Langsung ke konten utama

Postingan

Menampilkan postingan dari November, 2013

Ampangan

[caption id="attachment_1415" align="alignleft" width="300"] Ampangan Binu[/caption] Engku dan encik tentulah pernah mendengar kata ampang atau ampangan. Banyak dijadikan oleh orang sebagai nama nagari, kampung, atau suatu kawasan. Namun dalam keseharian kita, kata tersebut jarang dipakai oleh orang Minangkabau pada masa sekarang. Sehingga banyak diantara kita yang tidak mengetahui arti atau makna dari kata ampang tersebut. Ampang atau ampangan bermakna bendungan . Suatu tempat yang digunakan untuk menampung atau menghambat laju air. Kebanyakan yang diampang ialah batang aia (sungai) guna dimanfaatkan untuk mengairi sawah-sawah milik penduduk di kampung-kampung. Di Kamang terdapat tiga buah ampangan yang dibangun dalam masa yang berbeda. Ketiga ampangan tersebut ialah Ampangan di Joho, Bancah, dan Binu. Kami kurang memahami dengan baik bila masanya ampangan ini mulai dibangun. Menurut sebagian sumber ampangan permanen di Joho dibuat oleh orang sekit

Menuahkan Akal (Logika)

[caption id="attachment_1413" align="alignleft" width="300"] Gambar: INternet[/caption] Beberapa kali kami tengok pada beberapa negeri di Alam Minangkaau ini, betapa senang dan bangga diri mereka tatkala kampung mereka dikunjungi oleh orang-orang besar, berpengaruh, berkuasa, terkenal, dan lain sebagainya. Mulai dari politisi, birokrat, polisi, militer, ahli hukum (hakim,jaksa), pengusaha, akademisi (dosen), dan lain sebagainya. Bahkan di nagari jiran kita pernah dilekatkan kepada seorang Jawa suatu gelar dari salah satu suku di nagari tersebut. Entah apa gerangan budi-baik yang telah dilakukan oleh si Jawa ini kepada kaum salah satu suku tersebut. Hingga kini kami tak pernah faham. Namun yang pasti – tatkala diangkat dahulu – si Jawa ini merupakan Katua pada Lembaga Tinggi (Yudikatif) negara, diapun dikenal pintar dancerdas karena juga merupakan seorang dosen. Konon kabarnya, buku-buku tulisannya menjadikan rujukan bagi sebagian besar mahasiswa Jurusan H

Menyaringkan telinga-menyalangkan mata

[caption id="attachment_1407" align="alignleft" width="300"] Gambar: http://nasional.kompas.com/read /2013/11/21/1750496/Anies.Baswedan .Penyadapan.Australia.Melanggar.Adab[/caption] Tahukah engku dan encik sekalian perihal rektor termuda di Indonesia? Dia ialah seorang lelaki keturunan Arab. Dilahirkan di Jawa Barat dan menghabiskan sebagian besar masa kanak-kanak hingga dewasa di Jogjakarta. Alumni Fakultas Ekonomi Gajah Mada dan kemudian melanjutkan studi master di bidang International Security and Economic Policy di University of Maryland Amerika. Dalam usianya yang masih muda, Anis Baswedan telah menempuh berbagai pengalaman hidup. Puncak karirnya ialah menjadi Rektor Universitas Paramadina. Universitas ini merupakan sebuah universitas yang didirikan oleh Nurcholis Majid (Cak Nur), seorang Penghulu Gerakan SEPILIS di Indonesia. Anis dilantik menggantikan Cak Nur. Anis ialah seorang tukang khayal, namun bukan hanya sekadar tukang khayal. Sebab dia ben

Relief Tugu Perang Kamang

[caption id="attachment_762" align="alignleft" width="224"] Tugu Peringatan Perang Kamang 1908 di Simpang Pintu Koto[/caption] Pernahkah engku memperhatikan relief atau ukiran gambar yang terdapat pada Tugu Perang Kamang di Simpang Pintu Koto? Pernah ada seorang kawan yang bertanya kepada kami perihal makna dari gambar-gambar yang terdapat pada sisi tugu di bagian pucuk tersebut. Kamipun agak terkejut mendapat pertanyaan serupa itu. Namun kami pernah mendengar sebelumnya tentang relief tersebut, kalau kami tak salah, relief tersebut merupakan rangkaian cerita Perang Kamang semenjak permulaan hingga pecahnya perang. Memanglah jarang orang Kamang yang memiliki rasa keingintahuan serupa itu. Tidak hanya di Kamang, melainkan juga di tempat-tempat mana saja. Kebanyakan orang tak tertarik mencari tahu perihal siapa dirinya melainkan sibuk mencari tahu tentang orang lain. Manalah mungkin kita dapat mengenal orang lain apabila kita tak mengenal diri kita lebih da

