Langsung ke konten utama

Ramaya Si Pemberontak

[caption id="" align="aligncenter" width="705"] Gambar: http://almuawwizat.blogspot.co.id[/caption]

“Padang, 20 Sept. (Aneta). Berhoeboeng dengan hal hilangnja Datoek Sati, adathoofd di Magek, tersiar kabar bahwa di onderdistr[ict] Kamang ada soeatoe perhimpoenan rahasia, didirikan oleh kaoem kominis. Perhimpoenan itoe bermaksoed hendak memboenoeh sekalian kepala-kepala Bp. [bumiputra]. Doea brigade militer dari Fort de Kock dikirim ketempat terseboet. Disana banjak orang-orang jang ditahan dan roemah-roemah jang digeledah.


Kabarnja pagi kelamarin majat Datoek Sati terdapat telah terkoeboer disisi soengai dekat Batoe Djoelang, ond. distr. Kamang. Roepanja ia diboenoeh oleh Ramaja, pemimpin pergerakan kominis dan beberapa orang temannja, jang sekarang lari.


Kemoedian dikabarkan poela: Di Pakan Selasa, ond. distr. Kamang adalah 40 orang kominis ditangkap dan 14 poetjoek senapang serta 1 poetjoek pistol dirampas. Pemimpinnja ditangkap di Fort dek Kock. Kabarnja kaoem perempoean toeroet tjampoer dalam pergerakan rahasia itoe. (J.B.).” (a)


Roesoeh di Soematera Barat. Landrad Boekit tinggi soedah moelaï memeriksa perkara pemboenoehan atas Kepala ‘adat Datoe’ Tanangsati di Kamang. Pesakitan ada 45 orang, antaranya Ramaja, pemimpin kominis jang terkenal.


Di Loeboek Mintoeroen, serdadoe patroli telah menémbak mati seorang perampok bernama Boejoeng Taboeng, jang ketika akan ditan[g]kap, mentjoba membéla dirinja dengan seboeah péstol jang dibawanja. Demikian poela di Doekoe, serdadoe patroli telah menémbak mati seorang kominis, jang menjerang serdadoe itoe, ketika bertemoe. Ia membawa seboeah bedil.


Hadji Dagan, penolong [kawan] si Patai, telah menjerahkan dirinja. Soeman, perampok jang telah ditangkap, memberi keterangan, bahwa masih banjak bom jang disemboenjikan orang kominis. Di Loeboek bergaloeng, soedah kedapatan 24 boeah bom. Dihalaman roemah Si Oedjoet kedapatan djoega beberapa boeah [bom] lagi. Waktoe ditangkap ia sempat menjerang sersan De Bruijn dengan botol. Ia ditetak dengan kléwang dan mati karena itoe.” (b)


***


Laporan majalah Pandji Poestaka, No. 76, Tahoen IV, 24 September 1926, hlm. 1804 (a) dan No. 8, Tahoen V, 28 Januari 1927, hlm. 120 (rubrik Kroniek) yang memberitakan operasi-operasi lanjutan oleh pihak penguasa kolonial Belanda terhadap para ‘pemberontak’ komunis di Sumatera Barat. Dilaporkan peristiwan pembunuhan Datuk Tanangsati di Kamang oleh Ramaja, pantolan komunis di daerah itu. Laporan-laporan di atas, yang melengkapi laporan-laporan sebelumnya, menggambarkan apa yang terjadi di berbagai daerah dan siapa saja pemimpin-pemimpin lokal yang dibunuh dalam revolusi sosial yang tampaknya kurang terkoordinasi itu. Di pihak lain,  laporan-laporan tersebut juga mencatat nama-nama pemimpin ‘pemberontak’ itu di berbagai nagari, baik di darek maupun di daerah Ommelanden (pesisir Barat Sumatera Barat). Seperti disebut oleh Rusli Amran dalam bukunya tentang sejarah kota Padang (1986), Si Patai (Rajo Jambi), pantolan ‘pemberontak’ yang disebut-sebut dalam lamporan di atas, akhirnya tetangkap dan dihukum mati.


