Telah banyak berbuah batang limau di kampung kita terdengar oleh kami. Senang hati ini mendengarnya karena harapan akan kebesaran nan dahulu mudah-mudahan, Insya Allah, dapat kita ulang.
Adakah banyak orang kampung kita nan menanam limau di perak mereka engku? Sungguh penasaran kami hendak menengok perak-perak limau itu. Pastilah indah bentuknya, batang-batang limau itu berbaris rapi dari tepi hingga ke tengah.
Terkenang oleh kami dahulu engku, dimasa CVPD[1] belum merajalela sangatlah banyak orang kampung kita nan menanam limau. Sangatlah berlimpah kehidupan sebagian besar orang Kamang masa itu. Bahkan sawah-sawahpun dijadikan sebagai tempat untuk menanam limau oleh orang kampung kita.
Namun agaknya orang kampung kita terlena, khilaf dengan keadaan. Terdengar oleh kami masa itu juga berlaku perkara-perkara yang tiada semestinya seputar limau ini. Mulai dari perkara tanah, hak mengambil limau, dan lain sebagainya. Pernah kami mendapat cerita bahwa seorang petani di kampung kita menebang seluruh batang limau di peraknya hanya kesal karena adiknya nan setiap pekan pulang menyilau kampung, dimana hal itu hanya akal-akalan, selalu membawa limau tatkala hendak balik ke rumah anaknya.
Banyak kisah nan beredar, terutama dari orang luar Kamang perihal kemalangan akibat serangan CVPD itu. Mereka berujar "Orang Kamang sedang kena tegur oleh Allah Ta'ala.."
Engku, rangkayo, serta encik sekalian, Saidina Ali pernah memberi nasehat "Belajarlah engkau dari pengalaman mu dan pengalaman orang lain.."
Belajar dari musim Manggis dan Durian dimana berlaku setiap tahunnya di kampung kita. Maka akan tersua saja kabar perihal durian atau manggis itu dimaling orang. Atau para pedagang durian nan berulah, mengambil durian dari luar dan menjualnya dengan mengatakan kalau durian itu ialah Durian Kamang.
Malu kita, tiada tersua kehidupan nan berlandaskan adat basandi syara', syara' basandi kitabullah itu. Gerangan apakah nan terjadi pada dunsanak kita?
Surau-surau sudah banyak nan lengang, beberapa surau nan dahulu menyelengarakan mengaji MDA pada masa sekarang sudah ada nan tutup. Dahulu selalu ada pengajian setiap Kamis Petang atau hari-hari besar Islam, kini mulai berkurang. Duhai engku, cemas kami memikirkannya.
Sedih hati ini tatkala memikirkan kalau-kalau, berandai-andai kita ini engku, seandainya kehidupan di kampung kita jauh dari nilai-nilai adat dan syari'at. Hendak dibawa kemana hidup ini, serupa apakah kelak anak-kamanakan kita yang dibesarkan jauh dari nilai-nila tersebut.
Mengandalkan pengajaran dalam rumah saja tiadalah cukup engku, mesti ditambah dengan pengajaran dari Tuanku ataupun Engku Guru di surau-surau di kampung kita. Tentunya orang-orang nan mengajarkan agama itu bukanlah orang nan menjadikan Profesi Guru Agama sebagai mata pencaharian melainkan memang panggilan jiwanya. Sebab tiada berbekas ilmu itu di hati anak-kamanakan kita apabila orang nan melandaskan niat kepada uang dalam memberi pelajaran.
Ah, terlalu banyak kami menyeracau, semakin banyak pula engku, rangkayo, serta encik nan tersinggung. Sekian dahulu dari kami, mohon maafkan kami ini apabila ada nan kurang berkenan.
______________________
Catatan Kaki:
[1] Citrus Vein Phloem Degeneration yang artinya kerusakan pembuluh tapis pada jeruk. Lebih lanjut silahkan baca wikipedia.com. Virus ini menyerang pada tahun 1985 di Nagari Kamang.
Komentar
Posting Komentar