Langsung ke konten utama

Postingan

Menampilkan postingan dari Februari, 2019

PPAM: Modul 1 & Pendahuluan

MODUL 1 SEJARAH ADAT MINANGKABAU DESKRIPSI PENGAJARAN Modul ini menjelaskan asal usul adat Minangkabau, asal usul nagari di Minangkabau, asal usul nama Minangkabau, peran Datuk Parpatih Nan Sabatang dan Datuak Katumangguangan dan pengembangan awal adat Minangkabau dengan munculnya kelarasan, kesepatan luhak bapangulu dan rantau barajo dan sumpah Satia Bukik Marapalam   Tujuan Umum Pengajaran Secara umum, tujuan modul ini adalah meningkatnya wawasan dan pemahaman peserta ( pamangku adat ) tentang sejarah asal usul dan adat Minangkabau sampai pada puncak perkembangannya— deklerasi sumpah Satia Bukik Marapalam . Tujuan Khusus: Secara khusus perserta dapat menjelaskan tentang: Asal usul nama Minangkabau, adat dan nagari sebagai Masyarakat Hukum Adat Islam Masuk, Menyebar dan Berkembang Kakuatan Minangkabau yang tak tertaklukan Munculnya lareh , kerajaan/ kesultanan Kesepatan luhak bapangulu-rantau barajo Sumpah Satia Bukik Marapalam

Akankah Sejarah Kembali Terulang

[caption id="" align="aligncenter" width="3840"] Gambar: https://quotefancy.com [/caption] Pemilihan Raya tahun ini mengingatkan kita pada pemilihan lima tahun nan silam kecuali pada calon wakil yang berbeda. Sesungguhnya ini merupakan petarungan dua orang, ronde ke-2 mungkin. Terkenang kami dengan lima tahun nan lalu, walau tidak ada Ijtima' Ulama namun umat Islam - yang beriman - memberikan suaranya pada salah satu calon. Walau dinyatakan kalah namun banyak diantara kita yakin bahwa kitalah pemenang pada masa itu. Hanya karena tidak ingin memeruncing keadaan dan membuat negara ini semakin tenggelam maka diterima semua itu.

ARELIGI

[caption id="" align="aligncenter" width="1024"] Gambar: https://michaelpahl.com[/caption] Beberapa waktu nan lalu kami membaca sebuah postingan di salah satu media sosial. Tuan tentu sudah dapat menerka postingan tentang apa nan kami baca. Masa ini, media sosial jauh lebih dipercaya dibandingkan media mainstream lainnya. Karena di sini, segala informasi yang diterima dapat dilakukan pengecekan kembali. Berlainan dengan media mainstream yang berat sebelah, karena dimiliki oleh para kapitalis. Postingan nan kami baca ialah sebuah kritikan terhadap pernyataan salah satu calon - yang walaupun calon namun masih menjabat, itulah lucunya negeri ini - pemimpin negeri ini. Kami suka dengan postingannya namun terkejut dengan nama akunnya. Nama yang aneh, karena ada kata "kafir" pada akunnya.

PPAM: Daftar Isi

      DAFTAR ISI   KATA PENGANTAR SAMBUTAN KEPALA DINAS DAFTAR ISI PENDAHULUAN MODUL 1 SEJARAH ADAT MINANGKABAU Pendahuluan Sebelum Islam Masuk Kedatangan Bangsa ‘Ad Pengikut Nabi Hud Kedatangan Bangsa “Mee Nam” Dan “Viet” Kedatangan Bangsa Saba’ Dinasti Ptolemy Masuk Interakasi Dengan Bangsa Tamil Islam Masuk, Menyebar Dan Berkembang Lareh Berdiri Minangkabau Tak-Tertaklukan Sumpah Satia Marapalan Kesimpulan

Malu itu mahal

[caption id="" align="aligncenter" width="320"] Gambar: http://idesigniphone.com [/caption] Apakaha tuan tahu apa itu  malu? Kata tuanku nan mengaji di surau, malu itu ialah kulitnya iman. Salah satu contoh pelajaran nan acap diambil oleh para tuanku itu ialah kisah tentang Saidina Ali. Tahukah tuan ceritanya? Dikisahkan pada saat membangun parit - atas usul dari Salman al Farisi - di sekeliling Kota Madinah yang merupakan salah satu cara yang ditempuh kaum muslimin dalam menghadapi Perang Khandak. Saidina Ali nan ikut bekerja menggali parit mengalami sebuah kejadian tak terduga, gamisnya ditiup angin sehingga tersinkap betisnya yang berakibat sekalian sahabat yang berada di dekatnya dapat melihat betisnya nan tersingkap itu. Seketika malulah Saidina Ali, merah padam mukanya.

