Langsung ke konten utama

Postingan

Menampilkan postingan dari Maret, 2013

Jorong Solok

[caption id="attachment_542" align="alignleft" width="300"] Jambatan ini akan menghantarkan engku menyeberangi Batang Agam. [/caption] SOLOK, apakah yang terfikirkan oleh tuan apabila mendengar kata itu? Dahulu ada nama Kabupaten Solok Selayo, namun sekarang telah bertukar nama menjadi Kabupaten Solok Selatan dan Kabupaten Solok, serta Kota Solok. Namun tuan, bukan Solok yang ini yang kami maksudkan, melainkan sebuah jorong di kampung kita, terletak di tepi Batang Agam di kaki Bukit Barisan. Berbatasan dengan Binu, Ladang Darek, dan Bancah. Dahulu kami sering heran ketika ada orang yang bertanya “Dari mana engku tadi, seharian ini tak tampak oleh kami..?” [caption id="attachment_541" align="alignright" width="300"] Jorong Solok dari Kejauhan. Gambar diambil dari arah Ladang Darek. Tepatnya di Pasawangan. Cantikkan tuan..? [/caption] Dijawab oleh yang ditanya “Dari Solok saya ini engku..?” Sambil tersenyum yang menanyapun bal

Haji Rijal Abdullah

[caption id="attachment_516" align="alignleft" width="300"] Kiri: Haji Rijal Abdullah, Hamka, dan seorang lagi yang tak berhasil kami kenali. Sumber Gambar: Internet [/caption] Tahukah engku dan encik sekalian kalau dahulu kampung kita pernah memiliki seorang ulama terkenal. Kami mendapat cerita dari orang tua-tua dahulu kalau beliau ialah seorang haji yang hafal (hafidz) Al Qur’an. Apabila tersua oleh beliau orang sedang membaca Qur’an di suatu rumah, kemudian setelah di dengar rupanya terdapat kesalahan pada bacaannya. Maka beliau akan langsung mendatangi rumah tersebut dan menegur sekaligus meluruskan bacaan Qur’annya. Beliau naik haji dahulunya dengan melakukan perjalanan darat dan laut, ketika itu umur beliau barulah 17 tahun. Singgah untuk belajar agama di berbagai negeri Islam dan kemudian akhirnya kembali ke Kamang untuk mengajarkan ilmu yang telah didapat oleh beliau. Cobalah engku bayangkan, anak seusia beliau pada masa sekarang masih asyik berm

Guguak Si Bisu

[caption id="attachment_520" align="alignleft" width="300"] Kami lupa, apakah gambar yang ini Guguak Si Bisu itu atau gambar yang satu lagi. [/caption] Guguak Sibisu, pernahkah engku dan encik sekalian mendengarnya. Kamipun merasa heran dengan nama tersebut. Guguak ialah sebongkah tanah yang menjulang di tengah-tengah kawasan persawahan di kampung kita. Ada yang berpenghuni, namun lebih banyak yang tidak. Ada yang dijadikan oleh orang sebagai parak [1] , ada juga yang dibiarkan ditumbuhi oleh rumput liar. [caption id="attachment_521" align="alignright" width="300"] Atau yang ini Guguak Si Bisu itu. Dapatkah engku dan encik menolong kami..? [/caption] Apabila engku dan encik berjalan di  kampung kita, lalu sampai di Mejan menjelang masuk ke Joho, ataupun dari arah sebaliknya. Maka cobalah engku dan encik arahkan pandangan engku dan encik sekalian ke arah kawasan persawahan yang tepiannya mencapai kaki bukit barisan sana di B

