Langsung ke konten utama

Postingan

Menampilkan postingan dari Mei, 2017

Menyegarkan Ingatan Tentang Kamang

Oleh: Dt Tan Tuah Dimuat di Padang Ekspress, Jumat 15 Juni 2012   Memperingati perlawanan rakyat Kamang [1] yang dikenal dengan Pemberontakan Pajak  le-104 jatuh pada 15 Juni 2012, penulis ingin menyegarkan kembali ingatan tentang peristiwa yang oleh Taufik Abdullah (2010) pandang sebagai awal bagi Era Kebangsaan Indonesia. Kesadaran anti penjajah yang tertanam kuat dalam diri Bung Hatta dipercaya, salah satunya, berawal dari peristiwa ini. Ketika Bung Hatta melihat “urang rantai” yang digiring lewat di depan rumah beliau, ketika itu inyiak [2] beliau berkata “ Tu, urang Kamang nan mawalan Bulando.. ” [3] Pengakuan Pemerintah Republik Indonesia terhadap peristiwa tersebut tertulis dalam lembaran sejarah secara resmi. Bukti pengakuan tersebut setidaknya telah diberikan dalam beberapa bentuk, seperti; Sambutan Meteri Pertahanan Chairul Saleh dalam peringatan Perang Kamang pada 15 Juni 1962 di Gedung Kesenian Jakarta Kunjungan Meteri Koordinator Pertahanan dan Keamanan RI Jenderal

Ramadhan Mubarak (2017)

[caption id="" align="aligncenter" width="660"] Gambar: https://id.pinterest.com [/caption] Ramadhan, bulan puasa kata orang kampung kita. Bulan nan dinantikan, dan teramat diidamkan oleh umat muslim. Sebelum ketibaannya, ramai orang membersihkan diri, meminta maaf lahir dan bathin agar diterima segala amalan di bulan nan mulia, nikmat terasa setiap harinya. Membersihkan diri, balimau kata orang Minang. Limau atau jeruk merupakan buah nan banyak manfaat, baik untuk kesehatan dan baik pula dipakai untuk membersih kulit. Limau ialah buah pembersih, dengan limau anasir-anasir berbahaya di dalam dan luar badan dapat dibersihkan.

Nagari Kamang, Negeri Pejuang

Tulisan ini dimuat di Republika Online pada  hari  Jum'at 26 Mei 2017 Di nagari ini, pahlawan Minangkabau bertumbangan menghadapi serangan penjajah Belanda. Spanduk-spanduk peringat an Perang Kamang masih membentang di jalan-jalan ketika kami berkunjung ke nagari itu, pekan ketiga Juni 2013. Karangan bunga di makam-makam pahlawan sudah mengering tetapi masih tetap pada tempatnya. Nagari Kamang, Kamang Darussalam, Nagari Syuhada. Nagari yang terletak di Kabupaten Agam, Sumatra Barat, itu memang tak bisa lepas dari peristiwa-peristiwa melawan kolonialis Belanda. Dimulai dari Perang Paderi pada 1821, Perang Kamang pada 15-16 Juni 1908, dan Pemberontakan Kamang pada 1926. Bersama fotografer Edwin Dwi Putranto, saya niatkan menyusuri beberapa sudut sejarah perjuangan di nagari yang terletak di kaki Bukit Barisan itu. Kami putuskan memulai perjalanan ini dari Masjid Wustha di kawasan Ampang, Jorong Ampek Kampuang. Tak ada yang istimewa dari penampilan mas jid ini, sebuah masjid modern.

