Langsung ke konten utama

35.Sifat, Fungsi, & Tugas Pemangku Adat: Persyaratan Utama Pangulu

PERSYARATAN UTAMA PENGHULU


Seorang penghulu adalah lelaki. Walaupun sistem kekerabatan Minangkabau mengikuti garis suku ibu (matrilineal) tidak dapat diartikan bahwa perempuan memegang kekuasaan dalam berbagai hal. Karena keempat unsur utama yang harus dimiliki oleh seorang penghulu yaitu sebagai pemimpin, pelindung, hakim dan pengayom merupakan unsur-unsur yang sangat dominan dalam menentukan kekuasaan, syarat-syarat tersebut berada di tangan pria yaitu di tangan Pangulu. Disini jelas terlihat bahwa pengaruh ajaran Islam (syara’) terhadap profil penghulu sebagi pemimpin terhadap perempuan, sebagaimana ditegaskan dalam Al-Qur’an:


الرِّجَالُ قَوَّامُونَ عَلَى النِّسَاءِ بِمَا فَضَّلَ اللَّهُ بَعْضَهُمْ عَلَى بَعْضٍ وَبِمَا أَنْفَقُوا مِنْ أَمْوَالِهِمْ فَالصَّالِحَاتُ قَانِتَاتٌ حَافِظَاتٌ لِلْغَيْبِ بِمَا حَفِظَ اللَّهُ وَاللَّاتِي تَخَافُونَ نُشُوزَهُنَّ فَعِظُوهُنَّ وَاهْجُرُوهُنَّ فِي الْمَضَاجِعِ وَاضْرِبُوهُنَّ فَإِنْ أَطَعْنَكُمْ فَلَا تَبْغُوا عَلَيْهِنَّ سَبِيلًا إِنَّ اللَّهَ كَانَ عَلِيًّا كَبِيرًا

Artinya:


Kaum laki-laki adalah pemimpin bagi kaum wanita, oleh karena Allah telah melebihkan sebagain mereka (laki-laki) atas sebagian yang lain (wanita) dan karena mereka (laki-laki) telah menafkahkan sebagian dari harta mereka". (QS. An Nisaa’ : 34)


Penghulu berilmu pengetahuan yang luas. Sebagai seorang penghulu yang memikul amanah sebagai hulu/ ketua/ pimpinan dalam kaumnya, ia harus seorang yang mempunyai nilai lebih dalam bidang ilmu pengetahuan memiliki iman yang kokoh, sebagaiman dungkapkan oleh petatah-pelititih berikut:


Nan cadiak candokio- nan arif bijaksano
Nan tau di unak kamanyangkuik-Nan tau di rantiang ka mancucuak
Nan tau di angin nan basiru-Nan tau di ombak nan badabua
Nan tau di karang nan baunguak-Nan tau di pasang turun naik
Nan tau jo ereng nan jo gendeng-Nan tahu di bayang kato sampai
Alun takilek lah bakalam
Takilek ikan dalam aia, lah jaleh jantan batinonyo


Persyaratan ini adalah bentuk pengamalan dari syara’ (Islam), sebagaimana tertuang dalam al-Qur’an bahwa seorang pemimpin diberi kelebihan dalam ilmu dan postur tubuh yang perkasa:


وَقَالَ لَهُمْ نَبِيُّهُمْ إِنَّ اللَّهَ قَدْ بَعَثَ لَكُمْ طَالُوتَ مَلِكًا ۚ قَالُوا أَنَّىٰ يَكُونُ لَهُ الْمُلْكُ عَلَيْنَا وَنَحْنُ أَحَقُّ بِالْمُلْكِ مِنْهُ وَلَمْ يُؤْتَ سَعَةً مِنَ الْمَالِ ۚ قَالَ إِنَّ اللَّهَ اصْطَفَاهُ عَلَيْكُمْ وَزَادَهُ بَسْطَةً فِي الْعِلْمِ وَالْجِسْمِ ۖ وَاللَّهُ يُؤْتِي مُلْكَهُ مَنْ يَشَاءُ ۚ وَاللَّهُ وَاسِعٌ عَلِيمٌ


Artinya:


Nabi mereka mengatakan kepada mereka: "Sesungguhnya Allah telah mengangkat Thalut menjadi rajamu". Mereka menjawab: "Bagaimana Thalut memerintah kami, padahal kami lebih berhak mengendalikan pemerintahan daripadanya, sedang diapun tidak diberi kekayaan yang cukup banyak?" Nabi (mereka) berkata: "Sesungguhnya Allah telah memilih rajamu dan menganugerahinya ilmu yang luas dan tubuh yang perkasa". Allah memberikan pemerintahan kepada siapa yang dikehendaki-Nya. Dan Allah Maha Luas pemberian-Nya lagi Maha Mengetahui.


