Batando (jalannya)
Digelari juga oleh orang dengan sebutan Batuka Cincin. Dalam adat di kampung kita, acara batando ini berlangsung di rumah keluarga fihak lelaki. Dimana mamak-mamak dari fihak perempuan mendatangi rumah keluarga fihak lelaki. Kedatangan ini tentulah telah direncanakan dan diberitahukan. Sedangkan fihak lelaki telah bersiap dalam menanti.
Karena acara dipusatkan di rumah lelaki, maka fihak lelaki jauh-jauh hari telah mempersiapkan segala sesuatunya. Para ibu-ibu semenjak beberapa hari nan lalu telah sibuk ke dapur, sibuk membuat masakan untuk dihidangkan pada hari batando. Diimbaulah segala dunsanak untuk ka dapua, karena Si Buyuang hendak batando.
Sedangkan di fihak lelaki, selain dari mamak dan sudara-saudara sesuku juga diundang amai-bapak[1]dan bako. Yang hadir dari fihak bako tidak hanya saudara perempuan ayah melainkan juga saudara lelaki ayah. Bako nantinya mendapat kewajiban untuk memberikan lampin[2] tando. Kalau di adat kita orang Kamang sekarang (2013),[3] lampin tando ialah Rp. 10.000. diberikan sebagai pengiring tando yang dipertukarkan.
Lampin tando ini tidak pula diberikan langsung oleh saudara lelaki ayah kandung melainkan diwakilkan kepada saduara ayah yang sesuku. Jadi engku dan encik tak usah pula cemas apabila ayah kita merupakan anak lelaki satu-satunya dalam keluarga intinya. Sebab ayah ada punya mamak, ada punya dunsanak yang bertali adat.
Itulah orang-orang yang menanti di rumah fihak lelaki. Sedangkan bagi fihak perempuan perutusan yang datang tidaklah sebanyak yang di fihak lelaki. Cukup beberapa orang saja, paling banyak ialah lima orang dan paling sedikit ialah tiga orang. Hendaknya perutusan yang datang ialah lelaki yang tua apakah itu nyiak aki[4], kemudian mamak, dan satu orang paja kaciak. Tidaklah mesti perutusan yang datang itu ialah dunsanak yang sekandung, kebanyakan ialah dunsanak sesuku.
Sepelum kepergian mereka ke rumah fihak lelaki, terlebih dahulu perutusan ini dilepas dari rumah fihak perempuan dengan menjamu dengan makan dan minum.
Kedatangan perutusan fihak perempuan biasanya ialah selepas zuhur atau ashar, jarang yang mengerjakan pagi atau malam. Namun kebanyakan orang sekarang mengerjakan ialah selepas Ashar, karena pada waktu inilah kebanyakan orang kampung kita berada dalam keadaan lapang.
Lama masanya orang di rumah ialah tidak dapat diperkirakan, hal ini sangat bergantung sekali dengan keadaan yang tengah berlangsung di tengah rumah. Kalau banyak yang dituntut oleh orang maka dapat diperkirakan bahwa orang akan lama duduk di atas rumah. Namun selama-lamanya acara yang berlangsung, tidak pernah melewati waktu magrib.
________________
Catatan Kaki:
Komentar
Posting Komentar