Langsung ke konten utama

Monografi Nagari Kamang 1980_58

BAB VII
KESIMPULAN






  1. [caption id="attachment_2217" align="alignleft" width="300"]Tim Penilai PKK Tahun tidak diketahui Tim Penilai PKK
    Tahun tidak diketahui[/caption]

    Keadaan Umum Nagari


Luas tanah pertanian rata-rata perkapita di Nagari Kamang lebih kecil dari luas di Indonesia ataupun di Sumatera. Kekurangan sarana dan prasarana serta fasilitas lainnya di nagari ini masih menggoda penduduknya untuk pergi merantau.


Nagari Kamang selama Pelita II telah berangsur-angsur berkembang ke arah perindustrian/ kerajinan meubel, perhitungan tersebut sesuai dengan potensi pertanian yang telah berangsur berkurang juga dan kepadatan penduduknya yang akan mungkin lebih meningkat dimasa mendatang, serta keterampilan yang telah berkembang dari semenjak dulu.


Keadaan alamnya yang mempengaruhi kebiasaan penduduk secara tradisional dengan kehidupan pengrajin, walaupun pengembangan yang maksimal diharapkan akan dicapai dalam bidang industri mebel ini, apalagi dengan terlaksananya listrik masuk desa. Tetapi pengembangan dalam sektor peranian (padi dan jeruk manis) akan tetap dapat ditingkatkan dari apa yang telah dicapai sekarang.


Lokasi yang relatif dekat dengan kota (Seperti Bukit Tinggi, Payakumbuh, dan Padang Panjang) ditambah dengan hubungan lalu lintas yang telah demikian lancarnya telah merangsang penduduk nagari ini untuk mempunyai orientasi dagang yang berangsur angsur meningkat.


Kegiatan penduduk dalam usaha pertanian padi, jeruk manis dan mebel ini telah demikian meningkat dibanding dengan tahun-tahun lalu, maka perlu diusahakan selanjutnya pemeliharaan dan pengembangannya.


2.Masalah yang Dihadapi


Bidang pertanian sawah untuk dapatnya sawah yang seluas 355 Ha dapat diairi sesuai dengan kebutuhan pengolahan sawah/ padi, mengingat sumber air yang ada tidak mencukupi lagi, karena petani sawah di Kamang mendapat air sisa dari Nagari Gadut, Kapau, Koto Tangah dan Magek.


Kalau musim kemarau yang agak lama/ panjang sangat dirasakan sekali kekurangan air. Untuk keperluan kebutuhan air dimaksudkan diperlukan mendapatkan sumber air baru, dengan memangun tempat penyimpanan air berupa danau mini, airnya dihirup dari perut bumi, selain dari/ penambah sumber air dari gunung Singgalang dan Merapi disebutkan di atas.


Di bidang pertanian jeruk manis walaupun pemasaran produksinya dewasa ini dekat dan memadai, namun demikian perlu diusahakan cara-cara lainnya, antara lain bagaimana agar dapat air jeruk murni atau tepung jeruk murni dapat disampaikan/ dipasarkan kepada konsumen.


3.Program Pengembangan


Untuk lebih memperkuat kecepatan laju perkembangan pembangunan dibidang perekonomian rakyat ini sejalan pula dnegan peningkatan pengembangan pembangunan dibidang mental spiritual dan sebagainya diperlukan pengembangan Lembaga Pemerintahan Nagari, misalnya dengan menambah beberapa badan pembantu pembangunan,pendidikan/penerangan, untuk dapat memberikan pengarahan, konsultasi kepada masyarakat menurut golongan/kelompok seperti kelompok petani padi, kelompok petani jeruk manis, dan kelompok meubel dan sebagainya, menurut kebutuhan masing-masing kelompok dimaksudkan.


Selain dari menghadapi kualitas produksi mebel/jeruk, tentu diperlukan pula meningkatkan organisasinya, kepemimpinannya, pemasaran administrasi pembukuan dan lain-lain yang berhubungan dengan usaha-usaha/ perusahaan yang ada, demi mencapai kesempurnaan.


Secara garis besar dari program pengembangan nagari dalam masa Pelita III, adalah peningkatan fasilitas dan kualitas sarana, dan prasarana ekonomi, sosial, dan budaya, antara lain:




  1. Pengembangan obyek pariwisata di Guguak Rang Pisang

  2. Menjajaki kemungkinan dapat dibangunnya sumber air baru, selain dari sumber air dari gunung Singgalang dan Merapi.

  3. Perluasan dan meningkatkan mutu jalan nagari yang telah ada untuk memudahkan hubungan kendaraan bermotor, oplet antar jorong dan meningkatkan pelayanan angkutan penduduk.