Sengketa Tiada Putus_Bag.3

MENYINGKAP MUHAMMAD SALEH DATUAK RAJO PANGULU PEMIMPIN UTAMA PERANG KAMANG Pendahuluan Sejarah adalah pengalaman sekelompok manusia. Kata “Sejarah” berasal dari bahasa Arab ”Asy-Syajarah” yang berarti Pohon. Menurut Ibnu Khaldun, istilah sejarah adalah “ pengetahuan tentang proses-proses sebagai realitas dan sebab musababnya secara mendalam ”. Sejalan dengan peredaran waktu, kadang kala sejarah tersebut ada yang dibelok-belokan/ditambahkan ( make up history = sejarah yang mengada-ada) menuju kepada pemitosan sejarah untuk maksud tertentu, dan ada juga yang masih sesuai dengan realitanya ( reality history). Begitu juga dengan sejarah Perang Kamang, pada saat ini telah terdiri dari 2 versi, dengan kronologis sebagai berikut : Pertama : Mengemukakan bahwa Perang Kamang itu disebabkan dikekuarkannya income belasteng  (pajak) oleh Belanda. Dalam pertemuan dengan Kotrolir Oud Agam (Westennenk), Laras Kamang, Garang Dt.Palindih menyanggah dengan gigih bahwa Belasteng tidak mungkin dilak

Sengketa Tiada Putus_Bag.2

BANTAHAN /PELURUSAN UNTUK  USULAN PAHLAWAN NASIONAL H.ABDUL MANAN   Hanya bangsa yang menghargai jasa pahlawannya menjadi bangsa yang besar , itulah yang selalu diucapkan oleh Presiden Sukarno untuk menghargai para pahlawan bangsa. Untuk merealisasikan hal tersebut Pemerintah Daerah Kabupaten Agam dan Propinsi Sumatera Barat telah berusaha untuk mengusung 3 (tiga) orang Pahlawan Anti Belasting, yaitu H.Abdul Manan, Muhammad Saleh Dt.Rajo Pangulu dan Siti Manggopoh, diusulkan untuk diangkat menjadi Pahlawan Nasional . Dimana ketiga usulan tersebut telah sampai ditingkat Propinsi Sumatera Barat. Setelah membaca usulan H.Abdul Manan untuk diangkat menjadi Pahlawan Nasional (karena usulan tidak memakai nomor, kami memberi nomor halaman mulai dari (SISILAH DAN RIWAYAT HIDUP H.ABDUL MANAN “PEMIMPIN PERANG KAMANG”), kami melihat adanya make up history (sejarah yang mengada-ada), yang tidak sesuai dengan fakta sejarah maupun fakta yang ada dilapangan, yang dapat dikelompokan menjadi : Waktu

Sengketa Tiada Putus_Bag.1

Semenjak setahun nan silam telah dilakukan penyusunan sejarah Perang Kamang 1908 dalam hal ini menyangkut peranan beberapa orang tokoh yang menjadi pemimpin dalam perang tersebut. Sudah semenjak lama terjadi dua ragam cerita mengenai sejarah Perang Kamang yakni versi Kamang (Kamang Hilia) dan Babukik (Kamang Mudiak) Versi Kamang menyebutkan tiga orang tokoh yang berperan sebagai pemimpin dalam menggerakkan masyarakat untuk menentang penetapan pajak (belasting) yakni Muhammad Saleh Dt. Rajo Pangulu, Haji Abdul Manan, dan Abdul Wahid Kari Mudo. Sedangkan versi Kamang Mudiak hanya mengakui Haji Abdul Manan dimana beliau merupakan anak nagari di Nagari Babukik. Dalam perkembangannya, kedua versi sama-sama diajukan sehingga menimbulkan pertikaian yang merupakan kelanjutan dari pertikaian-pertikaian sebelumnya. Tentunya masyarakat menjadi cemas, khawatir, dan sedih mendapati ini semua. Tokoh-tokoh yang sedang diperjuangkan untuk dijadikan pahlawan pada dasarnya tentunya dahulu sama sekali ti

