Langsung ke konten utama

32. Sifat, Fungsi, & Tugas Pemangku Adat: Karakter Penghulu

KARAKTER PANGULU


Karakter yang beasal Bahasa Inggris charater yang berasal dari kata kharakssein (Bahsa Yunani) bermakna mempertajam atau mengasah, atau mengores-gores sehingga menjadi grooves (garis-garisan atau goresan-goresan). Dari pengertian ini kita dapat mendefinisikan karakter sebagai goresan ukiran atau garisan dalam otak/ qalbu manusia yang mengarahkan pikiran, perasaan, dan tindakan seseorang. Karakter adalah moral force (unjuk moral/ akhlak/ budi pekerti) atau reputasi moral yang membedakan seseorang dari orang lain.  Dengan kata lain, karakter dapat didefinisikan sebagai gabungan dari beberapa ciri dan kualitas yang membedakan hakikat seseorang atau sesuatu dari yang lainnya.


Dalam konteks adat Minangkabau, seorang Pengulu harus berkarakter kuat. Ini bermakna bahwa seorang Pengulu harus orang yang didalam sistem otak atau qalbunya terdapat goresan atau garisan yang mengarakah cara berpikir, cara bertutur dan dan cara bertindaknya jelas berbeda dari orang kebanyakan—Tinggi nan tampak jauah—Dakek jolong basuo; artinya, ia menonjol dalam pengertian reputasi moral, akhlak, budi pekerti, ilmu pengetahuan, financial, dan lain-lain.


Selain itu, Pangulu juga harus punya karakter kepedulian sosial yang tinggi. Didalam sistem otak dan qalbunya terdapat garisan atau goresan yang selalu mengarahkan pikirannya, perkataanya, dan perbuatannya untuk menganyomi, melindungi dan membela anak-kamanakan dalam kaumnya—Ureknyo tampek baselo-Batangnyo tampek basanda; Daunnya tampek balinduang-Tampek balinduang kapanasan; Tampek bataduah kahujanan-Dahannyo tampek bagantuang. Dengan kata lian, kelebihan yang ia miliki, baik dalam bentuk moral maupun material, dia gunakan untuk mengayomi anak-kamanakannya.


Pangulu harus cerdas, memiliki pengetahuan luas dan mendalam dalam berbagai hal, namun lebih dari itu ia harus jujur—Daunnyo rimbun dek adaik-Buahnyo kato nan bana; Bajalan luruih-bakato bana. Sehingga seorang Pangulu haru menjadikan rujukan utama anak-kamanakan dalam berbagai hal—Ka pai tampek batanyo-Ka pulang tampek babarito.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Katam Kaji

[caption id="attachment_779" align="alignright" width="300"] Salah satu gambar yang kami dapat dari kampung[/caption] Terdengar oleh kami telah tiba pula musim Katam Kaji [1] di kampung kita. Pada hari Ahad yang dahulu (22 Juni 2013) kami dengar kalau orang di Surau Tapi yang ba arak-arak. [2] Kemudian pada hari Kamis yang lalu (27 Juni 2013) tiba pula giliran orang Joho dan sekarang hari Ahad (30 Juni 2013) merupakan tipak [3] orang Koto Panjang yang berarak-arak. Memanglah pada pekan-pekan ini merupakan pekan libur sekolah bagi anak-anak sekolah. Telah menerima rapor mereka. Memanglah serupa itu dari dahulu bahwa Katam Kaji dilaksanakan oleh orang kampung kita disaat libur sekolah. Namun ada juga yang berlainan, seperti orang Dalam Koto yang akan melaksanakan selepas Hari rayo Gadang [4] dan Orang Taluak yang kabarnya akan mengadakan selepas Hari Raya Haji . [5] Kami tak pula begitu jelas pertimbangan dari kedua kampung tersebut. Mungkin engku dan

29. Tata Upacara Adat Minangkabau: Upacara Batagak Pangulu

UPACARA BATAGAK PANGULU Salah satu upacara atau alek ( ceremony ) adat Minangkabau yang paling sakral yang mendapatkan perhatian dan perlakukan khsus adalah Batagak Pangulu atau ada juga yang menyebutnya Batagak Gala .  Upacara ini merupakan peristiwa pentasbihan dan pengambilan atau pengucapan sumpah serta janji seorang Pangulu pada saat ia diangkat dan dinobatkan sebagai pemimpin kaum yang bergelar Datuak. Upacara adat ini sesuai dengan ajaran Islam sebagaimana firman Allah mengingatkan: Sesungguhnyan orang-orang yang menukar janji ( nya dengan Allah ) dan sumpah-sumpah mereka dengan harga yang sedikit maka mereka itu tidak mendapat bahagian dari ( pahala ) di akhirat, dan Allah tidak akan berkata-kata dengan mereka dan tidak akan melihat kepada mereka pada hari kahirat dan tidak ( pula ) akan menyucikan mereka. Bagi mereka adalah azab yang pedih (QS:3:77). Pada bagian lain Allah juga mengingatkan: “ Dan janganlah kamu mengikuti orang yang selalu bersumpah, lagi yang hina ” (QS 6

Luak Gadang & Luak Kaciak

Luak , begitu sebagian orang Minang menyebutnya. Atau orang sekarang lebih mengenalnya dengan sebutan sumua atau sumur. Luak adalah sumber untuk mengambil air bagi sekalian orang, sebelum dikenalnya sistim penyaluran air oleh PDAM (Perusahaan Daerah Air Minum) sekarang. Pada masa sekarang, hampir sekalian rumah di Kamang memiliki luak namun tidak demikian pada masa dahulu. Dahulu luak hanya dimiliki oleh sebagian keluarga dan itupun tidak berada di dekat rumah melainkan agak jauh dari rumah. sehingga menyebabkan untuk mengambil air orang-orang harus berjalan agak jauh. [caption id="attachment_749" align="alignleft" width="300"] Luak Gadang[/caption] Adalah Kampuang Lubuak sebuah kampung di Jorong Nan Tujuah di Kamang. Kampung ini memiliki luak kampung yang bernama Luak Gadang dan Luak Kaciak. Kedua luak ini memiliki kegunaan (fungsi) yang berbeda. Luak Gadang berguna untuk mencuci dan mandi sedangkan Luak Kaciak berguna untuk mengambil air minum