  4. Perbaikan fasilitas lingkungan seperti proyek air bersih, WC, sumur, pompa dan lainnya

  5. Meningkatkan peranan Lembaga Sosial Desa dan Lembaga Sosial Budaya

  6. Mengembangkan dan meningkatkan pendidikan formal dan nonformal di kalangan masyarakat.

  7. Pembangunan jalan baru dari Guguak Rang Pisang, melalui kaki Bukit Barisan dari Guguak Rang Pisang, Binu, Ladang Panjang, Solok, Bancah. Batu Baragung terus ke Cegek/Dalam Koto sampai ke Koto Panjang

  8. Meluaskan dan meningkatkan kehidupan beragama dan berPancasila dalam ilmu dan pengetahuan masyarakat.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Katam Kaji

[caption id="attachment_779" align="alignright" width="300"] Salah satu gambar yang kami dapat dari kampung[/caption] Terdengar oleh kami telah tiba pula musim Katam Kaji [1] di kampung kita. Pada hari Ahad yang dahulu (22 Juni 2013) kami dengar kalau orang di Surau Tapi yang ba arak-arak. [2] Kemudian pada hari Kamis yang lalu (27 Juni 2013) tiba pula giliran orang Joho dan sekarang hari Ahad (30 Juni 2013) merupakan tipak [3] orang Koto Panjang yang berarak-arak. Memanglah pada pekan-pekan ini merupakan pekan libur sekolah bagi anak-anak sekolah. Telah menerima rapor mereka. Memanglah serupa itu dari dahulu bahwa Katam Kaji dilaksanakan oleh orang kampung kita disaat libur sekolah. Namun ada juga yang berlainan, seperti orang Dalam Koto yang akan melaksanakan selepas Hari rayo Gadang [4] dan Orang Taluak yang kabarnya akan mengadakan selepas Hari Raya Haji . [5] Kami tak pula begitu jelas pertimbangan dari kedua kampung tersebut. Mungkin engku dan

29. Tata Upacara Adat Minangkabau: Upacara Batagak Pangulu

UPACARA BATAGAK PANGULU Salah satu upacara atau alek ( ceremony ) adat Minangkabau yang paling sakral yang mendapatkan perhatian dan perlakukan khsus adalah Batagak Pangulu atau ada juga yang menyebutnya Batagak Gala .  Upacara ini merupakan peristiwa pentasbihan dan pengambilan atau pengucapan sumpah serta janji seorang Pangulu pada saat ia diangkat dan dinobatkan sebagai pemimpin kaum yang bergelar Datuak. Upacara adat ini sesuai dengan ajaran Islam sebagaimana firman Allah mengingatkan: Sesungguhnyan orang-orang yang menukar janji ( nya dengan Allah ) dan sumpah-sumpah mereka dengan harga yang sedikit maka mereka itu tidak mendapat bahagian dari ( pahala ) di akhirat, dan Allah tidak akan berkata-kata dengan mereka dan tidak akan melihat kepada mereka pada hari kahirat dan tidak ( pula ) akan menyucikan mereka. Bagi mereka adalah azab yang pedih (QS:3:77). Pada bagian lain Allah juga mengingatkan: “ Dan janganlah kamu mengikuti orang yang selalu bersumpah, lagi yang hina ” (QS 6

Luak Gadang & Luak Kaciak

Luak , begitu sebagian orang Minang menyebutnya. Atau orang sekarang lebih mengenalnya dengan sebutan sumua atau sumur. Luak adalah sumber untuk mengambil air bagi sekalian orang, sebelum dikenalnya sistim penyaluran air oleh PDAM (Perusahaan Daerah Air Minum) sekarang. Pada masa sekarang, hampir sekalian rumah di Kamang memiliki luak namun tidak demikian pada masa dahulu. Dahulu luak hanya dimiliki oleh sebagian keluarga dan itupun tidak berada di dekat rumah melainkan agak jauh dari rumah. sehingga menyebabkan untuk mengambil air orang-orang harus berjalan agak jauh. [caption id="attachment_749" align="alignleft" width="300"] Luak Gadang[/caption] Adalah Kampuang Lubuak sebuah kampung di Jorong Nan Tujuah di Kamang. Kampung ini memiliki luak kampung yang bernama Luak Gadang dan Luak Kaciak. Kedua luak ini memiliki kegunaan (fungsi) yang berbeda. Luak Gadang berguna untuk mencuci dan mandi sedangkan Luak Kaciak berguna untuk mengambil air minum