Langsung ke konten utama

Postingan

Menampilkan postingan dari Oktober, 2013

Ampek Kampuang

Kami sengaja menuliskan nama jorong ini dengan huruf bukan angka (terutama Angka Romawi) seperti yang biasa dipakai oleh orang kampung kita. Hal ini guna menjaga keaslian nama, terkadang lisan kita berbeda-beda dalam melafadzkan suatu nama. Membuat dengan huruf semakin mengukuhkan dan dapat menjaga keaslian dari nama kampung, kawasan, atau daerah itu sendiri. [caption id="attachment_1378" align="alignright" width="300"] Masji Wustha di Ampang[/caption] Telah sampai pula kita di Ampang Jorong Ampek Kampuang, di kawasan inilah terdapat Masjid Jamiak untuk  Sidang Tangah dikenal dengan nama Masjid Wustha . Para pengurus dari masjid ini ialah terdiri dari orang-orang dari lima jorong yakni Jorong Joho, Limo Kampuang, Ampek Kampuang, Pintu Koto, dan Nan Tujuah. Kelima jorong inilah yang termasuk ke dalam Patah Tangah di Nagari Kamang ini. Di hadapan masjid terdapat sebuah panti asuhan yang bernama Panti Asuhan Aisyiyah. Dengan bentuk arsitektur bergonjong dan

Pintu Koto

[caption id="attachment_1362" align="alignright" width="300"] Simpang Pintu Koto[/caption] Tampaknya selepas dari Gurun kita kembali menuju Simpang Joho atau disebut juga dengan Simpang Baringin. Kita berbelok ke kiri dan kemudian berjalan menuju Jorong Pintu Koto. Di Jorong ini terdapat satu sekolah SD yakni SD Tangah, satu sekolah SMP yakni SLTP N 1 Kamang Magek, dan satu sekolah SMA yakni SMU N 1 Kamang Magek. Serta ditambah dengan satu kantor PLN yang kalau kami tak salah diperuntukkan sebagai kantor pengaduan. Ketika memasuki jorong ini dari arah Joho maka kita akan memasuki kawasan Sawah Takuruang yang berbatasan langsung dengan Jorong Joho. Kenapa dinamakan Sawah Takuruang? Karena di kawasan ini terdapat beberapa petak sawah yang dikelilingi oleh perak dan pemukiman. Berbeda dengan sawah-sawah lainnya yang biasanya membentuk untaian lautan kehijauan atau menguning. Di kawasan inilah terletak Kantor PLN dan sekolah SMU N 1 Kamang Magek. SMU ini didi

Joho

[caption id="attachment_1327" align="alignleft" width="224"] Jambak[/caption] Lepas dari Dangau Baru maka kita akan segera memasuki Jorong Joho. Salah seorang kawan pernah menukar nama jorong ini dengan nama Johor Bahru yakni nama sebuah Kerajaan Melayu di Tanah Semenanjung sana. Sungguh menarik bukan? Joho juga dikenal dengan Bidan Salmanya, dikenal pula dengan Baringinnya yang Angker dan sekarang telah tiada. Serta dikenal pula sebagai sistem irigasinya dimana di jorong ini terdapat salah satu dari tiga ampangan atau bendungan di nagari kita. Juga dikenal karena disini terdapat tempat penggilingan padi yang terletak di tepi Batang Agam dimana dahulu pernah berdiri Surau Nyiak Djambek di kampung kita. [caption id="attachment_1322" align="alignright" width="300"] Simpang di Jambak[/caption] Kantor Camat Kamang Magek terletak di jorong ini, tepatnya di pasawangani menuju ke Dangau Baru. Pada masa dahulu tempat ini hanyalah r

