Langsung ke konten utama

Katam Kaji 4 Syawal 1434 H

[caption id="attachment_987" align="alignright" width="300"]Anak Mengaji yang Kena Arak Keliling Kampung Anak Mengaji yang Kena Arak Keliling Kampung[/caption]

Hari Ahad tanggal 11 Agustus yang lalu atau 4 Syawal 1434 H telah dilangsungkan oleh orang di salah satu kampung di nagari kita Acara Khatam Kaji (Qur’an). dari surau di Dalam Koto kalau kami tak salah. Sungguhlah teragak awak dibuatnya hendak pulang, bunyi anak sanawiyah main drum-band, orang-orang yang ramai ikut arak-arakan, kanak-kanak yang kesenangan bercampur letih karena diarak berjalan keliling kampung, dan lain sebagainya.

Kami tengok di gambar yang dikirimkan kalau pakaian seragam anak drum-band dari sanawiyah kita telah bertukar rupanya. Namun warna kuning tetap masih digunakan, suka sekali orang sanawiyah dengan warna kuning itu rupanya.

[caption id="attachment_986" align="alignleft" width="224"]Aduhai, alangkah mempesonanya adik awak yang seorang ini. Aduhai, alangkah mempesonanya adik awak yang seorang ini.[/caption]

Namun acara baralek telah banyak tidak pada hari pelaksanaan. Sudah menurut agaknya orang kampung kita kepada Fatwa dari KAN. Namun kalau ada yang hendak melaksanakan pada hari pelaksanaan Katam Kaji tentulah mereka punya alasan kuat pula. Selain daripada memang demikianlah Adat Kita dari dahulu di Kamang ini.

Barelak Katam Kaji sangatlah khas di kampung kita. Karena begitu tetamu hendak pulang maka mereka akan bersalaman dengan "salam tempel" dengan ibunda si anak. Kalau si anak ada didapati maka mereka akan bersalam tempel dengan Si Anak. Aduhai.. senang bukan kepalang dapat salam tempel karena dapat menjadi penambah uang belanja.

Namun kalau uang itu datang keharibaan bunda, maka alamat uang itu akan disimpan rapat-rapat. Haram dapat diambil, kalau berkeras hati hendak mengambil, mestilah kena marah. Ada juga yang memperkenankan, hal ini bergantung daripada keadaan masing-masing keluarga..

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Katam Kaji

[caption id="attachment_779" align="alignright" width="300"] Salah satu gambar yang kami dapat dari kampung[/caption] Terdengar oleh kami telah tiba pula musim Katam Kaji [1] di kampung kita. Pada hari Ahad yang dahulu (22 Juni 2013) kami dengar kalau orang di Surau Tapi yang ba arak-arak. [2] Kemudian pada hari Kamis yang lalu (27 Juni 2013) tiba pula giliran orang Joho dan sekarang hari Ahad (30 Juni 2013) merupakan tipak [3] orang Koto Panjang yang berarak-arak. Memanglah pada pekan-pekan ini merupakan pekan libur sekolah bagi anak-anak sekolah. Telah menerima rapor mereka. Memanglah serupa itu dari dahulu bahwa Katam Kaji dilaksanakan oleh orang kampung kita disaat libur sekolah. Namun ada juga yang berlainan, seperti orang Dalam Koto yang akan melaksanakan selepas Hari rayo Gadang [4] dan Orang Taluak yang kabarnya akan mengadakan selepas Hari Raya Haji . [5] Kami tak pula begitu jelas pertimbangan dari kedua kampung tersebut. Mungkin engku dan

29. Tata Upacara Adat Minangkabau: Upacara Batagak Pangulu

UPACARA BATAGAK PANGULU Salah satu upacara atau alek ( ceremony ) adat Minangkabau yang paling sakral yang mendapatkan perhatian dan perlakukan khsus adalah Batagak Pangulu atau ada juga yang menyebutnya Batagak Gala .  Upacara ini merupakan peristiwa pentasbihan dan pengambilan atau pengucapan sumpah serta janji seorang Pangulu pada saat ia diangkat dan dinobatkan sebagai pemimpin kaum yang bergelar Datuak. Upacara adat ini sesuai dengan ajaran Islam sebagaimana firman Allah mengingatkan: Sesungguhnyan orang-orang yang menukar janji ( nya dengan Allah ) dan sumpah-sumpah mereka dengan harga yang sedikit maka mereka itu tidak mendapat bahagian dari ( pahala ) di akhirat, dan Allah tidak akan berkata-kata dengan mereka dan tidak akan melihat kepada mereka pada hari kahirat dan tidak ( pula ) akan menyucikan mereka. Bagi mereka adalah azab yang pedih (QS:3:77). Pada bagian lain Allah juga mengingatkan: “ Dan janganlah kamu mengikuti orang yang selalu bersumpah, lagi yang hina ” (QS 6

Luak Gadang & Luak Kaciak

Luak , begitu sebagian orang Minang menyebutnya. Atau orang sekarang lebih mengenalnya dengan sebutan sumua atau sumur. Luak adalah sumber untuk mengambil air bagi sekalian orang, sebelum dikenalnya sistim penyaluran air oleh PDAM (Perusahaan Daerah Air Minum) sekarang. Pada masa sekarang, hampir sekalian rumah di Kamang memiliki luak namun tidak demikian pada masa dahulu. Dahulu luak hanya dimiliki oleh sebagian keluarga dan itupun tidak berada di dekat rumah melainkan agak jauh dari rumah. sehingga menyebabkan untuk mengambil air orang-orang harus berjalan agak jauh. [caption id="attachment_749" align="alignleft" width="300"] Luak Gadang[/caption] Adalah Kampuang Lubuak sebuah kampung di Jorong Nan Tujuah di Kamang. Kampung ini memiliki luak kampung yang bernama Luak Gadang dan Luak Kaciak. Kedua luak ini memiliki kegunaan (fungsi) yang berbeda. Luak Gadang berguna untuk mencuci dan mandi sedangkan Luak Kaciak berguna untuk mengambil air minum