Suryadi – Leiden University, Belanda | Padang Ekspres, Minggu, 13 September 2015


________________________


Disalin dari blog Engku Suryadi Sunurihttps://niadilova.wordpress.com

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Katam Kaji

[caption id="attachment_779" align="alignright" width="300"] Salah satu gambar yang kami dapat dari kampung[/caption] Terdengar oleh kami telah tiba pula musim Katam Kaji [1] di kampung kita. Pada hari Ahad yang dahulu (22 Juni 2013) kami dengar kalau orang di Surau Tapi yang ba arak-arak. [2] Kemudian pada hari Kamis yang lalu (27 Juni 2013) tiba pula giliran orang Joho dan sekarang hari Ahad (30 Juni 2013) merupakan tipak [3] orang Koto Panjang yang berarak-arak. Memanglah pada pekan-pekan ini merupakan pekan libur sekolah bagi anak-anak sekolah. Telah menerima rapor mereka. Memanglah serupa itu dari dahulu bahwa Katam Kaji dilaksanakan oleh orang kampung kita disaat libur sekolah. Namun ada juga yang berlainan, seperti orang Dalam Koto yang akan melaksanakan selepas Hari rayo Gadang [4] dan Orang Taluak yang kabarnya akan mengadakan selepas Hari Raya Haji . [5] Kami tak pula begitu jelas pertimbangan dari kedua kampung tersebut. Mungkin engku dan

29. Tata Upacara Adat Minangkabau: Upacara Batagak Pangulu

UPACARA BATAGAK PANGULU Salah satu upacara atau alek ( ceremony ) adat Minangkabau yang paling sakral yang mendapatkan perhatian dan perlakukan khsus adalah Batagak Pangulu atau ada juga yang menyebutnya Batagak Gala .  Upacara ini merupakan peristiwa pentasbihan dan pengambilan atau pengucapan sumpah serta janji seorang Pangulu pada saat ia diangkat dan dinobatkan sebagai pemimpin kaum yang bergelar Datuak. Upacara adat ini sesuai dengan ajaran Islam sebagaimana firman Allah mengingatkan: Sesungguhnyan orang-orang yang menukar janji ( nya dengan Allah ) dan sumpah-sumpah mereka dengan harga yang sedikit maka mereka itu tidak mendapat bahagian dari ( pahala ) di akhirat, dan Allah tidak akan berkata-kata dengan mereka dan tidak akan melihat kepada mereka pada hari kahirat dan tidak ( pula ) akan menyucikan mereka. Bagi mereka adalah azab yang pedih (QS:3:77). Pada bagian lain Allah juga mengingatkan: “ Dan janganlah kamu mengikuti orang yang selalu bersumpah, lagi yang hina ” (QS 6

Luak Gadang & Luak Kaciak

Luak , begitu sebagian orang Minang menyebutnya. Atau orang sekarang lebih mengenalnya dengan sebutan sumua atau sumur. Luak adalah sumber untuk mengambil air bagi sekalian orang, sebelum dikenalnya sistim penyaluran air oleh PDAM (Perusahaan Daerah Air Minum) sekarang. Pada masa sekarang, hampir sekalian rumah di Kamang memiliki luak namun tidak demikian pada masa dahulu. Dahulu luak hanya dimiliki oleh sebagian keluarga dan itupun tidak berada di dekat rumah melainkan agak jauh dari rumah. sehingga menyebabkan untuk mengambil air orang-orang harus berjalan agak jauh. [caption id="attachment_749" align="alignleft" width="300"] Luak Gadang[/caption] Adalah Kampuang Lubuak sebuah kampung di Jorong Nan Tujuah di Kamang. Kampung ini memiliki luak kampung yang bernama Luak Gadang dan Luak Kaciak. Kedua luak ini memiliki kegunaan (fungsi) yang berbeda. Luak Gadang berguna untuk mencuci dan mandi sedangkan Luak Kaciak berguna untuk mengambil air minum