Kaciak banamo, gadang bagala..
Sudah menjadi kelaziman pada masa sekarang di nagari kita dalam keseharian orang saling menyebut nama dalam bertukar sapa. Hal tersebut sudah menjadi sesuatu yang biasa dan justeru terasa janggal apabila ada yang menyebut gelar, terutama bagi lelaki muda yang baru berumah tangga.
Kami tiada pula faham kenapa dapat serupa itu, pernah mendengar seorang lelaki muda yang baru tak berapa lama berumah tangga berkata "Sebut nama sajalah engku, jauh kita rasanya kalau dipanggil kami dengan gelar.."
Akhirnya si engku mengalah dan menyebut nama saja dalam memanggil dan menyapa. Kami tiada faham dimana letak "jauh"nya, bukankah jauh-dekatnya hubungan antara insan itu ditentukan oleh hatinya?
Sudah menjadi semacam trend di kalangan lelaki muda nan baru menikah di kampung kita agaknya, tak hendak dipanggil dengan gelar. Padahal di rantau ini nama atau dalam hal ini gelar menentukan jati dirinya.
Contohnya saja ialah dalam mempelajari sejarah, apabila kita menemukan nama semacam datuk atau sutan pastilah kita dapat menerka bahwa ianya orang Minangkabau "Ya, itu di rantau.." kilah engku kepada kami.
Pernah suatu ketika kami bercakap melalui jejaring sosial dengan salah seorang kenalan dari kampung kita. Tatkala kami tanya gelarnya ia marah, katanya "Kalau hendak menanya gelar saya, tanyakan kepada mamak saya!!"
Sungguh kami terkejut dan terpana, kenapa bisa sekasar itu orang ini? Entah apa kesilapan kami nan kurang berkenan di hatinya. Tatkala kami ulangi baik-baik ia menjawab "Orang yang tak tahu gelar saya tentunya tak pergi berelat ketika saya kawin..!!" jawabnya lagi.
Demikianlah, pada suatu ketika kami bersua dengan sebuah postingan pada salah satu halaman. Senang hati kami karena rupanya masih ada nan hendak menjaga adat resam kita orang Minangkabau. Dan lebih senangnya kami tatkala usulan dari admin halaman tersebut disambut baik oleh para anggotanya.
[caption id="attachment_2579" align="aligncenter" width="502"] Sokongan[/caption]
Semoga hal tersebut dapat menjadi pelajaran bagi kita orang Kamang ini. Karena orang minang itu mati karena adat "Sudah usang pepatah nan engkau sebutkan itu!!" jawab engku.
Ya karena orang sekarang mati karena uang..
Komentar
Posting Komentar