Langsung ke konten utama

Akibat Tak Membajar Padjak

[caption id="" align="aligncenter" width="456"] Gambar: https://history1978.wordpress.com[/caption]

Di Taroesan orang jang beloem meloenasi padjagnja, dibawa kekantor poelisi dan diperiksa badannja Berapa sadja oeang jang kedapatan padanja diambil, katanja oentoek pembajar padjag.


Dikampoeng daerah Kalimantan banjak Ra’jat jang tidak sanggoep membajar padjagnja, dibeslah koepiah dan badjoenja, sehingga banjak jang meninggalkan kantor poelisi dengan tjelana pendek sadja.”


***


Laporan Fikiran Ra’jat: Madjallah-politik popoelér No. 13, 23 September 1932:13 [Kronik Indonesia] tentang nasib si pribumi yang belum melunasi pajaknya di tangan otoritas  kolonial Hindia Belanda. Laporan di atas mencatat perlakuan Pemerintah Kolonial Hindia Belanda terhadap rakyat pribumi yang tidak sanggup membayar pajak. Mereka diseret ke kantor polisi dan uang serta barang-barang yang masih ada pada mereka disita.


Di daerah lain (Kalimantan) keadaannya malah lebih parah lagi: setelah digiring ke kantor polisi, pakaian yang masih melekat di badan para penunggak’ pajak itu dipreteli oleh polisi, yang tampaknya menjadi kaki tangan penguasa, mirip dengan yang sekarang sedang terjadi di sebuah negeri entah berantah.


Berefleksi tentang tindakan opresif terhadap orang kecil yang tidak sanggup membayar pajak seperti ini, yang banyak dilaporkan dalam media yang terbit semasa, kita dapat memahami mengapa sering terjadi ‘pemberontakan pajak (belasting)’ terhadap Pemerintah Kolonial Belanda. Bagaimana nasib pawa pajib pajak di zaman mardiko kini? Silakan para pembaca menjawab sendiri.


Suryadi – Leiden University, Belanda / Padang Ekspres, Minggu 23 April 2017


_________________________


Disalin dari Suryadi Sunuri; https://niadilova.wordpress.com

Komentar

Postingan populer dari blog ini

29. Tata Upacara Adat Minangkabau: Upacara Batagak Pangulu

UPACARA BATAGAK PANGULU Salah satu upacara atau alek ( ceremony ) adat Minangkabau yang paling sakral yang mendapatkan perhatian dan perlakukan khsus adalah Batagak Pangulu atau ada juga yang menyebutnya Batagak Gala .  Upacara ini merupakan peristiwa pentasbihan dan pengambilan atau pengucapan sumpah serta janji seorang Pangulu pada saat ia diangkat dan dinobatkan sebagai pemimpin kaum yang bergelar Datuak. Upacara adat ini sesuai dengan ajaran Islam sebagaimana firman Allah mengingatkan: Sesungguhnyan orang-orang yang menukar janji ( nya dengan Allah ) dan sumpah-sumpah mereka dengan harga yang sedikit maka mereka itu tidak mendapat bahagian dari ( pahala ) di akhirat, dan Allah tidak akan berkata-kata dengan mereka dan tidak akan melihat kepada mereka pada hari kahirat dan tidak ( pula ) akan menyucikan mereka. Bagi mereka adalah azab yang pedih (QS:3:77). Pada bagian lain Allah juga mengingatkan: “ Dan janganlah kamu mengikuti orang yang selalu bersumpah, lagi yang hina ” (QS 6...

SMP nan diperbaiki

[caption id="attachment_505" align="alignleft" width="300"] Keadaan SMP ketika beberapa masa yang lalu kami ambil gambarnya. [/caption] Pada saat pulang kampung nan dahulu, kami tak sengaja melihat pemandangan mengharukan yakni telah terjadi renovasi pada sekolah SMP yang terletak di perbatasan Kamang (Pintu Koto) dan Magek. Terkejut kami karena bangunan lama telah hilang dan sedangkan bangunan baru sedang dalam tahap pengerjaan. Mungkin saat ini telah selesai dikerjakan orang. Sungguh kami mengutuki diri sendiri, kenapa dahulu tak diambil gambar rumah sekolah ini. Sama kiranya ketika kami mendapati bahwa Pakan Salasa telah dirubuhi orang dan digantikan dengan bangunan baru. Kamipun tak memiliki gambar bangunan Pakan Salasa nan lama, hilang sudah salah satu sejarah di nagari kita. Terdapat dua sekolah menengah di kampung kita yakni SMP dan MTsN atau biasa kita sebut dengan Sanawiyah. Rumah Sikola SMP ini lebih dikenal dengan nama SMP Magek, karena meman...

Nyanyian Malaikat dari Syurga

[caption id="attachment_617" align="alignright" width="300"] Hari yang telah beranjak siang, tengoklah engku dan encik sekalian. Betapa indahnya pemandangan di pagi hari. [/caption] DIDIKAN SUBUAH. Engku dan encik sekalian tentunya pernah mendengar kata ini, dan kami yakin pastilah pernah melaluinya pula. Bangun dengan berat pada perak siang, dogoncang-goncangkan badan oleh orangtua, disiram dengan air, dimarah-marahi, dan lain sebagainya. Maklumlah engku, kalau kata orang yang ahli dengan ilmu kesehatan dan ilmu hayat (biologi) mengatakan kalau pada usia kanak-kanak dan remaja ada semacam hormon yang menyebabkan kita sangat berat sekali untuk bangun pagi perak siang. Oleh karena itu dalam agama kita, Allah sangat menghargai dan memberikan pahala yang besar kepada anak muda yang bangun subuh untuk menunaikan kewajiban sebagai seorang muslim. Allah sangat cintakan anak muda yang rajin beribadah, begitulah kaji yang terdengar oleh kami engku dan encik seka...