Surau Inyiak Djambek di Kamang

[caption id="attachment_512" align="alignleft" width="300"] Mesin Heuler di Joho diambil dari arah Jambatan. [/caption] Tahukah engku dan encik sekalian kalau di kampung kita pernah berdiri sebuah surau kepunyaan seorang ulama terkenal di Alam Minangkabau ini. Ulama itu ialah salah seorang dari tiga orang ulama Kaum Muda di Minangkabau. Beliau berasal dari fort de kock dan berkampung di Tangah Sawah, dimana di sana juga terdapat surau utama beliau. Beliau ialah Syech M.Djamil Djambek, pernah pula Muhammad Attar atau lebih dikenal dengan nama Muhammad Hatta mengaji ke surau beliau semasa kanak-kanak di kampung Tangah Sawah. Tangah Sawah, sekarang kampung tersebut sama sekali tidak serupa terletak di tengah sawah. Dahulu kami sempat pula heran, kenapa pula bernama Tangah Sawah. Padahal sawah hanya beberapa tumpak ada di sana. Namun kami segera faham tatkala menengok sebuah filem bisu yang dibuat oleh orang Belanda pada masa awal abad yang dahulu. Memanglah

Nagari Kamang di Sijunjuang

[caption id="attachment_500" align="alignleft" width="300"] Lambang Nagari Kamang di Sijunjuang Sumber: http://www.facebook.com/nagari.kamang?fref=ts [/caption] Tuan, engku, dan encik sekalian.. tahukah bahwa nagari kita bukanlah satu-satunya yang bernama “Kamang”? tentunya selain dari Kamang Mudiak tentunya. Nun jauh di daerah rantau sana tepatnya di Kabupaten Sijunjuang terdapat sebuah nagari bernama “Kamang”. Dahulu pernah kami menumpang naik oto [1] bus hendak berangkat ke propinsi jiran kita yang di sana. Ketika itu kami sedang bermenung-menung di atas bus sebab tak ada kerjaan. Maka tatkala sampai di daerah Sijunjuang mata kami tertuju kepada sebuah papan nama yang bertuliskan “Kecamatan Kamang Baru”. Terkejut kami karenanya, apa hal? Kenapa tak pernah disebut oleh orang kampung bahwa ada pula nagari yang bernama “Kamang” di daerah Sijunjuang ini? Apakah karena tak ada orang Kamang yang mengetahui perihal ini? Atau perkara ini bukanlah perkara pent

Urang Gilo

[caption id="attachment_491" align="alignright" width="300"] Maaf tuan kalau gambar tak sesuai dengan isi tulisan. Gambar ini kami ambil di perbatasan Joho jo Mejan [/caption] Tatkala pulang kampung yang dahulu, tampak oleh kami orang dengan pakaian yang tak karuan, badan yang tak terawat, tatapan mata yang kosong, dan tentu saja badan yang mengeluarkan bau yang tak sedap. Ya tuan, itulah orang gila. Segera saja kami teringat akan masa lalu, suatu masa tatkala kami masih pandir-pandir, masuk  parak keluar  parak, kena buru oleh yang punya  parak. Dahulu ada satu orang gila yang sangat terkenal di kampung kita, “Si Ameh” namanya. Kalau kami tak salah si Ameh ini berasal dari Ampang. Kenapa dipanggil dengan sebutan Si Ameh? Karena dia sangat suka sekali meminta uang ke orang kampung. Dan uang yang dimintanya hanya sebesar Rp.50,- tak kurang dan tak lebih.

main kareta

[caption id="attachment_487" align="alignleft" width="300"] Sekelompok Pengendara Kereta Santai. Gambar: Pribadi [/caption] Tahukah tuan, engku, dan encik? Rupanya kampung kita cukup diminati oleh orang-orang untuk dikunjungi. Apa hal tuan? Karena rupanya hampir setiap akhir pekan selalu ada saja orang-orang yang bakaretangin melalui kampung kita. Walau itu hanya sebatas dari Simpang Koto Panjang sampai Simpang Kubu Alah. Bermacam ragam orang-orang ini tuan. Ada yang sudah tua-tua dengan kareta unto mereka, ada pula yang masih muda-muda dengan kareta gunuang mereka, dan ada pula yang bercampur-campur tuan. Tampaknya kebiasaan bakareta santai telah membudaya di beberapa daerah di Minangkabau ini.

