Kejayaan bangsa Saba’,[1] kaum Nabi Sulaiman A.S, yang mengusai hampir seluruh wilayah Jazirah Arab, laut Merah dan sebagian Mesir sudah sangat dikenal, baik dalam keterangan Al-Qur’an maupun temuan para ilmuan. Kemakmuran dan kejayaan Negeri Saba’ digambarkan dalam Al-Qur’an sebagai sebuah perkampungan yang bagian kanan dan kirinya terdapat kebun-kebun yang merupakan rezeki dari Allah dan sebagi negeri yang sangat baik anugrah Allah (Q.S.34:15). Bangsa Saba’ berhasil membangun bendungan raksasa dikenal sebagi Suuddu l-Ma’arib (Bendungan Ma’arib) yang sisanya masih dapat disaksikan pada zaman sekarang. Temuan para ilmuan modern mengungkapkan bahwa Saba’, dengan ibu kotanya Ma’arib, adalah sebuh negeri kuno termakmur yang berhasil membangun jalur perdangan sampai ke Cina dan Pulau Parco (Sumatera) disebut Thariq al-Barri (jalur darat atau Jalur Sutera) dan Thriqal Bahri (Jalur Perairan atau Samudera).
Kedatangan Kaum Nabi Sulaiman ini ke Pulau Parco bagian tengah (Minangkabau) adalah untuk membeli emas, sehingga daerah ini dikenal sebagai “Pulau Emas” (Swarnadwipa). Dalam Kitab Injil, diungkapkan juga bahwa Nabi Sulaiman menambang emas dan berladang gaharu di Gunung Ophir[2]; nama gunung ini sangat identik dengan nama gunung yang terdapat di wilayah Minangkabau (Pasaman). Kedatangan kaum Nabi Sulaiman ini jelas ikut membentuk peradaban dan budaya Minangkabau pada masa itu yang sudah bertauhid (berke-Tuhanan Yang Maha Esa). Kehadiran di Ophir dan nama besar Nabi Sulaiman dengan istrinya Ratu Bulkis menjadi mitos di Minangkabau dan muncul dalam kaba “Puti Balukih”.
________________________________
Catatan Kaki
[1] Kerajaan Saba’ terletak di wilayah Arab Bagian Selatan yang terkenal dengan pembangunan bendungan Ma’rib.
[2] Tereletak di Kabupaten Pasaman Barat, dikenal juga dengan nama Gunung Talamau atau Talakmau.
Komentar
Posting Komentar