Langsung ke konten utama

NAGARI KAMANG HILIR DI SUMATERA BARAT

NAGARI DI SUMATERA BARAT


OLEH BAMBANG RUSTANTO[1]
Dimuat diblognya: http://bambang-rustanto.blogspot.co.id/
Rabu, 23 Desember 2009


Tulisan ini telah kami edit terutama pada beberapa kata yang kurang atau tidak sesuai dengan keadaan sebenarnya. Yang kami maksud dengan keadaan sebenarnya ialah:Kamang Hilir seharusnya Kamang, Mago seharusnya Magek, Mudi seharusnya Mudik, Sola seharusnya Salo. Kami mohon maaf kepada Engku Bambang Rustanto dan memintakan maklum kepada sidang pembaca. Terima kasih (Tuanku Bajangguk Itam)






  1. [caption id="attachment_935" align="alignright" width="300"]Masjid di tengah hijaunya Alam. Teragak Awak Dibuatnya Masjid Koto Kaciak di tengah hijaunya Alam.
    Teragak Awak Dibuatnya[/caption]

    Latar Sejarah


Ada beberapa keterangan yang dapat ditelusuri secara turun-temurun dari nenek moyang tentang asal-usul nama Kamang Hilir (Kamang) Akan tetapi, asal-usul nama yang cenderung cocok dan mendekati adalah nama sebuah pohon yang disebut “ Kayu Kamang”, yaitu sebuah pohon besar yang menyerupai pohon beringin.


Diceritakan bahwa pada zaman dahulu, terdapat sebuah pohon besar yang ditemukan oleh para pengembara yang akan membuka hutan untuk permukiman. Penggembara tersebut berteduh di sebuah pohon yang mereka namai “Kayu Kamang”. Kemudian nama kayu tersebut digunakan untuk memberi nama daerah itu menjadi Kamang. Pada perkembangannya, nama Kamang digunakan sebagai nama nagari, yaitu Nagari Kamang.


Selain itu, diceritakan juga bahwa Kamang adalah sebuah hutan yang kemudian dijadikan ladang untuk bercocok tanam dan bermukim oleh para pengembara. Karena wilayah itu terkenal subur dan makmur, maka para penggembara membangun pemukiman yang berkembang dari sekadar pondok menjadi banjar, dari banjar menjadi taratak, dari taratak menjadi dusun, dan dari dusun menjadi nagari. Bertambah tahun, jumlah penduduknya bertambah banyak. Mereka tidak hanya mengolah pertanian, tetapi juga ternak dan mata pencaharian lainnya. Daerah yang berkembang tersebut disebut Nagari Kamang.


Pada zaman penjajahan Belanda, nama asli Kamang ditukar dengan nama Nagari Aur Parumahan oleh Belanda pada tahun 1908. Hal tersebut disebabkan Kamang sebelah selatan yang berbatasan dengan Nagari Magek ditanami aur atau bambu berduri. Padang[2] tersebut dinamai Padang Rajo yaitu dari batas Salo sampai batas Mudik sekarang.[4]


Sewaktu agresi Belanda kedua tahun 1949, atas kemauan Saidi St. Lembang Alam dan A.K. Dt. Gunung Hijau, serta Patiah A Muin Dt. Rangkayo Marajo, mereka menambahkan nama baru di depan nama Kamang sehingga menjadi Kamang Hilir. Sementara itu, Nagari Surau Koto Samiak mereka namai Kamang Mudik. Selanjutnya daerah Kamang Hilir yang luas sekarang terpecah-pecah menjadi beberapa Kecamatan Tilatang dan Koto Baru. Pada umumnya orang Sumatera Barat menyatakan Nagari Kamang Hilir yang asli adalah Nagari Kamang Hilir sekarang.
Catatan untuk yang bewarna merah: Nagari Kamang tidak terpecah-pecah kepada Kecamatan Tilatang (mungkin maksudnya Tilatang Kamang) dan Koto Baru.