Bungo Tanjuang

[caption id="attachment_1352" align="alignright" width="300"] Bungo Tanjuang dilihat dari Pasia Anyia[/caption] Pada awalnya kami mengira bahwa Bungo Tanjuang ini masuk ke dalam Jorong Limo Kampuang, namun rupanya setelah kami bertanya-tanya kepada beberapa engku rupanya tidak. Ianya masuk ke dalam Jorong Bancah. Namun ada pula yang menyanggah mengatakan kalau Bungo Tanjuang sesungguhnya masuk ke dalam Jorong Limo Kampuang. Kamipun menjadi bingung, berkenankah engku dan encik membantu kami mencari tahu? Kawasan Bungo Tanjuang serupa sebuah pulau (ada yang menjuluki dengan julukan; Pulau Terlena) yang seluruhnya dikelilingi oleh kawasan persawahan. Sungguh cantik nian kalau kita pandangi dari jauh, apakah itu dari arah Taluak ataupun dari arah Tanah Panyurek. Dari kawasan ini dapat kita lihat dengan jelas dari kejauhan Komplek Kantor Kecamatan di Joho. [caption id="attachment_1353" align="alignleft" width="300"] Jalan di atas

Pawai Menyambut 1 Muharam 1435 H

[caption id="attachment_1400" align="alignleft" width="300"] Aduhai anak gadis ini sungguh elok sangat. Tinggi dan menawan. Pakaiannyapun styalish, sungguh sedap dipandang mata setiap lelaki.[/caption] Pada hari Selasa yang lalu merupakan hari pertama yang kita lalu dalam tahun 1435 H. Telah berganti pula bilangan tahun, telah bertambah tua jua dunia serta manusia-manusia yang mendiaminya agaknya. Di kampung kita, pada hari itu diadakanlah pawai atau arak-arakan untuk menyemarakkan kedatangan tahun baru ini. Kalau kami tak salah, pawai ini diadakan oleh orang-orang dari kecamatan. Sungguh indah sekali, syukurlah masih ada perhatian dan kepedualian dari orang-orang di Kecamatan Kamang Magek. Semoga dapat terus dipertahankan, dapat diulang terus setiap tahunnya. Amin.. [caption id="attachment_1399" align="alignright" width="300"] Barisan Amai-amai (Para Rangkayo)[/caption] Arak-arakan ini diikuti oleh murid-murid dari beberapa

Selamat Tahun Baru 1435 H

[caption id="attachment_1392" align="alignright" width="300"] Surau Koto Kaciak dari Pendakian Katapiang[/caption] Yang paling celakanya ialah, pendangkalan dan kedurhakaan tersebut ditunjukkan oleh anak nagari di Minangkabau tersendiri. Orang-orang terdidik, yang disekolahkan tinggi dengan penuh pengharapan oleh orang tua,  mamak, dan sekalian kaum-kerabat. Diharapkan akan menjadi tonggak yang akan menegakkan kejayaan diri, keluarga, kaum-kerabat, nagari, dan Alam Minangkabau ini. Namun apalah daya, jauh panggang dari pada api. Kenyataan tak seindah pengharapan. Anak yang semula bersih, lugu, polos setibanya di rantau orang tak kuat menahan segala bentuk godaan dan tipu daya masyarakat perkotaan.

Kristenisasi di Minangkabau

[caption id="attachment_1387" align="alignright" width="225"] Matahari nan setiap pagi terbit di balik bukit barisan di kampung kita. Kami berdo'a kepada Allah semoga sinar hidayah Allah Ta'ala akan selalu bersama kita orang Kamang, orang Minangkabau ini hendaknya. Kekal, abadi. Amin..[/caption] Adakah engku dan encik tahu? Adakah engku dan encik faham? Dan adakah engku dan encik menyadari akan hal ini? Ancaman ini sangatlah serius sekali terhadap negeri kita Minangkabau. Telah banyak rupanya orang Minangkabau yang bertukar kiblat. Namun semua itu didiamkan, diabaikan, dan tak dihiraukan oleh sebagian besar dari kita. Bukan karena engku dan encik tidak peduli dengan permasalahan ini melainkan karena ketakutan akan kenyataan yang dihadapi. Banyak jenis orang yang serupa ini untuk memilih hidup dalam dunia angan-angan. Ada pula yang tak tahu malu tatkala dikabarkan kepadanya perihal Kristenisasi "Ah.. bukan kabar baru!" Kalau memang bukan

Limo Kampuang

Kami sengaja menuliskan nama jorong ini dengan huruf bukan angka (Angka Romawi) seperti yang biasa dipakai oleh orang kampung kita. Hal ini guna menjaga keaslian nama, terkadang lisan kita berbeda-beda dalam melafadzkan suatu nama. Membuat dengan huruf semakin mengukuhkan dan dapat menjaga keaslian dari nama kampung, kawasan, atau daerah itu sendiri. [caption id="attachment_1382" align="alignright" width="300"] Tahukah engku dan encik dimana ini?[/caption] Kita akhirnya sampai di Jorong Limo Kampuang, tampaknya jorong ini merupakan muara dari perjalanan kita berkeliling kampung. Kalau kita masuk dari arah Kubang Putiah maka kita akan bersirobok dengan Kawasan Taluak sedangkan apabila kita masuk dari arah Joho maka kita akan sampai terlebih dahulu di kawasan Jawi-jawi. Terdapat sebuah simpang yang dinamai oleh orang dengan nama Simpang Jawi-jawi. Simpang ini menghubungkan jalan dari arah Joho, Taluak, dan Ampang. Engku dan encik tentunya bertanya kepada ka