Dangau Baru

[caption id="attachment_1317" align="alignright" width="300"] Dari arah Joho[/caption] Ketika sampai di Baruah Bukik atau orang kampung kita biasa melafazkan dengan Bara Bukik maka dengan serta merta kita telah memasuki Jorong Dalam Koto. Kami memutuskan untuk pergi membelok ke arah Cegek kemudian terus ke Anak Aia dan selanjutnya ke Koto Panjang. Kami sengaja untuk tidak lalu ke hadapan Surau Dalam Koto dan terus ke Sikumbang dan selanjutnya masuk ke Dangau Baru. Kita akan memasuki Jorong Dangau Baru dari arah Koto Panjang. Perihal jorong kita yang satu ini telah kami bahas pada tulisan yang telah lalu. Silahkan engku dan encik mengklik tautan ini . Pada tulisan kali ini akan kami coba menambahkan hal-hal yang terlupakan pada tulisan kami yang lalu. Semoga berkenan di hadapan engku dan encik sekalian.. [caption id="attachment_1318" align="alignleft" width="300"] Kedai Tua di dekat Surau[/caption] Dangau Baru berasal dari du

Koto Panjang

[caption id="attachment_1313" align="alignleft" width="300"] Kantor Jorong Koto Panjang[/caption] Dahulu pernah sekali orang kampung kita melakukan gurauan (plesetan) terhadap beberapa nama kampung di nagari kita. Seperti Koto Panjang disebut dengan nama City Long atau Long City, kemudian Pintu Koto menjadi City Door, ada pula Batu Baraguang dengan Hindustan. Pada kesempatan kali ini, kita akan berjalan-jalan ke Jorong Koto Panjang atau Long City. Long ialah “panjang” dalam Bahasa Inggris sedangkan City ialah Kota. Entah karena ketidak tahuan atau memang sengaja orang kampung kita, sesukanya mengartikan “koto” menjadi “kota”. Telah jauh naik pangkat pula artinya itu duhai engku dan encik sekalian. [caption id="attachment_1314" align="alignright" width="300"] Simpang Koto Panjang[/caption] Jorong ini merupakan salah satu dari jorong terdepan (terluar) karena berbatasan langsung dengan Nagari Magek dan Kamang Mudiak. Apabil

Dalam Koto

[caption id="attachment_1339" align="alignleft" width="300"] SD Cegek.[/caption] Sekarang kita telah sampai pula di Jorong Dalam Koto, pada beberapa tulisan kami yang telah lalu telah kami bahas perihal jorong kita yang satu ini. Yakni tulisan-tulisan mengenai Baruah Bukik, Cegek, dan Rawang. Kali ini akan coba kami bahas perihal jorong ini secara keseluruhan. Jorong Dalam Koto memiliki beberapa kawasan yang terpisah-pisah letaknya. Yakni kawasan Baruah Bukik , Cegek , Rawang , Anak Aia, Sikumbang dan Dalam Koto itu sendiri. Terdapat kawasan lain seperti Koto Kaciak yang terletak sebelum pendakian Batu Langsiang serta Kabun yang merupakan kawasan sekitar surau Dalam Koto arah ke dalam. Kalaupun ada kawasan lainnya maka kami belum mengetahui perihal kawasan tersebut.

Batu Baraguang

[caption id="attachment_1330" align="alignleft" width="300"] Jalan di Batu Baraguang. Diambil dari arah Caniago.[/caption] Selepas dari Bancah kita melanjutkan perjalanan ke Jorong Batu Baraguang. Semenjak mulai dari Solok kita akan terus menyusuri kaki Bukit Barisan hingga nanti kita akan sampai ke Jorong Koto Panjang di ujung paling mudik dari kampung kita. Akan halnya dengan Jorong Batu Baraguang ini telah kami kisahkan pada tulisan kami yang lalu. Silahkan engku dan encik kembali mencoba mengklik tautan ini . Kami hanya akan menambahkan yang terlupakan saja pada tulisan kami yang telah lampau. Jorong ini memiliki beberapa perkampungan atau kawasan. Sebut saja Chaniago, Payobada, Pisang, Jambak, Simabua, Talao, dan Langgudi. Empat dari nama kampung tersebut di atas serupa dengan nama suku-suku yang ada di nagari kita. Apakah kampung ini diberi nama sesuai dengan nama suku yang menghuni kawasan tersebut?