  1. Kondisi Geografis


Secara administratif Kanagarian Kamang Hilir merupakan pemerintahan terendah setingkat desa di Kabupaten Agam Provinsi Sumatera Barat. Kanagarian ini terletak di dataran tinggi Agam. Kanagarian ini berbatasan dengan wilayah-wilayah berikut:
1) Sebelah barat dengan Kanagarian Kamang Mudik.
2) Sebelah timur dengan Kanagarian Salo Bungo Tuo (Pada saat sekarang Salo dan Bungo Koto Tuo sudah menjadi dua nagari terpisah)
3) Sebelah utara dengan Pegunungan Bukit Barisan.
4) Sebelah selatan dengan Kanagarian Magek.


Luas Kanagarian Kamang Hilir seluruhnya adalah 1.506 ha yang terdiri atas :




  • Hutan 900 ha.

  • Sawah 350 ha.

  • Ladang 150 ha.

  • Perumahan/ pekarangan 106 ha.



  1. Kondisi Demografis


Berdasarkan pendataan penduduk yang peneliti lakukan sampai akhir November 2006, diperoleh keterangan bahwa penduduk di Nagari Kamang Hilir berjumlah 6.610 jiwa. Hal tersebut dapat dilihat pada tabel berikut :


Tabel 1
Jumlah Penduduk
Nagari Kamang Hilir
November 2006


Dusun Laki-laki Perempuan Jumlah %


1 113 125 238 3,60
2 141 130 271 4,02
3 141 133 274 4,16
4 207 182 389 5,89
5 99 81 180 2,73
6 342 279 621 9,39
7 143 141 284 4,30
8 151 137 288 4,37
9 183 167 350 5,30
10 190 167 357 5,40
11 136 165 301 4,56
12 371 318 689 10,43
13 123 118 241 3,66
14 301 266 567 8,59
15 243 207 450 6,81
16 429 417 846 12,80
17 139 125 264 3,99
Total 3.452 3.158 6.610 100,00


Sumber : Profil Nagari Tahun 2006.




  1. Pekerjaan Penduduk


Pekerjaan penduduk Kanagarian Kamang Hilir yaitu PNS sebanyak 16,94%, pensiunan sebanyak 3,44%, buruh swasta sebanyak 28,78%, wiraswasta sebanyak 6,36%, petani sebanyak 20,88%, dan industri rumah sebanyak 23,60%. Pada umumnya, penduduk memiliki pekerjaan rangkap, yaitu sebagai petani, peternak, industri rumah, bahkan ada beberapa orang PNS dan pensiunan ikut terlibat di sektor pertanian. Hal tersebut dapat dilihat pada tabel berikut :


Tabel 2


Pekerjaan Penduduk
Nagari Kamang Hilir
November 2006


Pekerjaan Laki-laki Perempuan Jumlah %


PNS 302 260 562 16,94
Pensiunan 64 50 114 3,44
Buruh Swasta 505 450 955 28,78
Wiraswasta 101 110 211 6,36
Petani 390 303 693 20,88
Industri Rumah 403 380 783 23.60
Total 1.765 1.553 3.318 100,00


Sumber : Profil Nagari Tahun 2006.


Sebelum tahun 1985, wilayah Kamang Hilir merupakan penghasil jeruk yang terkenal di seluruh Sumatera Barat sehingga banyak penduduk yang bekerja mengelola perkebunan jeruk. Hasil budidaya jeruk sangat memuaskan dan dapat membawa kesejahteraan penduduk. Hal ini dapat dilihat dari bekas bangunan yang tampak besar-besar dan bagus-bagus. Akan tetapi, setelah tanaman jeruk diserang hama,[3] penduduk meninggalkan pekerjaan tersebut dan beralih bekerja di industri rumah tangga. Pembagian kerjanya yaitu pertukangan[4] dikerjakan kelompok laki-laki, sedangkan membuat kerupuk dan menjahit dikerjakan oleh kelompok perempuan. Hal dapat dilihat pada tabel berikut :


