PENDAHULUAN
Pangulu yang berasal dari kata “hulu” bermakna bagian tubuh paling atas (kepala), bagian sungai paling atas, pangkal, permulaan, atau awal. Awalan “pa-” dalam Bahasa Minangkabau berfungsi pembentuk makna orang, padanan awal “pe-“ dalam Bahasa Indonesia. Dengan demikian, kata “pangulu” (dari panghulu) bermakna orang yang memegang atau menjadi “hulu”.
Dalam sistem Adat Minangkabau, Pangulu adalah pemimpin tertinggi sesuai dengan hirarkhinya dalam kelompok masyarakat. Dalam sebuah kaum, pimpinan tertinggi adalah Pangulu Kaum; pada tingkat kampuang/ jorong, pemimpin tertinggi adalah Pangulu Kampuang/ Jorong; sedangkan pada tingkat nagari, pemimipin tertinggi adalah Pangulu Pucuak. Namun demikian, otoritas tertingi terhadap anak-kanamakan tetap berada pada Pengulu Kaum—Kamanakan barajo ka mamak-Mamak barajo ka Pangulu-Pangulu barajo ka mufakat-Mufakat barajo ka nan bana-Nan bana tagak sandirinyo.[1] Semua pengulu harus bergelar Datuak, yang dipilih secara musyawarah dan dikukuh secara adat. Pangulu adalah tampuak tangkai dalam suku, nan mahitam-mautiahkan, tibo di biang kamancabiak-tibo di ganting ka mamutuih. Dia adalah Andiko dalam kampuang, kusuik nan kamanyalasaikan-karuah nan kamanjaniahkan.
Karena beratnya amanah yang diemban, seorang Pangulu harus memiliki karakter yang kuat, pengetahuan yang luas dan mendalam dalam adat, agama dan pengetahuan umum, ketauladanan yang teruji ditengah masyarakat, dan integritas yang tinggi terhadap anak kamanakanya. Integritas dalam hal ini adalah keselarasan antara apa yang dipikirkan (pengetahuan), apa yang dikatakan, dan apa yang didilakukan. Seorang Pangulu harus memiliki komitmen yang tinggi untuk memimpin, membina dan membela kaumnya. Dalam petitih adat Minangkabau, seorang Pangulu digambarkan sebagai pohon besar ditengah kampung—Ibaraik kayu gadang ditangah koto:
Tinggi nan tampak jauah,
Dakek jolong basuo
Ureknyo tampek baselo,
Batangnyo tampek basanda
Daunnya tampek balinduang
Tampek balinduang kapanasan
Tampek bataduah kahujanan
Dahannyo tampek bagantuang
Daunnyo rimbun dek adat
Buahnyo kato nan bana
Ka pai tampek batanyo
Ka pulang tampek babarito.
Dengan demikian, Pangulu bukan orang sembarangan; Pengulu harus orang yang memiliki kelebihan diantara laki-laki yang ada dalam sebuah kaum. Dia bukan seorang yang dipilih berdasarkan suara terbanyak dalam sebuah musyawarah kaum, tapi orang memenuhi kriteria seperti diungkapkan diatas—Tumbuahnyo ditanam-Tingginyo dianjuang-Gadangyo diamba.
Modul ini memuat bahasan tentang karakter, sifat, tugas dan tanggung jawab seorang Pangulu. Karakter Pangulu dalam hal ini terkait goresan dasar yang terdapat sitem otak dan qalbu seorang Pangulu yang mebuatnya berbeda dari orang kebanyakan. Sifat Pangulu dalam konteks ini berhubungan dengan ciri kompetensi psikologis dasar dari seorang Pangulu. Sedang tugas dan tanggung jawab pangulu adalah amanah yang harus diemban oleh seorang Pangulu dalam kaum, suku, kampung/ jorong dan nagari.
_______________________________
Catatan Kaki:
[1] Yang Bana ialah Allah Ta’ala yang terimplementasikan dengan Hukum Syari’ah
Komentar
Posting Komentar