Selain itu, Rasulullah SAW dalam sabdanya mengisyarat seorang pemimpin harus berilmu.:


Siapa yang menginginkan kehidupan duniawi, maka ia harus berilmu, siapa yang menghendaki kehidupan ukhrawi maka ia harus berilmu, dan barang siapa yang menghendaki kedua kehidupan tersebut harus dengan ilmu" (Sabda Rasulullah SAW Riwayat Muslim)


Selain persyaratan utama diatas seorang Pangulu harus memiliki empat sifat yang Rasulullah S.A.W: 1) Siddq, 2) Tablik 3) Amanah, 4) Fathanah




  1. Seorang penghulu, mempunyai sifat yang benar (shidiq) dan lurus (istiqamah), tidak pendusta, diyakini ittikad baiknya terhadap adat Minangkabau serta teguh memegang kebenaran. Seperti kata pepatah adat "lahia jo batin saukuran, isi kulik umpamo lahia, sakato lahia dengan batin, sasuai muluik dengan hati". Selanjutnya syara’ memperkuat apa yang terdapat dalam pepatah tersebut.


Di dalam ajaran Islam (syara’) sifat tercela tersebut tadi adalah tanda-tanda orang munafik yang sangat dibenci Allah SWT. Tanda orang munafik itu terdapat dalam sabda Rasulullah SAW  riwayat Bukhari dan Muslim sbb.:


Artinya:          Tanda-tanda orang munafik ada tiga, yakni apabila berbicara ia bohong, apabila berjanji ia mungkir dan apabila diberi amanah ia khianat.




  1. Seorang yang akan menjadi penghulu hendaklah orang yang pasih lidahnya dalam berbicara dan dapat meyakinkan orang lain dalam menyeru kepada kebaikan dan menjauhi kemudaratan. Pepatah adat mengatakan :


 Murah kato takatoan, suliek kato jo timbangan, kato nan liok-liok lembai, rundiang nan elok lamak manih, sakali rundiang disabuik takana juo salamonyo, rundiang nan tagang-tagang kandua, rundiang nan tinggi-tinggi randah, nan bak maelo tali jalo, raso tagang dikandui, agak kandua ditagangi, diam di kato nan sadang elok banyak andai jo kucindan, banyak galuik jo gulasang.


Syara’ mengatakan seperti yang terdapat dalam al-Qur’an (QS. Ali Imran : 104) Allah SWT berfirman :


وَلْتَكُنْ مِنْكُمْ أُمَّةٌ يَدْعُونَ إِلَى الْخَيْرِ وَيَأْمُرُونَ بِالْمَعْرُوفِ وَيَنْهَوْنَ عَنِ الْمُنْكَرِ ۚ وَأُولَٰئِكَ هُمُ الْمُفْلِحُونَ


Artinya : Dan hendaklah ada di antara kamu segolongan umat yang menyeru kepada kebajikan dan menyuruh kepada yang ma'ruf dan mencegah kepada yang mungkar, mereka itulah orang­-orang yang beruntung"


Selanjutnya menurut Idrus Hakimi, sifat yang empat tadi disempurnakan dengan sifat sabar dan lemah lembut, karena lemah lembut dan perkataan menjadi kunci terbuka hati nurani seseorang. Pepatah adat mengatakan :


"Manahan sudi jo siasek, ulemu bak bintang bataburan, lawik tak karuah karano ikan, gunuang tak runtuah karano kabuik, bumi lapang alamnyo leba, muluik manih kucindan murah, budi haluih bak lawik dalam "


Pepatah ini seperti melaksanakan ajaran Islam (syara’) dalam QS. Ali Imran : 159, Allah SWT berfirman:


فَبِمَا رَحْمَةٍ مِنَ اللَّهِ لِنْتَ لَهُمْ ۖ وَلَوْ كُنْتَ فَظًّا غَلِيظَ الْقَلْبِ لَانْفَضُّوا مِنْ حَوْلِكَ ۖ فَاعْفُ عَنْهُمْ وَاسْتَغْفِرْ لَهُمْ وَشَاوِرْهُمْ فِي الْأَمْرِ ۖ فَإِذَا عَزَمْتَ فَتَوَكَّلْ عَلَى اللَّهِ ۚ إِنَّ اللَّهَ يُحِبُّ الْمُتَوَكِّلِينَ


