Langsung ke konten utama

Postingan

Menampilkan postingan dari November, 2014

Yang Terkenang akan Kamang

[caption id="attachment_1538" align="alignleft" width="300"] Lambang Nagari Kamang Hilia[/caption] Beberapa masa yang lalu kami bersua dengan seorang engku yang rupanya berasal dari salah satu nagari di Luhak Agam ini. Kami bercakap-cakap perihal orang kampung, maklumlah engku orang rantau kalau bersua dengan orang-orang yang sekampung pastilah bernostalgia. Memanglah nagari kami tak sama, namun di rantau orang asalkan masih orang Kamang Magek, Tilatang Kamang, Bukittinggi, Luhak Agam, atau Minangkabau maka kita akan langsung merasa dekat. “Tidak tuanku, maota saja engku ini! Kalau benar kenapa saya tidak merasakan hal yang serupa?” tanya engku dan encik kepada kami. “Memanglah benar demikian, sebab masing-masing orang memiliki pengalaman yang berbeda-beda pula. Namun pernyataan kami di atas seperti kata orang sekarang iala menjeneralisir. ” Begitulah engku dan encik sekalian. Engku tak begitu lama kami bercakap-cakap, maka kemudian datanglah kawan engku

Main Gatan

[caption id="attachment_1545" align="alignleft" width="300"] Main Gatan di Kita, Main Bekel di Orang Ilustrasi Gambar: Internet[/caption] Masih ingatkah encik dengan permainan ini? Masih adakah anak gadis kaciak kita di kampung pada masa sekarang memainan ini? Kalau kami tak salah, permainan ini khusus dimainkan oleh anak perempuan. Merupakan suatu permainan yang melatih ketangkasan seorang anak. Sungguhlah kalau dapat dan hendak memahami dengan hati lapang dan bersih. Maka akan kita dapati bahwa segala permainan yang kita mainkan pada masa kanak-kanak sangat berfaedah bagi kehidupan kita setelah dewasa. Permainan ini menggunaan bola dan atak. Bola nya terbuat dari daun bayua   dimana dikulipehi [1] selapis kemudian kulipehi nya tersebutlah yang dililitkan hingga membentuk sebuah bola. Atau dapat juga digunakan kajai [2] yang dililitk hingga membentuk kumpalan serupa bola. Atau anak-anak masa kemudiannya menggunakan bola tenis. Sedangkan atak  disini

Sipak Tarompa & Sipak Kaleng

[caption id="attachment_1108" align="alignright" width="300"] Seorang Gadis Kecil sedang berlarian di pematang sawah mendahului ibundanya. Latar belakang gambar ialah Rimbo Bukik Barisan Gambar: Diambil pada salah satu kawasan persawahan di kampung kita.[/caption] Terdapat satu permainan serupa dengan permainan “Kuciang Mandok”, nama permainan itu ialah “Sipak Tarompa” [1] dan “Sipak Kaleng”. Permainan ini sangat ramai peminatnya oleh kanak-kanak pada masa dahulu. Mereka senang sekali apabila melihat kawan mereka “parah” (kena hukum) dalam masa yang begitu lama. Dalam permainan Sipak Tarompa, maka satu tarompa milik masing-masing pemain “disumbangkan” untuk diletakkan pada satu lingkaran yang telah dibuat. Pada lingkarang tersebut, setiap pemain harus meletakkan tarompa mereka. Permainan dimulai dengan balasuk, bagi yang kalah maka dialah yang manjadi. Permainan diulai dengan melemparkan semua tarompa yang telah dikumpulkan di dalam lingkaran oleh para