Di negeri maju, setiap masyarakatnya patuh kepada hukum nan telah dibuat, semisal membuang sampah - sekecil apapun ia - ialah mesti pada tempatnya. Apabila tuan berkendara maka berhentilah disaat lampu merah atau mulai lambat-lambat tatkala lampu berganti kuning walau sebenarnya tuan bisa menginjak gas dan lepas tatkala lampu berganti merah.
Di negeri berkembang hal tersebut sangat payah terwujud karena orang-orangnya tak hendak hirau dengan segala peraturan yang mereka pandang remeh itu. Usah bercakap perkara peraturan nan dibuat manusia, peraturan nan dibuat oleh Allah Ta'ala saja mereka cibir.
Orang Inggris memiliki pepatah "Manners Maketh Man.." maknanya sopan-santun atau adat resam itu membuat seseorang menjadi manusia. Dalam hal ini mereka punya istilah sendiri yakni "Gentleman" populer dengan "English Gentleman" yakni seorang laki-laki yang bersopan-santun, lembut tutur katanya dan halus tingkah lakunya. Tenggang manenggang kalau bagi kita orang Minangkabau.
Apa jadinya jikalau seseorang nan digadang-gadangkan hendak menduduki pucuk tertinggi di negeri ini tak bersopan-santun dan tak ta'at pada peraturan nan telah dibuat?
Anehnya, masih banyak Kaum Dungu nan memuji-mujinya bak dewa di kayangan. Nan membuat hati ini serupa disayat sembilu ialah diantara mereka banyak jua orang Kamang dan orang Minangkabau lainnya. Na'uzubillah..
Usah bercakap perihal Hukum Allah nan acap dilecehkan, Hukum buatan Manusia sahaja mereka tak patuh, apatah lagi Hukum Allah Ta'ala..
Dan apabila Allah telah menutup mata dan telinga mereka
Tiada lagi daya pada mu selain berserah diri pada Allah..
Komentar
Posting Komentar