Langsung ke konten utama

Monografi Nagari Kamang 1980_11

JENIS TANAH


Tanah di nagari kamang ini warnanya agak menghitam atau kehitam-hitaman, sangat subur sekali bagi tanaman muda maupun tanaman tua.


Jenis tanahnya lempung, berliat, lempung berpasir. Yang dimaksud dengan lempung berliat dan berpasir ini adalah kira-kira 50-100 cm dari tanah didapati ada liat dan bahagian ada yang berpasir putih.


Tanah liat di nagari ini belum ada keinginan/kemauan rakyat untuk mengolahnya sedangkan tanah liat itu dapat dipergunakan untuk membuat pot-pot bunga dan perkakas dapur tradisional seperti periuk, belanga dan sebagiannya.


Begitu pula dengan tanah liat dan tanah pasir belum juga dipergunakan/diolah penduduk untuk keperluan batu bata. Tanah pasir ini kebanyakan dipergunakan untuk keperluan peningkatan jalan-jalan desa, dan juga dipergunakan  untuk bahan campuran/adukan semen bangun-bangunan.


TINGKAT KESUBURAN TANAH


Walaupun kesuburan tanah di negeri ini demikian baiknya, namun sudah barang tentu mempunyai pengaruh langsung terhadap hasil pertanian dibandingkan dengan jumlah penduduk dari tahun ketahun yang meningkat juga. Andai kata tidak adalah usaha kerajinan alat perabot rumah tangga yang dilaksanakan oleh sebagian penduduk, maka sudah barang tentu hasil pertanian saja yang diharapkan akan terjadilah berbagai kekurangan bahan makanan padi/beras.


Apalagi semenjak tahun 1970 ini sebagian desar telah banyak yang makan nasi tiga kali sehari, sedang sebelumnya hanya dua kali sehari.


Disamping itu penduduk telah mulai pula menjadikan tanah sawah untuk keperluan perumahan, sedang penarukoan baru tidak ada sama sekali, selain dengan usaha panca tani yang tidak dapat dilaksanakan 100%, disebabkan kekurangan air seperti disebutkan pada Sub Bab  bagian air di atas.


Diperkirakan untuk tahun 2000 keatas nanti akan sangat dirasakan sekali kekurangan tanah pertanian bagi penduduk, sedangkan sekarang menurut jumlah jiwa yang ada sebanyak ........ orang, dengan jumlah tanah pertanian tersedia seluas ........ Ha, berarti untuk satu jiwa hanya ......... Ha, tanah saja.


Semenjak tahun 1950 secara berangsur-angsur dari tahun ketahun penduduk Nagari Kamang pergi merantau keluar daerah dan kota-kota di pulau Sumatera, Jawa, dan lainnya, dimana diperantauan telah membangun rumah kediaman mereka, menurut bentuk berdasarkan perekonomian mereka di perantauan.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Katam Kaji

[caption id="attachment_779" align="alignright" width="300"] Salah satu gambar yang kami dapat dari kampung[/caption] Terdengar oleh kami telah tiba pula musim Katam Kaji [1] di kampung kita. Pada hari Ahad yang dahulu (22 Juni 2013) kami dengar kalau orang di Surau Tapi yang ba arak-arak. [2] Kemudian pada hari Kamis yang lalu (27 Juni 2013) tiba pula giliran orang Joho dan sekarang hari Ahad (30 Juni 2013) merupakan tipak [3] orang Koto Panjang yang berarak-arak. Memanglah pada pekan-pekan ini merupakan pekan libur sekolah bagi anak-anak sekolah. Telah menerima rapor mereka. Memanglah serupa itu dari dahulu bahwa Katam Kaji dilaksanakan oleh orang kampung kita disaat libur sekolah. Namun ada juga yang berlainan, seperti orang Dalam Koto yang akan melaksanakan selepas Hari rayo Gadang [4] dan Orang Taluak yang kabarnya akan mengadakan selepas Hari Raya Haji . [5] Kami tak pula begitu jelas pertimbangan dari kedua kampung tersebut. Mungkin engku dan

29. Tata Upacara Adat Minangkabau: Upacara Batagak Pangulu

UPACARA BATAGAK PANGULU Salah satu upacara atau alek ( ceremony ) adat Minangkabau yang paling sakral yang mendapatkan perhatian dan perlakukan khsus adalah Batagak Pangulu atau ada juga yang menyebutnya Batagak Gala .  Upacara ini merupakan peristiwa pentasbihan dan pengambilan atau pengucapan sumpah serta janji seorang Pangulu pada saat ia diangkat dan dinobatkan sebagai pemimpin kaum yang bergelar Datuak. Upacara adat ini sesuai dengan ajaran Islam sebagaimana firman Allah mengingatkan: Sesungguhnyan orang-orang yang menukar janji ( nya dengan Allah ) dan sumpah-sumpah mereka dengan harga yang sedikit maka mereka itu tidak mendapat bahagian dari ( pahala ) di akhirat, dan Allah tidak akan berkata-kata dengan mereka dan tidak akan melihat kepada mereka pada hari kahirat dan tidak ( pula ) akan menyucikan mereka. Bagi mereka adalah azab yang pedih (QS:3:77). Pada bagian lain Allah juga mengingatkan: “ Dan janganlah kamu mengikuti orang yang selalu bersumpah, lagi yang hina ” (QS 6

Luak Gadang & Luak Kaciak

Luak , begitu sebagian orang Minang menyebutnya. Atau orang sekarang lebih mengenalnya dengan sebutan sumua atau sumur. Luak adalah sumber untuk mengambil air bagi sekalian orang, sebelum dikenalnya sistim penyaluran air oleh PDAM (Perusahaan Daerah Air Minum) sekarang. Pada masa sekarang, hampir sekalian rumah di Kamang memiliki luak namun tidak demikian pada masa dahulu. Dahulu luak hanya dimiliki oleh sebagian keluarga dan itupun tidak berada di dekat rumah melainkan agak jauh dari rumah. sehingga menyebabkan untuk mengambil air orang-orang harus berjalan agak jauh. [caption id="attachment_749" align="alignleft" width="300"] Luak Gadang[/caption] Adalah Kampuang Lubuak sebuah kampung di Jorong Nan Tujuah di Kamang. Kampung ini memiliki luak kampung yang bernama Luak Gadang dan Luak Kaciak. Kedua luak ini memiliki kegunaan (fungsi) yang berbeda. Luak Gadang berguna untuk mencuci dan mandi sedangkan Luak Kaciak berguna untuk mengambil air minum