2] 7 Km yang merupakan Ibu Kecamatan. Pada umumnya hubungan antar jorong yang satu dengan jorong yang lain sudah dapat dikatakan lancar dan sebagian dari jorong dilalui oleh jalan kabupaten yang menghubungkan Kecamatan Tilatang Kamang, Kecamatan Baso dan Kecamatan Ampek Angkek Canduang. Pada umumnya hubungan perekonomian masyarakat adalah Kota Bukit Tinggi sebagai Ibu Kabupaten dengan arti orbita-i II.


Kehidupan penduduk Nagari Kamang sebagian besar bertumpu pada bidang pertanian, walaupun ada diantara amereka yang hidup dari perkebunan, kerajinan/ industri, namun hal ini adalah sebagai mata pencaharian sambilan dalam arti kriteria mata pencaharian E1.


Untuk tahun 1979/ 1980 ini setelah diadakan perhitungan dari berbagai macam produksi antara lain yang berasal dari produksi pertanian, perkebunan, kerajinan/ industri dan peternakan sudah dapat dikatakan ±1 milyar rupiah yang berarti kriteria Y3.


Adat istiadat yang merupakan kebiasaan yang menghambat pembangunan sudah berangsur-angsur berkurang, walaupun masih terdapat upacara-upacara adat seperti membawa anak turun mandi, upacara perkawinan dan upacara-upacara lain namun hal ini dilaksanakan sekedarnya saja dan tidak pula dengan berpoya-poya, yang dalam kriterianya disebut A2.


Pada umumnya di nagari ini terdapat lembaga-lembaga yang mendukung Pemerintahan Nagari dalam pembangunan seperti lembaga pemerintahan, perekonomian, pendidikan, kesehatan dan lain-lain yang jumlahnya 7 macam, yang dikriteriakan L3.


Setelah diadakan penelitian dalam tingkat pendidikan masyarakat, maka terdapatlah angka-angka 84% penduduk yang berpendidikan tamat Sekolah Dasar keatas, yang digolongkan kepada kriteria Pd3.


Didalam pelaksanaan pembangunan nagari sampai ke jorong-jorong dilakukan dengan dasar musyawarah dan rapat-rapat LSD jorong dan proyek-proyek yang dilaksanakan sudah makin terarah dengan kriteria Gr3.


Dibidang prasarana terdapat prasarana perhubungan, produksi, ekonomi yang tergolong kepada P2.


Secara menyeluruh ditingkat kenagarian yang menonjol peningkatan skore dari tahun lalu adalah skore pendapatan (y). Dimana tahun yang lalu tergolong Y2 dan tahun 1979/1980 ini menjadi Y3. Ini disebabkan peningkatan produksi pertanian pada perkebunan jeruk dan usaha-usaha muubel dan lain-lain.


______________________________________


Catatan Kaki:


[1] Pada tahun ini, Ibu Kota Kabupaten Agam masih di Bukit Tinggi. Ibu kota kabupaten dipindahkan sekitar akhir tahun 1980-an


[2] Pada masa ini Kamang masih bagian dari Kecamatan Tilatang Kamang.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Katam Kaji

[caption id="attachment_779" align="alignright" width="300"] Salah satu gambar yang kami dapat dari kampung[/caption] Terdengar oleh kami telah tiba pula musim Katam Kaji [1] di kampung kita. Pada hari Ahad yang dahulu (22 Juni 2013) kami dengar kalau orang di Surau Tapi yang ba arak-arak. [2] Kemudian pada hari Kamis yang lalu (27 Juni 2013) tiba pula giliran orang Joho dan sekarang hari Ahad (30 Juni 2013) merupakan tipak [3] orang Koto Panjang yang berarak-arak. Memanglah pada pekan-pekan ini merupakan pekan libur sekolah bagi anak-anak sekolah. Telah menerima rapor mereka. Memanglah serupa itu dari dahulu bahwa Katam Kaji dilaksanakan oleh orang kampung kita disaat libur sekolah. Namun ada juga yang berlainan, seperti orang Dalam Koto yang akan melaksanakan selepas Hari rayo Gadang [4] dan Orang Taluak yang kabarnya akan mengadakan selepas Hari Raya Haji . [5] Kami tak pula begitu jelas pertimbangan dari kedua kampung tersebut. Mungkin engku dan

29. Tata Upacara Adat Minangkabau: Upacara Batagak Pangulu

UPACARA BATAGAK PANGULU Salah satu upacara atau alek ( ceremony ) adat Minangkabau yang paling sakral yang mendapatkan perhatian dan perlakukan khsus adalah Batagak Pangulu atau ada juga yang menyebutnya Batagak Gala .  Upacara ini merupakan peristiwa pentasbihan dan pengambilan atau pengucapan sumpah serta janji seorang Pangulu pada saat ia diangkat dan dinobatkan sebagai pemimpin kaum yang bergelar Datuak. Upacara adat ini sesuai dengan ajaran Islam sebagaimana firman Allah mengingatkan: Sesungguhnyan orang-orang yang menukar janji ( nya dengan Allah ) dan sumpah-sumpah mereka dengan harga yang sedikit maka mereka itu tidak mendapat bahagian dari ( pahala ) di akhirat, dan Allah tidak akan berkata-kata dengan mereka dan tidak akan melihat kepada mereka pada hari kahirat dan tidak ( pula ) akan menyucikan mereka. Bagi mereka adalah azab yang pedih (QS:3:77). Pada bagian lain Allah juga mengingatkan: “ Dan janganlah kamu mengikuti orang yang selalu bersumpah, lagi yang hina ” (QS 6

Luak Gadang & Luak Kaciak

Luak , begitu sebagian orang Minang menyebutnya. Atau orang sekarang lebih mengenalnya dengan sebutan sumua atau sumur. Luak adalah sumber untuk mengambil air bagi sekalian orang, sebelum dikenalnya sistim penyaluran air oleh PDAM (Perusahaan Daerah Air Minum) sekarang. Pada masa sekarang, hampir sekalian rumah di Kamang memiliki luak namun tidak demikian pada masa dahulu. Dahulu luak hanya dimiliki oleh sebagian keluarga dan itupun tidak berada di dekat rumah melainkan agak jauh dari rumah. sehingga menyebabkan untuk mengambil air orang-orang harus berjalan agak jauh. [caption id="attachment_749" align="alignleft" width="300"] Luak Gadang[/caption] Adalah Kampuang Lubuak sebuah kampung di Jorong Nan Tujuah di Kamang. Kampung ini memiliki luak kampung yang bernama Luak Gadang dan Luak Kaciak. Kedua luak ini memiliki kegunaan (fungsi) yang berbeda. Luak Gadang berguna untuk mencuci dan mandi sedangkan Luak Kaciak berguna untuk mengambil air minum