Artinya :


 Maka disebabkan rahmat dari Allah-lah kamu berlaku lemah lembut terhadap mereka. Sekiranya kamu bersikap keras lagi berhati kasar, tentulah mereka menjauhkan diri dari sekelilingmu. Karena itu maafkanlah mereka, mohonkanlah ampun bagi mereka, dan bermusyawaratlah dengan mereka dalam urusan itu. Kemudian apabila kamu telah membulatkan tekad, maka bertawakkallah kepada Allah. Sesungguhnya Allah menyukai orang-orang yang bertawakkal kepada-Nya.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Katam Kaji

[caption id="attachment_779" align="alignright" width="300"] Salah satu gambar yang kami dapat dari kampung[/caption] Terdengar oleh kami telah tiba pula musim Katam Kaji [1] di kampung kita. Pada hari Ahad yang dahulu (22 Juni 2013) kami dengar kalau orang di Surau Tapi yang ba arak-arak. [2] Kemudian pada hari Kamis yang lalu (27 Juni 2013) tiba pula giliran orang Joho dan sekarang hari Ahad (30 Juni 2013) merupakan tipak [3] orang Koto Panjang yang berarak-arak. Memanglah pada pekan-pekan ini merupakan pekan libur sekolah bagi anak-anak sekolah. Telah menerima rapor mereka. Memanglah serupa itu dari dahulu bahwa Katam Kaji dilaksanakan oleh orang kampung kita disaat libur sekolah. Namun ada juga yang berlainan, seperti orang Dalam Koto yang akan melaksanakan selepas Hari rayo Gadang [4] dan Orang Taluak yang kabarnya akan mengadakan selepas Hari Raya Haji . [5] Kami tak pula begitu jelas pertimbangan dari kedua kampung tersebut. Mungkin engku dan

29. Tata Upacara Adat Minangkabau: Upacara Batagak Pangulu

UPACARA BATAGAK PANGULU Salah satu upacara atau alek ( ceremony ) adat Minangkabau yang paling sakral yang mendapatkan perhatian dan perlakukan khsus adalah Batagak Pangulu atau ada juga yang menyebutnya Batagak Gala .  Upacara ini merupakan peristiwa pentasbihan dan pengambilan atau pengucapan sumpah serta janji seorang Pangulu pada saat ia diangkat dan dinobatkan sebagai pemimpin kaum yang bergelar Datuak. Upacara adat ini sesuai dengan ajaran Islam sebagaimana firman Allah mengingatkan: Sesungguhnyan orang-orang yang menukar janji ( nya dengan Allah ) dan sumpah-sumpah mereka dengan harga yang sedikit maka mereka itu tidak mendapat bahagian dari ( pahala ) di akhirat, dan Allah tidak akan berkata-kata dengan mereka dan tidak akan melihat kepada mereka pada hari kahirat dan tidak ( pula ) akan menyucikan mereka. Bagi mereka adalah azab yang pedih (QS:3:77). Pada bagian lain Allah juga mengingatkan: “ Dan janganlah kamu mengikuti orang yang selalu bersumpah, lagi yang hina ” (QS 6

Luak Gadang & Luak Kaciak

Luak , begitu sebagian orang Minang menyebutnya. Atau orang sekarang lebih mengenalnya dengan sebutan sumua atau sumur. Luak adalah sumber untuk mengambil air bagi sekalian orang, sebelum dikenalnya sistim penyaluran air oleh PDAM (Perusahaan Daerah Air Minum) sekarang. Pada masa sekarang, hampir sekalian rumah di Kamang memiliki luak namun tidak demikian pada masa dahulu. Dahulu luak hanya dimiliki oleh sebagian keluarga dan itupun tidak berada di dekat rumah melainkan agak jauh dari rumah. sehingga menyebabkan untuk mengambil air orang-orang harus berjalan agak jauh. [caption id="attachment_749" align="alignleft" width="300"] Luak Gadang[/caption] Adalah Kampuang Lubuak sebuah kampung di Jorong Nan Tujuah di Kamang. Kampung ini memiliki luak kampung yang bernama Luak Gadang dan Luak Kaciak. Kedua luak ini memiliki kegunaan (fungsi) yang berbeda. Luak Gadang berguna untuk mencuci dan mandi sedangkan Luak Kaciak berguna untuk mengambil air minum