Langsung ke konten utama

21. Limbago Adat Minangkabau: Pendahuluan

PENDAHULUAN


Kata limbago yang dalam Bahasa Indonesia diucapkan sebagai “lembaga” pada dasarnya bermakna wadah atau tempat yang tidak berupa benda. Dalam sebuah organisasi, lembaga adalah organisasi itu sendiri dan unit-unit yang ada dalamnya yang satu sama lain saling terkat membangun sebuah sistem untuk mencapai tujuan bersama. Wadah atau unit tersebut merupakan tempat berlangsungnya aktivitas organisasi sesuai dengan fungsi dan tugasnya masing-masing. Dengan demikian, Libago Adat dapat difahami sebagai tempat  atau wadah dimana semua urusan adat berlangsung. Pada Modul sebelumnya (Undang dan Hukum Adat Minangkabau), dibahas tetang Limbago Nan Sapuluah. Ini mengandung makna bahwa persolaan Undang dan Hukum Adat Miangkabau berada dalam wadah yang jumlahnya ada 10 (sepuluh) yang terdiri dari Cupak nan Duo, Kato nan Ampek, dan Undang nan Ampek.


Secara formal Peraturan Daerah Provinsi Sumatera Barat Nomor 6 Tahun 2014 tentang Penguatan Lembaga Adat dan Pelestarian Nilai Budaya Miangkabau mendefinisikan Limbago Adat sebagai lembaga yang diwarisi secara turun temurun oleh masyarakat adat Minangkbaua. Perda ini menekankan bahwa Limbago Adat Minangkabau tumbuh dari bawah—mambusuik dari bumi—dan diwariskan secara turun temurun. Karena Minangkabau menganut pewarisan sako dan pusako berdasarkan garis suku ibu, maka Limbago Adat Miangkabau mesti mengakar kebawah—baurek tungga kabawah—dan bapucuak bulek kateh menurus garis suku ibu. Dengan demikian dapat dikatakan bahwa Limbago Adat Minangkabau adalah wadah berlangsungnya urusan adat yang didasarkan pada garis suku ibu yang memiliki otoritas memegang sako jo pusako salingka kaum dan adat salingka nagari yang hak-hak tradisonalnya diakui dan dihormati oleh konstitusi negara (UUD 1945 Pasal 18b ayat (2)).


            Adat diisi-limbago dituang …..


Modul ini memuat bahasan tentang Limbago Adat Miangkabau yang merupakan wadah, atau tempat semua persoalan adat ditangani atau diurus.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

29. Tata Upacara Adat Minangkabau: Upacara Batagak Pangulu

UPACARA BATAGAK PANGULU Salah satu upacara atau alek ( ceremony ) adat Minangkabau yang paling sakral yang mendapatkan perhatian dan perlakukan khsus adalah Batagak Pangulu atau ada juga yang menyebutnya Batagak Gala .  Upacara ini merupakan peristiwa pentasbihan dan pengambilan atau pengucapan sumpah serta janji seorang Pangulu pada saat ia diangkat dan dinobatkan sebagai pemimpin kaum yang bergelar Datuak. Upacara adat ini sesuai dengan ajaran Islam sebagaimana firman Allah mengingatkan: Sesungguhnyan orang-orang yang menukar janji ( nya dengan Allah ) dan sumpah-sumpah mereka dengan harga yang sedikit maka mereka itu tidak mendapat bahagian dari ( pahala ) di akhirat, dan Allah tidak akan berkata-kata dengan mereka dan tidak akan melihat kepada mereka pada hari kahirat dan tidak ( pula ) akan menyucikan mereka. Bagi mereka adalah azab yang pedih (QS:3:77). Pada bagian lain Allah juga mengingatkan: “ Dan janganlah kamu mengikuti orang yang selalu bersumpah, lagi yang hina ” (QS 6...

SMP nan diperbaiki

[caption id="attachment_505" align="alignleft" width="300"] Keadaan SMP ketika beberapa masa yang lalu kami ambil gambarnya. [/caption] Pada saat pulang kampung nan dahulu, kami tak sengaja melihat pemandangan mengharukan yakni telah terjadi renovasi pada sekolah SMP yang terletak di perbatasan Kamang (Pintu Koto) dan Magek. Terkejut kami karena bangunan lama telah hilang dan sedangkan bangunan baru sedang dalam tahap pengerjaan. Mungkin saat ini telah selesai dikerjakan orang. Sungguh kami mengutuki diri sendiri, kenapa dahulu tak diambil gambar rumah sekolah ini. Sama kiranya ketika kami mendapati bahwa Pakan Salasa telah dirubuhi orang dan digantikan dengan bangunan baru. Kamipun tak memiliki gambar bangunan Pakan Salasa nan lama, hilang sudah salah satu sejarah di nagari kita. Terdapat dua sekolah menengah di kampung kita yakni SMP dan MTsN atau biasa kita sebut dengan Sanawiyah. Rumah Sikola SMP ini lebih dikenal dengan nama SMP Magek, karena meman...

Nyanyian Malaikat dari Syurga

[caption id="attachment_617" align="alignright" width="300"] Hari yang telah beranjak siang, tengoklah engku dan encik sekalian. Betapa indahnya pemandangan di pagi hari. [/caption] DIDIKAN SUBUAH. Engku dan encik sekalian tentunya pernah mendengar kata ini, dan kami yakin pastilah pernah melaluinya pula. Bangun dengan berat pada perak siang, dogoncang-goncangkan badan oleh orangtua, disiram dengan air, dimarah-marahi, dan lain sebagainya. Maklumlah engku, kalau kata orang yang ahli dengan ilmu kesehatan dan ilmu hayat (biologi) mengatakan kalau pada usia kanak-kanak dan remaja ada semacam hormon yang menyebabkan kita sangat berat sekali untuk bangun pagi perak siang. Oleh karena itu dalam agama kita, Allah sangat menghargai dan memberikan pahala yang besar kepada anak muda yang bangun subuh untuk menunaikan kewajiban sebagai seorang muslim. Allah sangat cintakan anak muda yang rajin beribadah, begitulah kaji yang terdengar oleh kami engku dan encik seka...