Langsung ke konten utama

Monografi Nagari Kamang 1980_40

[caption id="" align="alignleft" width="236"] Ilustrasi Gambar: Disini[/caption]

Anak Lahir

Setelah bayi lahir, bapaknya segera memberitahukan kepada ibundanya dan sang ibu (ibu dari ayah) tersebut bersama dua orang dunsanaknya yang perempuan pergi melihat cucu yang telah lahir dengan membawa minyak tanah, sabun dan sebagainya, begitupun karib baid yang terdekat dari pihak bapak. Pada waktu ini telah bertambah diantaranya kawan-kawan dari ibu bapak si bayi datang melihat anak yang baru lahir itu. Sebagai tanda ikut bergembira dengan membawa berbagai pembawaan yang diperlukan si bayi, antara lain kain selimut, sabut, baju, popok, dan sebagainya.


Menggunting Rambut


Sesudah bayi berumur 7 hari keatas, maka diadakan pula acara gunting rambut. Pengguntingan rambut dilakukan oleh neneknya (ibu dari si bapak). Pada acara menggunting rambut ini diadakan jamuan sederhana menurut keadaannya.


Maksud menurut keadaannya ialah berdasarkan kesanggupan dari kedua orang tua bayi tersebut. Tidak perlu dipaksakan karena adat di Minangkabau sesungguhnya bersikap arif lagi bijaksana. Tidak mesti begini, tidak mesti begitu. Berapa sanggup sebagai tanda baso-basi  dengan karib-baid, dunsanak, dan orang kampung.


Adat Membawa Turun Mandi


Pada usia bayi 5 atau 4 bulan diadakan pula acara membawa turun mandi anak, lazim dengan istilah Mambadak Paja dan makan Daun Kincuang; dengan acara:




  1. Kalau memotong jawi atau kambing, membedak paja ini merupakan suatu helat besar-besaran dan mengundang karib-baid, urang kambuang dan sebagainya.

  2. Kalau tidak memotong, maka bakonya saja yang datang, tidak disiriahkan, tetapi bakonya sengaja memberitahukan kepada karib baidnya yang terdekat, dan mereka tanpa disiriah datang bersama-sama si nenek melihat cucunya tersebut.


Pembawaan Si Alek berupa beras dan uang yang diserahkan kepada bayi, sebagai alang bajawek tapuak babalasan, pihak kaum bayi melepas si alek dengan nasi sakampia, cukup dengan sambalnya dengan gulai khas yang dinamakan GULAI DAUN KINCUANG, kemudian ditambah dengan sebungkus makanan, seperti kalamai, godok dan sebagainya.


Helat membawa turun mandi atau membadak paja atau makan daun kincuang ini, kebiasaannya berjalan beberapa hari, kadang-kadang sampai seminggu lamanya.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

29. Tata Upacara Adat Minangkabau: Upacara Batagak Pangulu

UPACARA BATAGAK PANGULU Salah satu upacara atau alek ( ceremony ) adat Minangkabau yang paling sakral yang mendapatkan perhatian dan perlakukan khsus adalah Batagak Pangulu atau ada juga yang menyebutnya Batagak Gala .  Upacara ini merupakan peristiwa pentasbihan dan pengambilan atau pengucapan sumpah serta janji seorang Pangulu pada saat ia diangkat dan dinobatkan sebagai pemimpin kaum yang bergelar Datuak. Upacara adat ini sesuai dengan ajaran Islam sebagaimana firman Allah mengingatkan: Sesungguhnyan orang-orang yang menukar janji ( nya dengan Allah ) dan sumpah-sumpah mereka dengan harga yang sedikit maka mereka itu tidak mendapat bahagian dari ( pahala ) di akhirat, dan Allah tidak akan berkata-kata dengan mereka dan tidak akan melihat kepada mereka pada hari kahirat dan tidak ( pula ) akan menyucikan mereka. Bagi mereka adalah azab yang pedih (QS:3:77). Pada bagian lain Allah juga mengingatkan: “ Dan janganlah kamu mengikuti orang yang selalu bersumpah, lagi yang hina ” (QS 6...

Adat sopan santun orang Minangkabau

[caption id="" align="aligncenter" width="700"] Gambar: https://upload.wikimedia.org/wikipedia [/caption] Dalam suasana hari raya ini berkenankah engku, rangkayo, serta encik sekalian kami bawa melancong ke masa silam. Baru-baru ini kami mendapatkan sebuah kutipan pada sebuah buku dari tulisan seorang ahli perilaku (etiket) pada masa dahulunya di Minangkabau. Dikarang oleh B. Dt. Seri Maharajo dengan judul  Kitab 'Adat Sopan Santoen Orang Minangkabau  yang diterbitkan oleh Penerbit Merapi & Co  pada tahun 1922 di Bukit Tinggi. Kutipan tersebut memuat uraian pada halaman 75-80 sebagai berikut: 1. Apabila duduk bersama-sama tak boleh terkentut 2. Kalau menguap harus menutup mulut dengan tangan yang terkerucut 3. Apabila pergi ke jamban (untuk buang air besar) perlulah menutup kepala, memakai terompah, dan jangan terbuka aurat sebelum masuk jamban. Jangan bercakap-cakap, jangan pula menyahuti panggilan (seruan orang) melainkan dengan batuk kecil-keci...

SMP nan diperbaiki

[caption id="attachment_505" align="alignleft" width="300"] Keadaan SMP ketika beberapa masa yang lalu kami ambil gambarnya. [/caption] Pada saat pulang kampung nan dahulu, kami tak sengaja melihat pemandangan mengharukan yakni telah terjadi renovasi pada sekolah SMP yang terletak di perbatasan Kamang (Pintu Koto) dan Magek. Terkejut kami karena bangunan lama telah hilang dan sedangkan bangunan baru sedang dalam tahap pengerjaan. Mungkin saat ini telah selesai dikerjakan orang. Sungguh kami mengutuki diri sendiri, kenapa dahulu tak diambil gambar rumah sekolah ini. Sama kiranya ketika kami mendapati bahwa Pakan Salasa telah dirubuhi orang dan digantikan dengan bangunan baru. Kamipun tak memiliki gambar bangunan Pakan Salasa nan lama, hilang sudah salah satu sejarah di nagari kita. Terdapat dua sekolah menengah di kampung kita yakni SMP dan MTsN atau biasa kita sebut dengan Sanawiyah. Rumah Sikola SMP ini lebih dikenal dengan nama SMP Magek, karena meman...