Gentleman

[caption id="" align="aligncenter" width="1200"] Picture: https://www.zedge.net [/caption] Di negeri maju, setiap masyarakatnya patuh kepada hukum nan telah dibuat, semisal membuang sampah - sekecil apapun ia - ialah mesti pada tempatnya. Apabila tuan berkendara maka berhentilah disaat lampu merah atau mulai lambat-lambat tatkala lampu berganti kuning walau sebenarnya tuan bisa menginjak gas dan lepas tatkala lampu berganti merah. Di negeri berkembang hal tersebut sangat payah terwujud karena orang-orangnya tak hendak hirau dengan segala peraturan yang mereka pandang remeh itu. Usah bercakap perkara peraturan nan dibuat manusia, peraturan nan dibuat oleh Allah Ta'ala saja mereka cibir.

PPAM: Pendahuluan

PENDAHULUAN   Penguatan adat dan pemangku adat adalah amanah konstitusi yang harus dijalankan oleh Pemerintah Republik Indonesia. Pasal 18B ayat (2) Undang-Undang Dasar 1945, menekankan pengakuan Negara terhadap kesatuan-kesatuan masyarakat hukum adat beserta hak-hak tradisionalnya sepanjang masih hidup dan sesuai dengan perkembangan masyarakat dan prinsip Negara Kesatuan Republik Indonesia. Selain itu, Pasal 28I, ayat (3) Undang-Udang Dasar Negara Republik Indoneisa Tahun 1945, secara tegas menyatakan: “Identitas budaya dan hak-hak tradisional dihormati selaras dengan perkembangan zaman dan peradaban”. Ketetapan Majelis Permusyawaratan Rakyat  Nomor XVII/MPR/1998 tentang Hak Azasi Manusia menegaskan pula bahwa pengakuan dan perlindungan kepada masyarakat hukum adat merupakan bagian dari penghormatan terhadap hak azasi manusia. Ketetapan MPR ini dipertegas dengan Pasal 6 ayat (2) Undang-Undang Nomor 39 Tahun 1999 tentang Hak Asasi Manuasi yang menyatakan: “Identitas budaya masyarakat h

PPAM: Sekapur Sirih

Kata Pengantar Assalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh Puji syukur kita panjatkan ke hadirat Allah SWT, berkat rahmat-Nya Modul Penguatan Pemangku Adat Minangkabau ini telah selesai dengan baik. Perlu difahami bahwa modul ini bukan satu-satunya sumber yang akan digunakan dalam kegiatan penguatan Pemangku Adat Minangkabau yang dimulai dari nagari-nagari percontohan sebagai pilot proyek penguatan adat di Nagari. Modul ini pada dasarnya adalah bahan ajar yang bersifat umum yang diharapkan memberikan gambaran tentang arah pelestarian dan penguatan Pemangku Adat yang merupakan langkah awal pelestarian dan penguatan Adat Minangkabau. Berbagai rujukan lain, termasuk Tambo dan pengetahuan yang diperoleh secara langsung melalui proses “ warih nan bajawek ” tetap digunakan sebagai rujukan dalam upaya Penguatan Adat dan Pemangku Adat Minangkabau.

Falsafah Tukang Kayu Minangkabau

[caption id="" align="aligncenter" width="702"] Gambar: https://www.wonderfulminangkabau.com [/caption] Tukang Kayu yang ahli tidak pernah membuang kayu (7.47) Yang panjang diambil untuk paran , Yang singkat untuk anak janjang, Yang besar jadi rasuak Yang kecil untuk pasak tiang Yang bulat jadi tonggak Yang pipih untuk jadi papan Bahkan yang bungkukpun dapat dijadikan kasau laua di gonjong Catatan:  Diambil dari curaian Yus Dt. Parpatiah