Tabel 3


Industri Rumah Tangga
Nagari Kamang Hilir
November 2006


Dusun Pertukangan Kerupuk Menjahit
1 18 0 5
2 9 0 1
3 17 0 12
4 18 0 13
5 5 0 0
6 49 4 7
7 34 1 1
8 24 0 8
9 64 0 11
10 19 13 4
11 16 0 11
12 71 0 23
13 17 4 1
14 56 7 4
15 29 63 6
16 36 70 5
17 21 1 6
Total 502 163 118


Sumber : Profil Nagari Tahun 2006.




  1. Pendidikan Penduduk


Dilihat dari segi pendidikan, masyarakat di Kamang Hilir pada umumnya memperoleh pendidikan yang cukup. Hal ini terlihat data yang menunjukkan 33,34% berpendidikan SD, 18,55% berpendidikan SLTP, 39,95% penduduk yang berpendidikan SLTA, 2,12% sudah mencapai pendidikan program diploma atau akademi, dan 6,04% berpendidikan tinggi sampai mencapai sarjana. Hal tersebut dapat dilihat pada tabel berikut :


Tabel 4
Pendidikan Penduduk
Nagari Kamang Hilir
November 2006


Tingkat Pendidikan Laki-laki Perempuan Jumlah
%
SD 970 804 1.774 33,34
SLTP 507 480 987 18,55
SLTA 1.100 1.026 2.126 39,95
Akademi 63 50 113 2,12
Sarjana 171 150 321 6,04
Total 2.811 2.510 5.321 100,00
Sumber : Profil Nagari Tahun 2006.


f. Suku dan Kekerabatan 

Pada umumnya, penduduk Nagari Kamang Hilir adalah pemeluk agama Islam. Dalam hal kesukuan dan kekerabatan, penduduk tergabung dalam empat suku induk yang dipecah lagi menjadi tiga belas suku kecil. Masing-masing suku induk mempunyai pimpinan yang disebut Datuak sebagai mana uraian berikut ini :


1) Suku Ampek Ibu terdiri atas : 




  • Suku Pisang

  • Guci.

  • Suku Bodi dan Chaniago.

  • Suku Simabur dan Payobada.


2) Suku Sikumbang terdiri atas : 




  • Suku Sikumbang Gadang.

  • Suku Sikumbang Mansiang.

  • Suku Sikumbang Tali Kincia.


3) Suku Jambak terdiri atas : 




  • Suku Jambak Pasia

  • Jambak Kubang.

  • Suku Jambak Puhun

  • Jambak Kutia Anyia.

  • Suku Jambak Tangkamang, Jambak Ujuang Tanjuang dan Jambak Mangkudu.


4) Suku Koto terdiri atas : 




  • Suku Koto Tangkaman

  • Suku Koto Nan Batigo.

  • Suku Koto Sariak

  • Koto Tibarau.

  • Suku Koto Rumah Tinggi
    Koto Rumah Gadang.


DAFTAR PUSTAKA 


Huraira, (2006). Pengorganisasian dan Pengembangan Masyarakat, Humaniora. Bandung
Jurnal Ilmiah Pekerjaan Sosial (2006), Kemiskinan Dalam Perspektif Pekerjaan Sosial, Instalasi Penerbitan STKS Press, Bandung


Suyanto,B. & Karnaji, (2005), Kemiskinan Dan Kesenjangan Sosial; Ketika Pembangunan Tak Berpihak Kepada Rakyat, Surabaya, Airlangga University Press


Suharto, Edi, (2009), Membangun Masyarakat Memberdayakan Rakyat; Kajian Strategis Pembangunan Kesejahteraan Sosial & Pekerjaan Sosial, Bandung: Refika Aditama


