Langsung ke konten utama

Awak panggil ia Buya kini..

[caption id="" align="aligncenter" width="1280"] Picture: http://www.pasbana.com[/caption]

Hari Ahad nan silam digelar tablig seorang ulama yang sangat diminati pada masa sekarang di Bukik Ambacang. Menarik melihat tempat penyelenggaraan tersebut, setahu kami Lapangan Pacu Kuda Bukik Ambacang berada di perbatasan dua daerah tingkat dua, Kabupaten Agam dan Kota Bukit Tinggi. Setengah lapangan kepunyaan Kota Bukit Tinggi dan setengahnya lagi kepunyaan Kabupaten Agam.


Tersenyum kami mendengarnya, karena kami sendiri memahami bahwa tablig ini merupakan salah satu usaha dari anak negeri untuk menyatukan kembali Luhak Agam. Kami sangat gundah tatkala mendengar pendapat nan mengatakan kalau Bukit Tinggi dan Agam itu tidak sama. Perlu diterangkan terlebih dahulu, kalau menyangku daerah administratif masa kini (moderen), sudah jelas kedua daerah itu berbeda. Namun apabila menyangkut "Luhak" maka Bukit Tinggi merupakan bagian dari Luhak Agam.


Kita kembali ke Tablig Buya Abdul Somad anak Negeri Kampar yang pada saat sekarang masuk ke dalam wilayah Propinsi Riau. Apabila kita bercakap Riau, dalam hal ini Riau Daratan maka serupa tapi tak samalah kiranya dengan Bukit Tinggi dan Agam. Walau memiliki adat resam yang sama namun orang yang berada di Kampar, Bangkinang, dan Taluak Kuantan tak hendak disebut orang Minangkabau.[1]


Namun nan menarik hati kami ialah salah satu tulisan pada banner yang terdapat pada acara tablig tersebut yang bertuliskan "Abdul Somad Urang Awak" kami tersenyum sahaja mendapati kiriman gambar dari seorang kawan.


Perlu kiranya kami tonton kembali isi tablig sang Buya, O ya, dalam acara tablig tersebut Sang Buya sempat bergurau "Esok usah panggil awak UAS lagi, tapi BUAS; BUya Abdul Somad.." ujarnya "Awak diberi gelar Buya oleh orang Tanah Datar.." lanjutnya lagi menjelaskan.


Satu nan menimbulkan rasa penasaran kami tatkala mendengar acar tablig nan tumpah ruah ini, adakah niat diluruskan tatkala berjalan menghadiri tablig untuk menambah dan memperdalam ilmu agama? Atau hanya sekadar ikut-ikutan sahaja? Atau hendak berfoto selfiekah?


_______________________________________

Catatan Kaki:

[1] Kami cukup dibuat pening selama ini dengan kekeras kepalaan mereka. Namun tulisan pada link ini setidaknya dapat memuaskan rasa penasaran kami. Patut untuk kita inapkan, pelajari lagi tarikh negeri kita.

Komentar

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

29. Tata Upacara Adat Minangkabau: Upacara Batagak Pangulu

UPACARA BATAGAK PANGULU Salah satu upacara atau alek ( ceremony ) adat Minangkabau yang paling sakral yang mendapatkan perhatian dan perlakukan khsus adalah Batagak Pangulu atau ada juga yang menyebutnya Batagak Gala .  Upacara ini merupakan peristiwa pentasbihan dan pengambilan atau pengucapan sumpah serta janji seorang Pangulu pada saat ia diangkat dan dinobatkan sebagai pemimpin kaum yang bergelar Datuak. Upacara adat ini sesuai dengan ajaran Islam sebagaimana firman Allah mengingatkan: Sesungguhnyan orang-orang yang menukar janji ( nya dengan Allah ) dan sumpah-sumpah mereka dengan harga yang sedikit maka mereka itu tidak mendapat bahagian dari ( pahala ) di akhirat, dan Allah tidak akan berkata-kata dengan mereka dan tidak akan melihat kepada mereka pada hari kahirat dan tidak ( pula ) akan menyucikan mereka. Bagi mereka adalah azab yang pedih (QS:3:77). Pada bagian lain Allah juga mengingatkan: “ Dan janganlah kamu mengikuti orang yang selalu bersumpah, lagi yang hina ” (QS 6...

Adat sopan santun orang Minangkabau

[caption id="" align="aligncenter" width="700"] Gambar: https://upload.wikimedia.org/wikipedia [/caption] Dalam suasana hari raya ini berkenankah engku, rangkayo, serta encik sekalian kami bawa melancong ke masa silam. Baru-baru ini kami mendapatkan sebuah kutipan pada sebuah buku dari tulisan seorang ahli perilaku (etiket) pada masa dahulunya di Minangkabau. Dikarang oleh B. Dt. Seri Maharajo dengan judul  Kitab 'Adat Sopan Santoen Orang Minangkabau  yang diterbitkan oleh Penerbit Merapi & Co  pada tahun 1922 di Bukit Tinggi. Kutipan tersebut memuat uraian pada halaman 75-80 sebagai berikut: 1. Apabila duduk bersama-sama tak boleh terkentut 2. Kalau menguap harus menutup mulut dengan tangan yang terkerucut 3. Apabila pergi ke jamban (untuk buang air besar) perlulah menutup kepala, memakai terompah, dan jangan terbuka aurat sebelum masuk jamban. Jangan bercakap-cakap, jangan pula menyahuti panggilan (seruan orang) melainkan dengan batuk kecil-keci...

SMP nan diperbaiki

[caption id="attachment_505" align="alignleft" width="300"] Keadaan SMP ketika beberapa masa yang lalu kami ambil gambarnya. [/caption] Pada saat pulang kampung nan dahulu, kami tak sengaja melihat pemandangan mengharukan yakni telah terjadi renovasi pada sekolah SMP yang terletak di perbatasan Kamang (Pintu Koto) dan Magek. Terkejut kami karena bangunan lama telah hilang dan sedangkan bangunan baru sedang dalam tahap pengerjaan. Mungkin saat ini telah selesai dikerjakan orang. Sungguh kami mengutuki diri sendiri, kenapa dahulu tak diambil gambar rumah sekolah ini. Sama kiranya ketika kami mendapati bahwa Pakan Salasa telah dirubuhi orang dan digantikan dengan bangunan baru. Kamipun tak memiliki gambar bangunan Pakan Salasa nan lama, hilang sudah salah satu sejarah di nagari kita. Terdapat dua sekolah menengah di kampung kita yakni SMP dan MTsN atau biasa kita sebut dengan Sanawiyah. Rumah Sikola SMP ini lebih dikenal dengan nama SMP Magek, karena meman...