Berbuhul Mati

[caption id="" align="aligncenter" width="400"] Surau yang berarsitektur Minang Gambar: http://baralekdi.blogspot.co.id [/caption] Labuh raya di bandar besar itu sangatlah ramai, amatlah payah bagi orang-orang nan hendak menyeberangi labuh itu. Para pengendara tiada hendak mengalah kepada orang-orang nan hendak menyeberang itu. Mereka semua sedang diburu waktu, mesti cepat sampai karena banyak hal nan mesti diurus. Pemandangan serupa itu tiada akan tuan dapati di kampung halaman kita. Lepau nasi nan disebut orang "warung" di pulau ini telah silih berganti orang nan datang. Namun si empunya lepau terlihat tengah bersantai. Beberapa orang anak buahnya telah diarahkannya untuk bekerja, dia hanya melihat-lihat saja lagi. "Tahukah engkau, apa perbedaan bandar ini dengan kampung kita?" tanya kawan kami disela-sela percakapan seputar kampung halaman nan teramat dirindukannya itu. Kami terdiam, memandang hendak tahu. Tentulah banyak perbedaan

Ramaya & Komunis

[caption id="" align="aligncenter" width="1920"] Gambar: https://www.psychologytoday.com [/caption] Pemeberontakan Rakyat tahun 1926 masih belum terang benar tarikhnya di Nagari Kamang. Pada Tarikh Perang Kamang disebutkan bahwa Ramaya, anak dari Siti Anisah dan Nan Basikek merupakan pemimpin dari pemberontakan tersebut di Kamang. Namun agaknya tabir belum tersingkap karena asal muasala timbulnya pemberontakan itu di Nagari Kamang belum terang di hadapan kita. Pada beberapa tulisan di blog ini, telah dapat tersigi agak sedikit perihal Tarikh Pemberontakan Rakyat tahun 1926. Ramaya yang kalau dilihat dari umurnya tatkala Perang Kamang meletus berumur 6 (enam) tahun maka dapat kita simpulkan pada tahun 1926 ia berumur 22 tahun. Agaknya pemberontakan tahun 1926 ini memiliki kaitan dengan Pemberontakan Komunis tahun 1927 dimana pemberontakan yang terjadi pada tahun 1926 merupakan puncak dari kerusuhan politik, sosial, dan ekonomi yang telah berlangsung semenj

Panasnya Suasana 1926

[caption id="" align="aligncenter" width="960"] Gambar: http://historia.id[/caption] Pada tulisan ini kita akan melihat bagaimana panasnya suasana pada tahun 1926 dan mencapai puncaknya pada tahun 1927 di Nagari Silungkang. Pada bulan Mei terjadi pembunuhan terhadap Kepala Nagari Tilatang dan pada bulan September berikutnya Ramaya kehabisan kesabaran dan melancarkan aksinya. ___________________________ Paco-paco Minangkabau #77 – Lajau, pembunuh Kepala Nagari Tilatang ditangkap (1927) Beberapa hari jbl. di Sitjintjin, Soematera Barat, t. Ass. Demang Kota Tengah telah menangkap Ladjau , jang terda’wa toeroet tjampoer dalam perkara pemboenoehan Dt. Radja Menteri, negerihoofd di Tilatang, pada boelan Mei tahoen jtl. [1926]. Radja Batipoeh, saudara Ladjau jang terda’wa mendjadi pemboenoeh jang pertama beloem terdapat. Ladjaupoen moela-moela ta’ soeka memberi keterangan dimana tempat persemboenjian saudaranja itoe. Kemoedian ia menjeboet nama soeatoe tempat ja