Non Buku 


Pascasarjana Sp.1 STKS Bandung, 2009. Materi Perkuliahan Pendekatan dan Teknologi Pekerjaan Sosial Komunitas, Bandung. 2009


________________


Disalin dari: http://bambang-rustanto.blogspot.co.id/2009/12/profil-nagari-kamang-hilir-kabagam.html


Catatan kaki oleh peyunting:


[1]
DOSEN STKS BANDUNG


[2] Kawasan hutan aur (sejenis bambu)
[3] Hama itu bernama CVPD
[4] Pertukangan yang dimaksud ialah Tukang Perabot
[5] Nama Nagari Kamang diubah karena rakyat Kamang melakukan pemberontakan pada tahun 1908 yang dikenal dengan nama Perang Kamang

Komentar

  1. Assalamualaikum wr wb...
    Ambo dari dulu nio mancari dunsanak ambo nan katonyo tingga di nagari kamang manuruik carito niniak moyang ambo basonyo ado dunsanak ambo yg tingga di nagari kamang, katonyo ambo asli kamang cuman ambo indak tau dima tampek dunsanak ambo di kamang. Suku ambo bodi chaniago, mungkin dengan mambaco iko ambo bisa mencari dunsanak nan saniniak moyang jo ambo, ambo nio tau dima lataknyo rumah gadang suku ambo nan di kckan niniak2 ambo nan pendahulu. Kalau buliah nanyo dima latak kampung boci chaniago di kamang tu,karano ambo ingin silaturahmi samo dunsanak nan sabalumnyo alun pernah basuo sebelumnyo tarimo kasih
    Assalamualaikum wr wb

    BalasHapus
  2. Trima kasih jawaban datuak sblumnyo
    Daerah Mudiak ilianyo ndk tau pasti dimanyo soalnyo ambo dulu pernah danga kemungkinan kamang mudiak soalnyo ambo kini tingga kini di 50 kota tampeknyo nagari suliki, niniak ambo pernah crito ado jalan satapak dari kamang yg tembus ke mudiak liki daerah ambo kini,datuak ambo namonyo Dt. Tunggak suku ambo Bodi
    cuman yg mancaritoan kami punyo dunsanak di kamang tu alah manigga nenek dari nenek ambo yg tau sagalonyo, tahun bara pindah kami indak tau tapi kami punyo pedoman sebuah ranji yang mungkin bisa jadi petunjuk untuk kami,dari sd ambo lah niat untuak mancari dima asal muasal suku ambo tetapi ambo alun sempat bisa mancari,mungkin iko jalan supayo bisa menjawab raso panasaran ambo dari ketek dahulu.
    Terimakasih

    BalasHapus
  3. Assalamu'alaikum, Wr. Wb
    Teruntuk Engku Rahmat,

    Pada masa kini terdapat tiga nama Kamang yakni Kamang Hilia, Tangah dan Mudiak. Dahulu cuma ada Kamang Hilia dan Mudiak saja, adapun Kamang Tangah merupakan pemekaran dari Kamang Mudiak. Kemungkinan, asal niniak engku ialah di Kamang Mudiak (sekarang Tangah dan Mudiak). Sebab setelah kami cari tahu, tak ada gelar Dt. Tunggak pada suku Bodi di Kamang (Hilia) ini. Adapun dari segi letak, Nagari Kamang Mudiak (sekarang Tangah & Mudiak) lebih dekat dengan Suliki sedangkan Kamang (Hilia) lebih dekat dengan Suayan.

    Untuk dapat meringankan engku, kami sertakan link facebook seorang engku asal Kamang Tangah sekarang: https://www.facebook.com/konoha.setiawan
    Nama beliau Engku Irwan Setiawan Tuanku Saliah, seorang guru SMP berkampung di Pakan Sinayan. Insya Allah beliau dapat membantu.

