Sebelum Islam masuk, Minangkabau sudah memiliki peradaban tinggi yang berbasis tauhid berupa tatanan kehidupan yang disepakati bersama oleh masyarakat (adat). Mereka telah berhubungan dan berinteraksi dengan bangsa-bangsa lain di dunia, termasuk dengan bangsa Yunani Dinasti Ptolemi[1] penguasa Mesir. Dynasti Ptolemi masuk ke pulau Paco (Sumatera) bagian tengah (sekarang Minangkabau) untuk mencari kampher sebagai bahan pengawet mummi dan lada (merica) sebagai bahan pamanas badan. Bangsa Saba’ (kaum Nabi Sulaiman) ketika itu ditimpa bencana banjir besar dan kota Ma’arib (ibu kota negara Saba’) hancur. Dalam al-Qur’an (Q.S. Saba’ 34: 16) diungkapkan bahwa kaum Saba’ yang berpaling dari tauhid dan tidak bersyukur, Allah mendatangkan saila l-‘arimi (banjir besar), dua kebun besar yang berbuah manis diganti dengan tumbuhan yang berbuah pahit (akulin khamthin) seperti pohon atsl dan pohon sidr. Sejak itu, perdagangan dari Dynasty Ptolemy penguasa Mesir semakin ramai datang ke Minangkabau.
Karena putusnya perdangan ke Yaman (setelah peristiwa banjir besar saila l-arimi), bangsa Arab (Quraisy) mengembara. Mereka membuka perjalanan dagang ke Syam dan Teluk Persia dan Etiopia. Perjalanan mereka menjadi tradisi disebut al-Qur’an (QS.al-Quraisy 106:1-5) dengan ilaf (tradisi perjalanan). Tradisi perjalanan mereka itu adalah pada musim dingin (syita’i) dan musim panas (shaif). Dalam perjalanan, rezki mereka dijamin tidak kelaparan dan keamanan mereka dari ketakutan dilindungi, karenanya diajak menyembah rabba hadza l-bait (Tuhan Pemilik Bait yakni Allah). Sejak itu perdagangan Bani Himyar[2] (Keturunan Arab Yaman) kembali membuka perdagangan jalur laut (thariqa l-bahri) yang menghubungakan Yaman, Kanton dan Minangkabau.
Bani Himyar sudah menemukan orang Minangkabau telah berperadaban tauhid. Mereka memiliki tatanan kehidupan bermasyarakat yang sangat baik. Kekerabatan mereka menganut garis keturuan dihitung dari pihak ibu (matrilineal). Masyarakat Minangkabau telah hidup teratur dalam kaumnya seperti yang diceritakan dalam berbagai Tambo, telah memiliki perkampungan (Pasumayan Koto Batu Pariangan, Batipuah Padang Panjang, Dusun Tuo Limo Kaum dan Bungo Satangkai, Sungai Tarok). Perkampungan-perkampungan tersebut telah dipimpin oleh seorang panghulu dari kaum mereka sendiri yang digelari kemudian disebut Datuak.
_______________________________
Catatan Kaki
[1] Dinasti Ptolemy (atau ada juga yang menyebutnya dengan Ptolemeus) merupakan pemerintahan yang bercorak Yunani Kuno di Mesir kira-kira tahun 305 s/d 30 SM.
[2] Bani Himyar mendirikan sebuah kerajaan di Yaman pada zaman kuno.
Komentar
Posting Komentar