Ramaya Si Pemberontak

[caption id="" align="aligncenter" width="705"] Gambar: http://almuawwizat.blogspot.co.id [/caption] “Padang, 20 Sept. (Aneta). Berhoeboeng dengan hal hilangnja Datoek Sati, adathoofd di Magek, tersiar kabar bahwa di onderdistr[ict] Kamang ada soeatoe perhimpoenan rahasia, didirikan oleh kaoem kominis. Perhimpoenan itoe bermaksoed hendak memboenoeh sekalian kepala-kepala Bp. [bumiputra]. Doea brigade militer dari Fort de Kock dikirim ketempat terseboet. Disana banjak orang-orang jang ditahan dan roemah-roemah jang digeledah. Kabarnja pagi kelamarin majat Datoek Sati terdapat telah terkoeboer disisi soengai dekat Batoe Djoelang, ond. distr. Kamang. Roepanja ia diboenoeh oleh Ramaja, pemimpin pergerakan kominis dan beberapa orang temannja, jang sekarang lari. Kemoedian dikabarkan poela: Di Pakan Selasa, ond. distr. Kamang adalah 40 orang kominis ditangkap dan 14 poetjoek senapang serta 1 poetjoek pistol dirampas. Pemimpinnja ditangkap di Fort dek Kock. Kaba

Pemberontakan Rakyat 1926

[caption id="" align="aligncenter" width="700"] Gambar: https://su.wikipedia.org [/caption] Apabila engku pernah membaca Tarikh Perang Kamang, tentulah engku pernah membaca kisah nan menusuk hati perihal seorang kanak-kanak lelaki nan baru berumur enam tahun dengan ibunda dan ayahnya. Kisah itu terjadi menjelang meletusnya Perang Kamang, disaat para mujahid Kamang sibuk berlatih silat di halaman Surau Taluak. Sang ibu bernama Siti Annisah, sang ayah bernama Nan Basikek, dan biji mata mereka nan bernama Ramaya. Dalam Tarikh Perang Kamang dikisahkan bahwa kelak sang anak akan menjadi orang yang berpengaruh penting dalam Pemberontakan Rakyat tahun 1926. Amatlah payah menyelidiki peristiwa tahun 1926, namun pada akhirnya kami bersua dengan sebuah karangan yang di karangan oleh Engku Suryadi Sunuri yang pada saat ini merupakan seorang dosen di Universitas Leide. Cukup terkejut kami bahwa pemberontakan tersebut dikendalikan oleh Syarekat Hitam yang merupakan or

Sekilas Sejarah Kamang

[caption id="" align="aligncenter" width="604"] Gambar: http://kamangsaiyoyahoocom.blogspot.co.id[/caption] ASAL-USUL DAN SEJARAH NAGARI KAMANG Oleh: Hirwan Saidi Secara etiomologi asal usul nama Nagari Kamang dapat ditelusuri, dimana menurut Tambo Nagari Kamang yang disesuaikan dengan sejarah Kerajaan Minangkabau, yang mengalami masa jayanya pada abad X Masehi, beberapa kelompok pengembara dari Pagaruyung mencoba mencari daerah baru sebagai perluasan wilayah. Mereka turun lewat Tabek Patah terus ke Bukit Lantak Tuo. Disini mereka memecah menjadi beberapa rombongan kecil. Salah satu dari rombongan tersebut meneruskan perjalanan menempuh hutan rimba, sampai mereka menemukan sebuah sungai yang mengalir dari barat ke timur, mereka menelusurinya untuk mencari hulunya. Mereka sampai pada pinggiran sungai yang berbatu-batu mirip terowongan, air keluar dari dalam terowongan tersebut. Perjalanan dilanjutkan,  mereka menemukan air berputar masuk terowongan bawah b

