Langsung ke konten utama

Postingan

Menampilkan postingan dari Desember, 2014

Perihal Datuk (Bag.1)

[caption id="attachment_1575" align="alignleft" width="300"] Baju Kebesaran Penghulu yang Kaya akan Falsafah bagi Si Pemakainya. Ilustrasi Gambar: Internet[/caption] Sudah menjadi kelaziman di negeri kita, bahkan di beberapa nagari di Alam Minangkabau ini mungkin, bahwa apabila hendak meangkat seorang penghulu yang di Alam Minangkabau ini digelari dengan “datuk” maka pengangkatan tersebut akan mempertimbangkan perihal jatah siapa sekarang yang akan menjadi datuk. Hal tersebut akan berlaku apabila datuk tersebut dipalegakan [1] dari satu keluarga ke keluarga lainnya, dan terkadang hal ini melalui persengketaan pula. Dalam Adat seorang Calon Penghulu disyaratkan sudah balig , namun pada beberapa kejadian ada jua seorang lelaki yang belum balig diangkat menjadi penghulu dengan alasan menyelamatkan gelar yang dilegakan karena belum ada lelaki balig dalam keluarga mereka. Bisa saja kelaurga tersebut memiliki anak perempuan lebih banyak dari anak lelaki. Kemud

Hujan & Air Agam

Hujan ya [caption id="attachment_1552" align="alignleft" width="300"] Air Agam yang besar[/caption] ng melanda negeri kita semenjak beberapa pekan ini telah menyirami negeri kita yang sebelumnya kering dilanda kemarau. Sungguh hal ini suatu nikmat dari Allah Ta'ala. Air yang menggenang pada beberapa tempat, serupa luak yang meninggi airnya, di pekarangan rumah, jalan yang berlubuk, ataupun di tabek-tabek yang dimiliki oleh orang kampung kita menandakan betapa melimpah rahmat dari Allah Ta'ala untuk kita. Besarnya curah hujan rupanya tak hanya menggenangi segala luak, tabek, lubuk, sawah, dan lain sebagainya melainkan juga Batang Aia di kampung kita yang kita kenal dengan sebuatan Agam juga besar airnya. Telah hampir pula melimpah ke jalan, perak, dan sawah milik orang kampung kita. Tentunya hal ini merupakan kejadian yang janggal dan jarang kita temui. Semoga saja airnya tak sampai melimpah. Dahulu pernah air agam ini melimpah, menggenangi jalan,

Dalam Incaran Komunis

[caption id="attachment_1563" align="alignleft" width="264"] Uang PRRI Ilustrasi Gambar: Internet[/caption] Terkenang kami akan masa nan dahulu, mendengar kisah dari inyiak-inyiak kita perihal keadaan nagari kita selepas dikuasai komunis . Kami yakin sebagian besar dari engku telah banyak lupa dengan penderitaan yang dialami oleh inyiak-inyiak kita tersebut. Atau mungkin tiada tahu, karena tiada pernah mendapat warisan cerita perihal masa kelam tersebut. Atau ada pernah mendengar namun telah lupa, atau mungkin melupakan. Pada masa itu tahun 1958 sekalian orang Minangkabau memberontak melawan kepada Pemerintah Pusat karena cemas dan khawatir melihat kedekatan Soekarno dengan Partai Kominis (PKI). Mungkin sebagian besar orang tua-tua kita tiada senang dengan istilah "Pemberontak" yang kami pakai. Karena menurut pandangan sekalian orang Minangkabau pada masa itu yang kita lakukan ialah tindakan "koreksi" terhadap Pemerintah Pusat yang te