Langsung ke konten utama

Hilia, Tangah, jo Mudiak

 Nagari Kamang Nan Patah Tigo


 

Nagari Kamang dibagi atas tiga patah atau bagian yakni Patah Mudiak, Patah Tangah, dan Patah Ilia (Hilir). Pembagian ini merupakan pembagian secara geografis. Pada penduduk Kamang generasi tua masih ditemukan kata-kata semacam ini “Aden ka pai ka iliah cah sabanta..

Adapun pembagian tersebut ialah sebagai berikut:

Pertama Patah Mudiak, yang terdiri atas Jorong Koto Panjang, Dangau Baru, Dalam Koto, Batu Baraguang, dan Bancah. Adapun Patah Tangah termasuk ke dalamnya Jorong Joho, Pintu Koto, Ampek Kampuang, Limo Kampuang, dan Nan Tujuah. Terakhir ialah Patah Ilia yang terdiri atas Jorong Koto Nan Gadang, Balai Panjang, Koto Kaciak, Guguak Rang Pisang, Ladang Darek, Binu, dan Solok.

Banyak anak-anak Kamang masa sekarang yang tidak faham mengenai perkara sederhana ini. Lagi pula penyebutan ilia dan mudiak sudah mulai menghilang pada masa sekarang. Sebut saja dalam perkara sederhana, untuk lebih gampangnya kami berikan salah satu contoh kasus kepada engku sekalian. Dahulu pernah terdengar orang tua menyuruh anaknya menggambil panggalan yang terletak di samping rumah. Sang anak bertanya “Disampiang sabalah ma latak panggalan tu bu..?

Di sabalah iliah..” jawab sang ibu.

Cukup mudah untuk menentukan bagian sebelah mana dari nagari Kamang yang sebelah Mudiak, Tangah, dan Ilia. Bagian Mudiak terletak di sebelah barat nagari, batang aia yang biasa disebut oleh penduduk Kamang dengan sebutan Agam dijadikan sebagai patokan. Ingat engku, sebelah utara Nagari Kamang berhadapan langsung dengan bukit barisan atau rimbo biasa disebut. Sedangkan patah ilia terletak di sebelah timur Nagari Kamang.

Pada masa sekarang hal semacam ini sudah tidak diacuhkan lagi dalam kehidupan sehari-hari penduduk Kamang. Bahasa lama sudah mulai hilang, beberapa orangtua lebih suka bercakap memakai Bahasa Indonesia dengan anak-anaknya. Sedangkan anak-anak remaja mulai suka menggunakan Bahasa Gaul Jakarta dalam pergaulan mereka. Begitulah cara orang Kampung yang kebetulan kampungnya bernama Kamang menyikapi modernitas atau kemajuan.

Orang bijak mengatakan bahasa menentukan bangsa. Sayang sekali Orang Bijak di Nagari Kamang sangat sedikit, sehingga bahasa bagi mereka tidaklah penting. Bagi kebanyakan orang Kamang sekarang, kemoderenan dilihat dari gaya bicara, berpakaian, dan gaya hidup, serta koleksi widget yang mereka miliki di rumah. Bukan dari perubahan pola berfikir, akhlak mapun tingkah laku, ataupun kebiasaan ke arah yang lebih baik. Raso jo pareso sudah mulai berkurang bahkan menghilang dari Nagari Kamang. Janganlah engku sekalian heran, pabila pulang mendapati orang bercakap tak batenggang raso lai

Komentar

Postingan populer dari blog ini

29. Tata Upacara Adat Minangkabau: Upacara Batagak Pangulu

UPACARA BATAGAK PANGULU Salah satu upacara atau alek ( ceremony ) adat Minangkabau yang paling sakral yang mendapatkan perhatian dan perlakukan khsus adalah Batagak Pangulu atau ada juga yang menyebutnya Batagak Gala .  Upacara ini merupakan peristiwa pentasbihan dan pengambilan atau pengucapan sumpah serta janji seorang Pangulu pada saat ia diangkat dan dinobatkan sebagai pemimpin kaum yang bergelar Datuak. Upacara adat ini sesuai dengan ajaran Islam sebagaimana firman Allah mengingatkan: Sesungguhnyan orang-orang yang menukar janji ( nya dengan Allah ) dan sumpah-sumpah mereka dengan harga yang sedikit maka mereka itu tidak mendapat bahagian dari ( pahala ) di akhirat, dan Allah tidak akan berkata-kata dengan mereka dan tidak akan melihat kepada mereka pada hari kahirat dan tidak ( pula ) akan menyucikan mereka. Bagi mereka adalah azab yang pedih (QS:3:77). Pada bagian lain Allah juga mengingatkan: “ Dan janganlah kamu mengikuti orang yang selalu bersumpah, lagi yang hina ” (QS 6...

Adat sopan santun orang Minangkabau

[caption id="" align="aligncenter" width="700"] Gambar: https://upload.wikimedia.org/wikipedia [/caption] Dalam suasana hari raya ini berkenankah engku, rangkayo, serta encik sekalian kami bawa melancong ke masa silam. Baru-baru ini kami mendapatkan sebuah kutipan pada sebuah buku dari tulisan seorang ahli perilaku (etiket) pada masa dahulunya di Minangkabau. Dikarang oleh B. Dt. Seri Maharajo dengan judul  Kitab 'Adat Sopan Santoen Orang Minangkabau  yang diterbitkan oleh Penerbit Merapi & Co  pada tahun 1922 di Bukit Tinggi. Kutipan tersebut memuat uraian pada halaman 75-80 sebagai berikut: 1. Apabila duduk bersama-sama tak boleh terkentut 2. Kalau menguap harus menutup mulut dengan tangan yang terkerucut 3. Apabila pergi ke jamban (untuk buang air besar) perlulah menutup kepala, memakai terompah, dan jangan terbuka aurat sebelum masuk jamban. Jangan bercakap-cakap, jangan pula menyahuti panggilan (seruan orang) melainkan dengan batuk kecil-keci...

SMP nan diperbaiki

[caption id="attachment_505" align="alignleft" width="300"] Keadaan SMP ketika beberapa masa yang lalu kami ambil gambarnya. [/caption] Pada saat pulang kampung nan dahulu, kami tak sengaja melihat pemandangan mengharukan yakni telah terjadi renovasi pada sekolah SMP yang terletak di perbatasan Kamang (Pintu Koto) dan Magek. Terkejut kami karena bangunan lama telah hilang dan sedangkan bangunan baru sedang dalam tahap pengerjaan. Mungkin saat ini telah selesai dikerjakan orang. Sungguh kami mengutuki diri sendiri, kenapa dahulu tak diambil gambar rumah sekolah ini. Sama kiranya ketika kami mendapati bahwa Pakan Salasa telah dirubuhi orang dan digantikan dengan bangunan baru. Kamipun tak memiliki gambar bangunan Pakan Salasa nan lama, hilang sudah salah satu sejarah di nagari kita. Terdapat dua sekolah menengah di kampung kita yakni SMP dan MTsN atau biasa kita sebut dengan Sanawiyah. Rumah Sikola SMP ini lebih dikenal dengan nama SMP Magek, karena meman...