Hoeloebalang Nagari

[caption id="attachment_484" align="alignleft" width="300"] Gambar: Internet [/caption] Tuan, dunsanak kita di Kamang Mudiak telah membentuk suatu syarikat (organisasi) yang bernama Front Pemuda Pembela Adan & Syara’. Sungguh bagus sekali, karena dengan adanya syarikat ini, menunjukkan bahwa adanya kepedulian dan kecintaan anak nagari terhadap keberlangsungan dan jalannya aturan Adat dan Syara’ di nagari mereka. Salah satu kegiatan mereka yang kami tengok dalam blog mereka ialah mengganti spanduk yang berbunyi “ Selamat Datang di Wilayah Buek Arek VI Suku Pakan Sinayan-Bansa. Anda Memasuki Kawasan Berbusana Muslim, Tertib Lalu Lintas dan Berperilaku Islami “

Simpang Lubuak

[caption id="attachment_272" align="alignleft" width="225"] Simpang Lubuak Foto: Koleksi Pribadi[/caption] Dahulu ketika petang hari, ramai sekali orang duduk-duduk di simpang ini. mereka membuat bangku-bangkun panjang dari batuang. Mulai dari anak bujang sampai kepada bapak-bapak, mereka berkumpul di sini. Maotakah, atau bergurau sambil bergarah. Bertanya kami tuan, masihkah ada orang duduk-duduk ketika petang hari di Simpang Lubuak ini tuan?

Ndak ba-raso..

[caption id="attachment_465" align="alignleft" width="300"] Ilustrasi Gambar: Internet [/caption] Tuan, sudah lama terasa di hati, namun berat bagi kami untuk menyampaikannya. Tuan pasti berkata “Ah.. kolot tuanku ko mah..!” memang, tapi kami lebih suka jika memakai kata “Konservatif”. Tuan, setiap membuka akun FB, selalu saja ada gambar-gambar aneh yang tampak oleh kami. Tentunya bukan gambar vulgar nan nampak di kami. Syukur Alhamdulillah, belum sampai ke arah itu lagi. Banyak anak-anak bujang dan gadis asal kampung kita yang me upload gambar-gambar bersifat pribadi yang tak patut untuk di pacaliak-an ke orang lain. Tidak hanya tak patut untuk dilihat oleh orang lain, akan tetapi juga tak patut untuk dilakukan oleh orang yang mengaku beragama Islam. Gambar yang kami maksudkan ialah gambar dua orang anak bujang dan gadis yang sedang tersenyum, ada yang berhimpitan badannya bagian samping, ada pula yang beradu kepalanya, ada juga.. hm.. entah tuan, sag

Maliang lo liak

[caption id="attachment_475" align="alignleft" width="300"] Sudut Nagari jika dipandang dari Kampuang Tapi di Nan Tujuah. [/caption] Beriringan dengan kemalangan yang menimpa rumah sekolah SMA di Pintu Koto, rupanya berselang sepekan selepas itu terjadi kejadian yang hampir serupa. Terjadi ketika Parak Siang, kalau tak salah pukul tiga pagi, menurut kabar yang sampai kepada kami. Alhamdulillah tidak jadi kemalingannya dikarenakan si maliang telah kena salak oleh anjing peliharaan pemilk rumah. Menurut kabar yang sampai kepada kami, kejadiannya bermula tatkala calon maliang ini melihat tumpukan karung padi di sasak sebuah rumah di Kampuang Tapi Jorong Nan Tujuah. Maliang inipun pergi memasuki pekarangan rumah, berharap para penghuni rumah masih terlelap dalam buaian mimpi indah. Namun apalah daya, sebab si maliang tak tahu kalau pemilik rumah memelihara seekor anjing. Maka disalak-I lah si maliang ini. Pada saat itu, sebenarnya tak jauh dari sana, seoran