Hari Ahad nan silam digelar tablig seorang ulama yang sangat diminati pada masa sekarang di Bukik Ambacang. Menarik melihat tempat penyelenggaraan tersebut, setahu kami Lapangan Pacu Kuda Bukik Ambacang berada di perbatasan dua daerah tingkat dua, Kabupaten Agam dan Kota Bukit Tinggi. Setengah lapangan kepunyaan Kota Bukit Tinggi dan setengahnya lagi kepunyaan Kabupaten Agam.
Tersenyum kami mendengarnya, karena kami sendiri memahami bahwa tablig ini merupakan salah satu usaha dari anak negeri untuk menyatukan kembali Luhak Agam. Kami sangat gundah tatkala mendengar pendapat nan mengatakan kalau Bukit Tinggi dan Agam itu tidak sama. Perlu diterangkan terlebih dahulu, kalau menyangku daerah administratif masa kini (moderen), sudah jelas kedua daerah itu berbeda. Namun apabila menyangkut "Luhak" maka Bukit Tinggi merupakan bagian dari Luhak Agam.
Kita kembali ke Tablig Buya Abdul Somad anak Negeri Kampar yang pada saat sekarang masuk ke dalam wilayah Propinsi Riau. Apabila kita bercakap Riau, dalam hal ini Riau Daratan maka serupa tapi tak samalah kiranya dengan Bukit Tinggi dan Agam. Walau memiliki adat resam yang sama namun orang yang berada di Kampar, Bangkinang, dan Taluak Kuantan tak hendak disebut orang Minangkabau.[1]
Namun nan menarik hati kami ialah salah satu tulisan pada banner yang terdapat pada acara tablig tersebut yang bertuliskan "Abdul Somad Urang Awak" kami tersenyum sahaja mendapati kiriman gambar dari seorang kawan.
Perlu kiranya kami tonton kembali isi tablig sang Buya, O ya, dalam acara tablig tersebut Sang Buya sempat bergurau "Esok usah panggil awak UAS lagi, tapi BUAS; BUya Abdul Somad.." ujarnya "Awak diberi gelar Buya oleh orang Tanah Datar.." lanjutnya lagi menjelaskan.
Satu nan menimbulkan rasa penasaran kami tatkala mendengar acar tablig nan tumpah ruah ini, adakah niat diluruskan tatkala berjalan menghadiri tablig untuk menambah dan memperdalam ilmu agama? Atau hanya sekadar ikut-ikutan sahaja? Atau hendak berfoto selfiekah?
_______________________________________
Catatan Kaki:
[1] Kami cukup dibuat pening selama ini dengan kekeras kepalaan mereka. Namun tulisan pada link ini setidaknya dapat memuaskan rasa penasaran kami. Patut untuk kita inapkan, pelajari lagi tarikh negeri kita.
[…] diterbitkan di blog nagarikamang.wordpress.com dengan judul […]
BalasHapus