Langsung ke konten utama

Nama Jalan di Nagari Kamang

Asal Mula Nama Jalan


di Kamang


 

Pada peringatan Perang Kamang tahun 2011 yang dahulu diadakan beragam acara untuk memeriahkan perayaan ini. Seperti memecahkan rekor Muri, awalnya hendak diadakan makan bajamaba namun sayang sudah didahului oleh Kota Sawahlunto. Kemudian dialihkan dengan membuat seribu lapek. Rekor Muri memang terpecahkan, panitia mendapatkan penghargaan, dan lalu bagaimana setelah itu? Hanya sampai disanakah gemanya, nikmatnya mendapatkan rekor muri? Dapatkah engku memberitahu saya?

Selain memecahkan rekor Muri juga diusulkan untuk memberi nama jalan di Nagari Kamang. Akhirnya tiga jalan utama di Nagari Kamang akhirnya bernama. Patokan untuk memberi nama jalan itu diambil pada Simpang Pintu Koto dimana di tengah-tengah simpang ini terdapat tugu peringatan Perang Kamang.

Jalan arah ke Mudiak diberi nama dengan Jalan Haji Rijal Abdullah. Mungkin pertimbangannya ialah karena di lokasi Sekolah SMU sekarang dahulunya pernah berdiri sekolah yang bernama SMP Islam kepunyaan Hajin Rijal Abdullah. Rumah Haji Rijal sendiri berada di arah yang sama. Lalu siapakah Haji Rijal ini? Beliau adalah salah seorang ulama dari Nagari Kamang, namanya memang tidak begitu terkenal. Akan tetapi seluruh penduduk Nagari Kamang kenal akan kebesaran beliau. Cobalah bertanya kepada orang tua ataupun kepada inyiak aki atau nek uci engku di rumah? Suku beliau Jambak, Insya Allah kisah mengenai Haji Rijal Abdullah akan kami muat pada tulisan berikutnya.

Kemudian jalan arah ke Tanah Panyurek diberi nama dengan nama Jalan Muhammad Saleh Datuak Rajo Pangulu. Beliau merupakan Panglima Perang Kamang dalam Pemberontakan tahun 1908. Rumah kamanakannya berada di Dusun Gurun, searah dengan jalan yang diabadikan namanya. Beliau merupakan penghulu dari Suku Sikumbang.

Jalan yang terakhir diberi nama ialah jalan arah ke ilia. Jalan ini diberi nama dengan Jalan Ahmad Kari Mudo, nama lengkapnya ialah Ahmad Wahid Kari Mudo. Beliau merupakan kamanakan dari Garang Datauk Palindih dari Suku Sikumbang, yang pada pergolakan tahun salapan menjabat sebagai Lareh Kamang. A.W Kari Mudo memainkan peranan yang cukup penting masa Pemberontakang Tahun 1908, beliau mewakili sosok pemuda di Nagari Kamang saat itu.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Katam Kaji

[caption id="attachment_779" align="alignright" width="300"] Salah satu gambar yang kami dapat dari kampung[/caption] Terdengar oleh kami telah tiba pula musim Katam Kaji [1] di kampung kita. Pada hari Ahad yang dahulu (22 Juni 2013) kami dengar kalau orang di Surau Tapi yang ba arak-arak. [2] Kemudian pada hari Kamis yang lalu (27 Juni 2013) tiba pula giliran orang Joho dan sekarang hari Ahad (30 Juni 2013) merupakan tipak [3] orang Koto Panjang yang berarak-arak. Memanglah pada pekan-pekan ini merupakan pekan libur sekolah bagi anak-anak sekolah. Telah menerima rapor mereka. Memanglah serupa itu dari dahulu bahwa Katam Kaji dilaksanakan oleh orang kampung kita disaat libur sekolah. Namun ada juga yang berlainan, seperti orang Dalam Koto yang akan melaksanakan selepas Hari rayo Gadang [4] dan Orang Taluak yang kabarnya akan mengadakan selepas Hari Raya Haji . [5] Kami tak pula begitu jelas pertimbangan dari kedua kampung tersebut. Mungkin engku dan

29. Tata Upacara Adat Minangkabau: Upacara Batagak Pangulu

UPACARA BATAGAK PANGULU Salah satu upacara atau alek ( ceremony ) adat Minangkabau yang paling sakral yang mendapatkan perhatian dan perlakukan khsus adalah Batagak Pangulu atau ada juga yang menyebutnya Batagak Gala .  Upacara ini merupakan peristiwa pentasbihan dan pengambilan atau pengucapan sumpah serta janji seorang Pangulu pada saat ia diangkat dan dinobatkan sebagai pemimpin kaum yang bergelar Datuak. Upacara adat ini sesuai dengan ajaran Islam sebagaimana firman Allah mengingatkan: Sesungguhnyan orang-orang yang menukar janji ( nya dengan Allah ) dan sumpah-sumpah mereka dengan harga yang sedikit maka mereka itu tidak mendapat bahagian dari ( pahala ) di akhirat, dan Allah tidak akan berkata-kata dengan mereka dan tidak akan melihat kepada mereka pada hari kahirat dan tidak ( pula ) akan menyucikan mereka. Bagi mereka adalah azab yang pedih (QS:3:77). Pada bagian lain Allah juga mengingatkan: “ Dan janganlah kamu mengikuti orang yang selalu bersumpah, lagi yang hina ” (QS 6

Luak Gadang & Luak Kaciak

Luak , begitu sebagian orang Minang menyebutnya. Atau orang sekarang lebih mengenalnya dengan sebutan sumua atau sumur. Luak adalah sumber untuk mengambil air bagi sekalian orang, sebelum dikenalnya sistim penyaluran air oleh PDAM (Perusahaan Daerah Air Minum) sekarang. Pada masa sekarang, hampir sekalian rumah di Kamang memiliki luak namun tidak demikian pada masa dahulu. Dahulu luak hanya dimiliki oleh sebagian keluarga dan itupun tidak berada di dekat rumah melainkan agak jauh dari rumah. sehingga menyebabkan untuk mengambil air orang-orang harus berjalan agak jauh. [caption id="attachment_749" align="alignleft" width="300"] Luak Gadang[/caption] Adalah Kampuang Lubuak sebuah kampung di Jorong Nan Tujuah di Kamang. Kampung ini memiliki luak kampung yang bernama Luak Gadang dan Luak Kaciak. Kedua luak ini memiliki kegunaan (fungsi) yang berbeda. Luak Gadang berguna untuk mencuci dan mandi sedangkan Luak Kaciak berguna untuk mengambil air minum