Langsung ke konten utama

Postingan

Menampilkan postingan dari Juli, 2017

Rumah Gadang

[caption id="" align="aligncenter" width="1500"] Gambar: https://2.bp.blogspot.com/ [/caption] Waktu memahat tunggak tua rumah untuk perempun itu, melainkan perempuan itulah yang mengaduduki tunggak tua itu, dan kepadanyalah tukang tua minta’ izin waktu mula mencatak, artinya mula memahat tunggak tua itu; karena perempuan itulah yang punya tunggak tua itu, sedang tonggak yang lain-lain, melainkan jadi tonggak turutan saja kepada tonggak tua itu, artinya tonggak tua itulah yang rumah dan siapa yang punya tonggak tua itulah yang punya rumah; dan walaupun laki-laki yang menebang kayunya  atau yang membelinya; melainkan kedar menolong saja, maksudnya melainkan untuk perempuan juga; demikianlah pepanjang adat kita Alam Minangkabau, perempuanlah yang punya rumah, bukanlah sekali-kali laki-laki; dan anak perempuan atau binilah yang dibuatkan rumah; karena mereka itulah yang dimaksud dari bermula hendak membuat rumah, kecuali surau, lepau, kedai, atau toko tempat

Di tangan perempuan

[caption id="" align="aligncenter" width="477"] Gambar: http://www.langitperempuan.com[/caption] Tak salah orang menjulukinya Bundo Kanduang dari Alam Minang.. Pikirannya tertuju kepada kaum ibu yang akan melahirkan pemuda harapan bangsa. Kaum Ibu yang hendak melahirkan manusia yang dikehendaki Illahi itu harus dibina sedemikian rupa hingga generasi yang dilahirkannya pasti sanggup memikul beban KHALIFAH di muka bumi ini. Usaha paling berat tapi harus dilaksanakan. Itupun kalau kita meyakini bahwa hidup ziarah sebentar ke dunia ini benar-benar untuk menyelamatkan keluarga, menyelamatkan suku, menyelamatkan pulau, menyelamatkan bangsa dan atau untuk menyelamatkan dunia ini. Karenanya pandangan utama harus ditujukan ke.. RUMAH TANGGA. [Leon Salim. Rahma el Yunusiyah Satria Wanita dari Alam Minang” dalam Hajjah Rahmah el Yunusiyah dan Zainudin Labay el Yunusy: Dua Bersaudara Tokoh Pembaharu Sistem Pendidikan di Indonesia. Ed. Aminudin Rasyad (Jakarta: Pengur

Gelar tinggal Gelar..

[caption id="attachment_2578" align="aligncenter" width="500"] Mencontoh ke nan elok[/caption] Kaciak banamo, gadang bagala.. Sudah menjadi kelaziman pada masa sekarang di nagari kita dalam keseharian orang saling menyebut nama dalam bertukar sapa. Hal tersebut sudah menjadi sesuatu yang biasa dan justeru terasa janggal apabila ada yang menyebut gelar, terutama bagi lelaki muda yang baru berumah tangga. Kami tiada pula faham kenapa dapat serupa itu, pernah mendengar seorang lelaki muda yang baru tak berapa lama berumah tangga berkata "Sebut nama sajalah engku, jauh kita rasanya kalau dipanggil kami dengan gelar.."

Datuak Rajo Pangulu

[caption id="" align="aligncenter" width="480"] Marsose Belanda Gambar: http://ristadiwidodo.blogspot.co.id[/caption] PROFIL MUHAMMAD SALEH DATUAK RAJO PANGULU PIMPINAN PERLAWANAN SUMATERA BARAT MENENTANG BELANDA DI KAMANG 15 JUNI 1908 Oleh: Hirwan St. Saidi Muhammad Saleh Datuak Rajo Pangulu (1873 – 1908), pemimpin utama Perang Kamang yang meletus 15 Juni 1908, seorang mujahid yang lahir tahun 1873 M  dari  pasangan suami istri S olihin dan  Alam nabi di kampung Gurun Jorong Joho dari pasukuan Sikumbang. Sewaktu kecil Dt.Rajo Pangulu dipanggil Saleh , sesuai dengan nama yang diberi oleh orang tua beliau yakni Muhammad Saleh. Hidup dikampung bersama orang tuanya. Seperti anak-anak Kamang lainnya pada masa tersebut, pendidikan yang beliau tempuh adalah pendidikan surau. Disurau beliau belajar mengaji, belajar silat dan adat. Untuk memperdalam ilmu silat beliau belajar kepada guru silat yang ternama baik berada di Kamang maupun di luar Kamang. Untuk men

Permainan anak perempuan

[caption id="" align="aligncenter" width="284"] Gambar: http://3.bp.blogspot.com [/caption] Pada masa sekarang kehidupan orang telah berlainan, hampir setiap jengkal kehidupan dipengaruhi oleh mesin dengan dalih memudahkan pekerjaan manusia. Adakah terfikirkan oleh engku, rangkayo, serta encik sekalian serupa apakah kehidupan inyiak-inyiak kita pada masa dahulu? Masa lampau yang dikatakan oleh orang jauh lebih sehat dari sekarang, karena tiada diracuni oleh bahan kimia tatkala makan. Atau kanak-kanaknya sehat sebab banyak menggerakkan badan, berlainan dengan sekarang yang lebih banyak duduk dan khusyuk dengan permainan di komputer, laptop, ataupun telpon seluler.

Surau dahulunya

[caption id="" align="aligncenter" width="440"] Gambar: http://upload.wikimedia.org [/caption] Pada Hari Rayo Anam ini perkenankan kami membawa engku, rangkayo, serta encik sekalian menyilau masa dahulu. Tentang gambaran kehidupan surau pada masa dahulu yang sudah tiada didapati lagi pada masa sekarang. Dalam kenangan Nur Sutan Iskandar yang merupakan salah seorang pujangga di negeri kita, beliau mencoba melukiskan tentang kenangannya tatkala memasuki kehidupan surau. Pasa suatu hari Jum'at disaat beliau belum lagi berumur enam tahun, selepas shalat Magarib datanglah seorang tuanku ke rumah orang tuanya. " Selepas dijamu dengan makan dan minum, ayah saya menyerahkan saya kepada tuanku agar diajarkan mengaji Al Qur'an. Sambil mengucapkan kata penyerahan itu, ayah memberikan sebuah cambuk dari lidi daun kelapa yang terpilin tiga ke tangan tuanku, akan pemukul saya, kalau saya tak menurut perintah atau nakal .." Pada masa sekarang manalah