[caption id="attachment_769" align="alignleft" width="300"] Ilustrasi gambar: Bungo Tanjuang oleh Maizal Chaniago[/caption]
Terdengar oleh kami kabar dari kampung bahwa basigalau pula peringatan Perang Kamang yang tahun ini. Kabar yang datang tak pula pasti, dan kamipun tak pula berani mengambil kesimpulan atas permasalahan ini. Terlalu cepat mengambil kesimpulan atas suatu persoalan yang tidak pula kita alami langsung bukanlah perilaku terpuji. Mengambil sembarang kesimpulan atas permasalahan yang kita alami sendiripun haruslah berhati-hati. Hendaknya dengan hati bersih dan jiwa lapang.
Namun tak urung kami merasa sedih jua. Sebab bagi kebanyakan orang Kamang sekarang, tanggal 15 Juni ialah tanggal bertuah yang selalu dirayakan. Namun tahukah orang Kamang akan makna tanggal tersebut?
Kita hendak membesarkannya, berkeinginan agar ditingkat nasional menjadi perhatian. Bahkan nama-nama yang tercantum dalam Tarikh Perang Kamang hendaknya menjadi Pahlawan Nasional. Namun hanya sebatas itu, selepas itu apa lagi?
Kejadian pada tahun ini hendaknya menjadi pelajaran bagi kita orang Kamang. Bahwa begitu banyak keinginan, begitu banyak tujuan (ambisi), apakah itu pribadi ataupun kelompok. Dan kebanyakan jauh dari keikhlasan, memang begitulah zaman sekarang.
Maafkan kami engku dan encik sekalian. Bukan hendak mengajari, sebab kami sendiri belumlah setahun jangung umurnya, belum pula setampuk pinang darahnya. Masih muda belia dan haus akan pengetahuan dan merasa gundah dengan keadaan pada masyarakat kita pada masa sekarang.
Berkeinginan yang terbaik untuk kampung kita namun keadaan berlainan yang didapati. Sibuk dengan kepentingan masing-masing, merasa benar dengan pendapat masing-masing. Itulah yang menyebabkan kita selalu dipecundangi oleh orang lain. Bilakah orang Kamang akan sadar akan keadaan ini?
Terdengar oleh kami kabar dari kampung bahwa basigalau pula peringatan Perang Kamang yang tahun ini. Kabar yang datang tak pula pasti, dan kamipun tak pula berani mengambil kesimpulan atas permasalahan ini. Terlalu cepat mengambil kesimpulan atas suatu persoalan yang tidak pula kita alami langsung bukanlah perilaku terpuji. Mengambil sembarang kesimpulan atas permasalahan yang kita alami sendiripun haruslah berhati-hati. Hendaknya dengan hati bersih dan jiwa lapang.
Namun tak urung kami merasa sedih jua. Sebab bagi kebanyakan orang Kamang sekarang, tanggal 15 Juni ialah tanggal bertuah yang selalu dirayakan. Namun tahukah orang Kamang akan makna tanggal tersebut?
Kita hendak membesarkannya, berkeinginan agar ditingkat nasional menjadi perhatian. Bahkan nama-nama yang tercantum dalam Tarikh Perang Kamang hendaknya menjadi Pahlawan Nasional. Namun hanya sebatas itu, selepas itu apa lagi?
Kejadian pada tahun ini hendaknya menjadi pelajaran bagi kita orang Kamang. Bahwa begitu banyak keinginan, begitu banyak tujuan (ambisi), apakah itu pribadi ataupun kelompok. Dan kebanyakan jauh dari keikhlasan, memang begitulah zaman sekarang.
Maafkan kami engku dan encik sekalian. Bukan hendak mengajari, sebab kami sendiri belumlah setahun jangung umurnya, belum pula setampuk pinang darahnya. Masih muda belia dan haus akan pengetahuan dan merasa gundah dengan keadaan pada masyarakat kita pada masa sekarang.
Berkeinginan yang terbaik untuk kampung kita namun keadaan berlainan yang didapati. Sibuk dengan kepentingan masing-masing, merasa benar dengan pendapat masing-masing. Itulah yang menyebabkan kita selalu dipecundangi oleh orang lain. Bilakah orang Kamang akan sadar akan keadaan ini?
Komentar
Posting Komentar