Silat di Minangkabau dan asal usulnya

[caption id="" align="aligncenter" width="350"] Gambar: https://id.wikipedia.org [/caption] Tulisan ini disalin dari:  https://www.kaskus.co.id Pendahuluan Dalam Silat Tua Minangkabau dikenal prinsip: Tangkis Jurus satu, Serang jurus dua. Jadi pada awalnya ilmu persilatan di Minangkabau ini mengajarkan pada anak Sasiannya (murid) untuk tidak memulai perkelahian. Tangkis jurus satu mempunyai makna, bahwa tugas utama setiap anak sasian atau pesilat adalah menghindarkan perkelahian. Sedangkan Serang jurus dua mempunyai makna: Bila musuh datang setelah mengelakkan serangan baru boleh menyerang. Dan ilmu ini memang diajarkan secara harfiah dalam Silek Tuo. Tidak pernah diberi pelajaran bagaimana caranya membuka serangan. Tetapi pelajaran selalu dimulai dari cara "menggelek". Yaitu menghindarkan perkelahian. Setelah serangan musuh ditangkis, barulah terbuka jurus untuk menyerang. Adapun Silat Toboh di Pariaman, Pangian di Tanah Datar dan Starlak d

Musik Dikia Rabano di Nagari Kamang [5]

MUSIK DIKIA RABANO: MUSIK PROSESI DALAM BUDAYA MASYARAKAT KAMANG KABUPATEN AGAM Oleh: Martarosa Dalam Buku Bunga Rampai DIALEKTIKA SENI DALAM BUDAYA MASYARAKAT, ISBN: 978-979-8242-53-3, Badan Penerbit ISI Yogyakarta 2013   Abstract : Rabano dikia music as a musical procession culture in Agam regency Kamang , is a combination of tambourine percussion with vocal music that can not be separated . Both forms of music are linked in a single fabric of grain material . Arable poem music song used in the text as a musical procession dikia rabano entitled Shalawat , no rhyme form . This means that the sung text is fixed and not subject to change . Hence the interest in music , in addition to a distinctive melody trip , also recited poems that deal with idol - worship of the Prophet , Apostle , and gig guide from Allah SWT . Keywords:  Music Dikia Rabano, Music Procession , Culture. Lanjutan Bag. 4  C. PENUTUP Ditilik dari sudut pandan

Jawapan unt TP2GD

[caption id="" align="aligncenter" width="852"] Gambar: https://www.shutterstock.com [/caption] POPULERNYA PAHLAWAN PERANG KAMANG Oleh: Hirwan Saidi Hanya bangsa yang menghargai jasa pahlawannya menjadi bangsa yang besar , itulah yang selalu diucapkan oleh Presiden Sukarno untuk menghargai para pahlawan bangsa. Untuk merealisasikan hal tersebut Pemerintah Daerah Kabupaten Agam melalui dinas terkait (dalam hal ini Dinas Sosial) dengan segala upaya dan dana sejak 2015 telah berusaha untuk mengusung 3 (tiga) orang Pahlawan Anti Belasting, yaitu H.Abdul Manan, Muhammad Saleh Dt.Rajo Pangulu dan Siti Manggopoh, diusulkan untuk diangkat menjadi Pahlawan Nasional . Usulan ketiga tokoh tersebut telah diseminarkan di Hotel Pusako bukittinggi pada tanggal 10 s/d 11 Maret 2016. Dalam perjalanannya proses tersebut telah sampai ditingkat Propinsi Sumatera Barat. Setelah dibahas di tingkat Propinsi, bahan tersebut masih mengalami kekurangan yaitu belum adanya Biografi

Musik Dikia Rabano di Nagari Kamang [4]

MUSIK DIKIA RABANO: MUSIK PROSESI DALAM BUDAYA MASYARAKAT KAMANG KABUPATEN AGAM Oleh: Martarosa Dalam Buku Bunga Rampai DIALEKTIKA SENI DALAM BUDAYA MASYARAKAT, ISBN: 978-979-8242-53-3, Badan Penerbit ISI Yogyakarta 2013   Abstract : Rabano dikia music as a musical procession culture in Agam regency Kamang , is a combination of tambourine percussion with vocal music that can not be separated . Both forms of music are linked in a single fabric of grain material . Arable poem music song used in the text as a musical procession dikia rabano entitled Shalawat , no rhyme form . This means that the sung text is fixed and not subject to change . Hence the interest in music , in addition to a distinctive melody trip , also recited poems that deal with idol - worship of the Prophet , Apostle , and gig guide from Allah SWT . Keywords:  Music Dikia Rabano, Music Procession , Culture. Lanjutan Bag. 3 2.b. Fungsi Musik dikia rabano sebag