Kamang 1908

[caption id="" align="aligncenter" width="650"] Gambar: https://www.roketkini.com [/caption] REALITA PERANG KAMANG Oleh: Hirwan Saidi 15 Juni 1908            Perang Kamang yang terjadi pada tanggal 15 Juni 1908 adalah peristiwa bersejarah. Suatu sejarah heroik dan patriotik yang pernah dicatat dengan tinta emas dalam lembaran sejarah Republik Indonesia. Dimana pada waktu itu telah terjadi perlawanan rakyat yang sangat gigih dan sengit   dengan senjata utamanya adalah semangat yang membara untuk menentang penjajah. Dengan semakin berkembangnya teknologi informasi, membawa pengaruh terhadap perkembangan sejarah, termasuk sejarah Perang Kamang yang ditulis di website . Sejarah Perang Kamang yang ditulis di website ada yang tidak sesuai dengan realita Perang Kamang. Kalau kita berbicara tentang Perang Kamang, berarti kita membicarakan peristiwa yang terjadi di Kamang 105 tahun silam. Puncaknya yang terjadi pada tanggal 15 Juni 1908. Bagaimana realitanya, ap

Akibat Tak Membajar Padjak

[caption id="" align="aligncenter" width="456"] Gambar: https://history1978.wordpress.com [/caption] “ Di Taroesan orang jang beloem meloenasi padjagnja, dibawa kekantor poelisi dan diperiksa badannja Berapa sadja oeang jang kedapatan padanja diambil, katanja oentoek pembajar padjag. Dikampoeng daerah Kalimantan banjak Ra’jat jang tidak sanggoep membajar padjagnja, dibeslah koepiah dan badjoenja, sehingga banjak jang meninggalkan kantor poelisi dengan tjelana pendek sadja .”

Perang Kamang: Kesaksian Abdul Wahid Kari Mudo

PERANG KAMANG 1908 MENURUT KACAMATA INYIAK KARI MUDO (PELAKU SEJARAH) Menjelang meletusnya Perang Kamang 15 Juni 1908, ada beberapa Tokoh Kamang yang cukup memainkan peranan penting, diantaranya adalah Abdul Wahid Kari Mudo. Kari Mudo adalah penduduk Kamang asli, kelahiran tahun 1880 M dari pasukuan Sikumbang dusun jalan basimpang Jorong Pintu Koto. Jika ditelusuri sisilah beliau, Kari Mudo termasuk keturunan salah seorang pemimpin Agama pada waktu Perang Paderi. Jadi tak heran jika beliau seorang yang cerdas dan terpelajar dizamannya, seorang idealis, mempunyai pandangan yang luas pada waktu itu, sehingga menjadi pemimpin yang Kharismatik ditengah masyarakat di Nagari Kamang. Diawal Bulan Maret 1908 dia telah menentukan sikap untuk tidak membayar pajak dan tidak akan tunduk pada peraturan Pemerintah Kompeni. Bersama dengan pemimpin Kamang lainnya beliau berhasil menggelorakan semangat rakyat untuk menghadapi perang melawan Belanda. Apa sebabnya Kari Mudo dan kawan-kawan begitu berani

Amir Perang Kamang

Oleh: hirwan saidi Kita selaku umat Islam yang mengikuti ajaran Nabi Muhammad SAW. Sifat dari Nabi Muhammad tersebut adalah: Sidik (= benar); Tabliq (= menyampaikan); Amanat (= dipercaya) dan Futhanah (= Cerdas). Sedangkan  lawan dari sifat nabi tersebut adalah : Kazib (= bohong); Kitman (= menyembunyikan); Khianat (= tidak dapat dipercaya); Gaflah (= bodoh). Sejarah adalah pengalaman sekelompok manusia. Kata “Sejarah” berasal dari bahasa Arab ”Asy-Syajaroh” yang berarti Pohon. Menurut Ibnu Khaldun, istilah sejarah adalah “ pengetahuan tentang proses-proses sebagai realitas dan sebab musababnya secara mendalam ”. Sejalan dengan peredaran waktu, kadang kala sejarah tersebut ada yang dibelok-belokan/ditambahkan ( make up history = sejarah yang mengada-ada) menuju kepada pemitosan sejarah, dan ada juga yang masih sesuai dengan realitanya, ( reality history), untuk mencari kebenaran sejarah. Begitu juga dengan sejarah Perang Kamang, telah ada dua versi sejarah tersebut :