Langsung ke konten utama

Memperkuat Iman

[caption id="" align="aligncenter" width="700"] Gambar: https://www.eramuslim.com[/caption]

Jangan menggantungkan harapan kepada Makhluk, namun gantungkanlah harapan kepada Khalik. Sesungguhnya Makhluk mengecewakan, dan Khalik tak pernah mengecewakan.


Kami pernah mendengar wasiat serupa itu bertahun silam, tatkala membaca sebuah roman Islami. Kami tiada tahu apakah itu berasal dari Al Qur'an atau Hadist Rasulullah, namun nan pasti amat terasa kepada diri kami.


Ya tuan, kami yakin tuan pasti pernah pula mengalami. Betapa di tempat nan jauh ini, berjarak dari tanah kelahiran, tak banyak kenalan sebangsa maka hati ini membutuhkan seseorang untuk dijadikan sebagai tempat berpegang. Apabila bersua dengan seseorang yang mendapat tempat di hati maka digantungkanlah harapan itu padanya. Diberi kepercayaan dan kesetiaan.


Namun tak jarang pula, kepercayaan nan diberikan itu dikhianati, kesetiaan nan telah dipersembahkan itu diperdaya oleh mereka. Hancur hati ini, ada nan menyimpan dendam ada pula nan pemaaf.


Terkenang dengan kaji tuanku di surau "Allah itu pencemburu tuan.."


Terkenang pula dengan masa dahulu semasa kanak-kanak "Engkau itu tatkala hendak ujian rajin shalat dan panjang do'a engkau itu.." cemooh bunda "Tapi pabila tidak, shalat engkau itu serupa patuh..[1]"


Dan kini dimasa nan penuh tipu daya dan muslihat ini, sekali lagi kita diuji. Ada nan menjatuhkan pilihan karena Fatwa Ulama, ada nan karena telah menimbang masak-masak, ada pula karena Kagum dengan Sosok Orangnya. Yang pertama dan kedua boleh tapi jangan nan terakhir. Sebab tidak ada orang nan sempurna, tak ada orang nan benar-benar baik apabila ulama telah dijauhi.


Pelajarilah kembali sejarah negeri kita, Syari'at yang selama ini diharapkan tak kunjung tegak, walau sebelumnya telah berjanji dengan berurai air mata. Berbagai pemberontakan yang muncul dan kepongahan Tuan Besar nan duduk di atas singasana yang bak kata pepatah serupa kacang lupa akan kulitnya.


Kini, kita juga patut untuk menyaringkan telinga dan menyalangkan mata, usah menerima mentah-mentah melainkan mesti diperiksa betul-betul. Bak kata pepatah kita tiba di mata tak dipicingkan, tiba diperut tak dikempiskan.


Namun lebih daripada itu, kita umat Islam memang tak memiliki banyak pilihan. Maka wasiat ulama kita diantara pilihan nan buruk, pilihlah nan kurang buruknya. Pilihan nan kita orang Minangkabau ambil pada masa sekarang bukanlah pilihan terbaik melainkan pilihan yang paling sedikit buruk/ mudharatnya.


Harapan kami kepada tuan, jangan memuja makhluk sebab yang patut untuk dipuja itu Allah Ta'ala. Usah menggantungkan pengharapan kepada makhluk, gantungkan saja harapan itu kepada Allah Yang Maha Kuasa.


Semoga Islam menjadi nafas bagi republik ini,
Semoga Umat Islam menjadi tuan di negeri sendiri.

_________________________________________


Catatan Kaki:


[1] Petir, maknanya cepat, tak sempurna bacaan, tak ada tuma'ninah


_______________________________________

Baca Juga:

https://www.hidayatullah.com/artikel/ghazwul-fikr/read/2013/10/31/7083/hitam-putih-presiden-soekarno.html

https://abdurrahmanthoyyib.com/2017/07/06/jangan-pernah-bergantung-pada-manusia/

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Katam Kaji

[caption id="attachment_779" align="alignright" width="300"] Salah satu gambar yang kami dapat dari kampung[/caption] Terdengar oleh kami telah tiba pula musim Katam Kaji [1] di kampung kita. Pada hari Ahad yang dahulu (22 Juni 2013) kami dengar kalau orang di Surau Tapi yang ba arak-arak. [2] Kemudian pada hari Kamis yang lalu (27 Juni 2013) tiba pula giliran orang Joho dan sekarang hari Ahad (30 Juni 2013) merupakan tipak [3] orang Koto Panjang yang berarak-arak. Memanglah pada pekan-pekan ini merupakan pekan libur sekolah bagi anak-anak sekolah. Telah menerima rapor mereka. Memanglah serupa itu dari dahulu bahwa Katam Kaji dilaksanakan oleh orang kampung kita disaat libur sekolah. Namun ada juga yang berlainan, seperti orang Dalam Koto yang akan melaksanakan selepas Hari rayo Gadang [4] dan Orang Taluak yang kabarnya akan mengadakan selepas Hari Raya Haji . [5] Kami tak pula begitu jelas pertimbangan dari kedua kampung tersebut. Mungkin engku dan

29. Tata Upacara Adat Minangkabau: Upacara Batagak Pangulu

UPACARA BATAGAK PANGULU Salah satu upacara atau alek ( ceremony ) adat Minangkabau yang paling sakral yang mendapatkan perhatian dan perlakukan khsus adalah Batagak Pangulu atau ada juga yang menyebutnya Batagak Gala .  Upacara ini merupakan peristiwa pentasbihan dan pengambilan atau pengucapan sumpah serta janji seorang Pangulu pada saat ia diangkat dan dinobatkan sebagai pemimpin kaum yang bergelar Datuak. Upacara adat ini sesuai dengan ajaran Islam sebagaimana firman Allah mengingatkan: Sesungguhnyan orang-orang yang menukar janji ( nya dengan Allah ) dan sumpah-sumpah mereka dengan harga yang sedikit maka mereka itu tidak mendapat bahagian dari ( pahala ) di akhirat, dan Allah tidak akan berkata-kata dengan mereka dan tidak akan melihat kepada mereka pada hari kahirat dan tidak ( pula ) akan menyucikan mereka. Bagi mereka adalah azab yang pedih (QS:3:77). Pada bagian lain Allah juga mengingatkan: “ Dan janganlah kamu mengikuti orang yang selalu bersumpah, lagi yang hina ” (QS 6

Luak Gadang & Luak Kaciak

Luak , begitu sebagian orang Minang menyebutnya. Atau orang sekarang lebih mengenalnya dengan sebutan sumua atau sumur. Luak adalah sumber untuk mengambil air bagi sekalian orang, sebelum dikenalnya sistim penyaluran air oleh PDAM (Perusahaan Daerah Air Minum) sekarang. Pada masa sekarang, hampir sekalian rumah di Kamang memiliki luak namun tidak demikian pada masa dahulu. Dahulu luak hanya dimiliki oleh sebagian keluarga dan itupun tidak berada di dekat rumah melainkan agak jauh dari rumah. sehingga menyebabkan untuk mengambil air orang-orang harus berjalan agak jauh. [caption id="attachment_749" align="alignleft" width="300"] Luak Gadang[/caption] Adalah Kampuang Lubuak sebuah kampung di Jorong Nan Tujuah di Kamang. Kampung ini memiliki luak kampung yang bernama Luak Gadang dan Luak Kaciak. Kedua luak ini memiliki kegunaan (fungsi) yang berbeda. Luak Gadang berguna untuk mencuci dan mandi sedangkan Luak Kaciak berguna untuk mengambil air minum