    Sekian dari kami, kami pintakan maaf atas keterbasatan nan ada pada kami.

    Wassalamu'alaikum Wr. Wb

    BalasHapus

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

Katam Kaji

[caption id="attachment_779" align="alignright" width="300"] Salah satu gambar yang kami dapat dari kampung[/caption] Terdengar oleh kami telah tiba pula musim Katam Kaji [1] di kampung kita. Pada hari Ahad yang dahulu (22 Juni 2013) kami dengar kalau orang di Surau Tapi yang ba arak-arak. [2] Kemudian pada hari Kamis yang lalu (27 Juni 2013) tiba pula giliran orang Joho dan sekarang hari Ahad (30 Juni 2013) merupakan tipak [3] orang Koto Panjang yang berarak-arak. Memanglah pada pekan-pekan ini merupakan pekan libur sekolah bagi anak-anak sekolah. Telah menerima rapor mereka. Memanglah serupa itu dari dahulu bahwa Katam Kaji dilaksanakan oleh orang kampung kita disaat libur sekolah. Namun ada juga yang berlainan, seperti orang Dalam Koto yang akan melaksanakan selepas Hari rayo Gadang [4] dan Orang Taluak yang kabarnya akan mengadakan selepas Hari Raya Haji . [5] Kami tak pula begitu jelas pertimbangan dari kedua kampung tersebut. Mungkin engku dan

29. Tata Upacara Adat Minangkabau: Upacara Batagak Pangulu

UPACARA BATAGAK PANGULU Salah satu upacara atau alek ( ceremony ) adat Minangkabau yang paling sakral yang mendapatkan perhatian dan perlakukan khsus adalah Batagak Pangulu atau ada juga yang menyebutnya Batagak Gala .  Upacara ini merupakan peristiwa pentasbihan dan pengambilan atau pengucapan sumpah serta janji seorang Pangulu pada saat ia diangkat dan dinobatkan sebagai pemimpin kaum yang bergelar Datuak. Upacara adat ini sesuai dengan ajaran Islam sebagaimana firman Allah mengingatkan: Sesungguhnyan orang-orang yang menukar janji ( nya dengan Allah ) dan sumpah-sumpah mereka dengan harga yang sedikit maka mereka itu tidak mendapat bahagian dari ( pahala ) di akhirat, dan Allah tidak akan berkata-kata dengan mereka dan tidak akan melihat kepada mereka pada hari kahirat dan tidak ( pula ) akan menyucikan mereka. Bagi mereka adalah azab yang pedih (QS:3:77). Pada bagian lain Allah juga mengingatkan: “ Dan janganlah kamu mengikuti orang yang selalu bersumpah, lagi yang hina ” (QS 6

Luak Gadang & Luak Kaciak

Luak , begitu sebagian orang Minang menyebutnya. Atau orang sekarang lebih mengenalnya dengan sebutan sumua atau sumur. Luak adalah sumber untuk mengambil air bagi sekalian orang, sebelum dikenalnya sistim penyaluran air oleh PDAM (Perusahaan Daerah Air Minum) sekarang. Pada masa sekarang, hampir sekalian rumah di Kamang memiliki luak namun tidak demikian pada masa dahulu. Dahulu luak hanya dimiliki oleh sebagian keluarga dan itupun tidak berada di dekat rumah melainkan agak jauh dari rumah. sehingga menyebabkan untuk mengambil air orang-orang harus berjalan agak jauh. [caption id="attachment_749" align="alignleft" width="300"] Luak Gadang[/caption] Adalah Kampuang Lubuak sebuah kampung di Jorong Nan Tujuah di Kamang. Kampung ini memiliki luak kampung yang bernama Luak Gadang dan Luak Kaciak. Kedua luak ini memiliki kegunaan (fungsi) yang berbeda. Luak Gadang berguna untuk mencuci dan mandi sedangkan Luak Kaciak berguna untuk mengambil air minum