Musim Durian (2013)

[caption id="attachment_1297" align="alignleft" width="225"] Salah satu Batang Durian di Kamang. Kebanyakan Batang Durian di Nagari Kamang ialah tinggi-tinggi.[/caption] Kami dengar telah lama pula bermulai musim durian di kampung kita, benarkah demikian engku dan encik sekalian? Sudahkah pula ramai orang berjualan durian di kampung kita? Namun kami sangatlah yakin bahwa pada masa-masa awal ini tentulah belum banyak benar buah durian yang runtuh. Kalaupun sudah ada maka buah yang runtuh masihlah permulaan, pembuka jalan, atau sekedar sapaan dari batang durian dalam perak kita. Kalau tidak keras, berarti hambar, ataupun malah pahit. Mungkin menanti masa agak beberapa pekan baru kemudian mendapat yang lamak . [1] Bolehlah kita minta kepada bunda untuk menanak sipuluk [2] sebagai kawan memakan durian. “Hm.. sungguh nikmat sangat..” sipuluk yang masih hangat-hangat kuku dimakan dengan buah durian yang baru saja dibelah. Namun nanti dulu engku dan encik, tid

Katam Kaji di Limo Kampuang

Terdengar oleh kami kalau ahad ini dunsanak kita di Jorong Limo Kampuang mengadakan acara Khatam Kaji. Tentulah meriah sangat suasana kampung akhir-akhir ini. Terutama untuk kawasan Jorong Limo Kampuang. Apalagi ditambah sedang musim durian pula, tentulah bertambah bersemangat. Ada berapa orangkah yang berkhatam kaji di Limo Kampuang engku dan encik sekalian? Siapa pula guru mengajinya? Sungguh  rancak bana, disaat beberapa surau di kampung kita kehilangan anak mengaji sehingga pelajaran mengaji pada petang hari menjadi tiada. Pada Jorong Limo Kampuang dan beberapa jorong yang lain masihlah tetap hidup dan berjalan. Kami do'akan semoga jangan sampai pernah tiada. Malu kita kepada orang, apa pula yang dapat kita pertanggung jawabkan kepada anak-kamanakan kelak.. Kami do'akan dari sini semoga hari  rancak saja pada Ahad ini. Diberkahi jualah oleh Allah hendaknya. Amin..

Bancah

[caption id="attachment_1270" align="alignright" width="224"] Arah ke Masjid[/caption] Sekarang akan kita coba menyeberangi batang aia menuju Patah Mudiak. Karena kita baru saja dari Ilia, eloklah kiranya kita mencoba jalan baru yang telah dibuat oleh orang duhai engku dan encik sekalian. Kita coba pula seperti apa rasanya melalui jalan dari Solok ke Bancah ini. Sebenarnya kami berada dalam tanda tanya, Jorong Bancah ini masuk kemanakah duhai engku dan encik sekalian. Masuk ke Patah Mudiakkah atau Patah Tangahkah? Ada yang mengatakan kalau masuk Patah Tangah namun ada pula yang mengatakan bahwa sesungguhnya masuk Patah Mudiak. Kami menjadi semakin bimbang, berkenankah engku dan encik menolong kami mencari tahu perihal ini? [caption id="attachment_1269" align="alignleft" width="300"] Ampangan[/caption] Kami belum faham betul apa makna dari kata Bancah itu sesungguhnya, namun ada sebuah negeri yang terletak agak jauh arah ke S

Solok

[caption id="attachment_1264" align="alignleft" width="300"] Kantor Jorong Solok[/caption] Perihal Jorong Solok telah kami bahas rupanya pada tulisan kami yang dahulu. Pada kesempatan ini kami hanya akan menambahkan sedikit saja perihal salah satu jorong kita yang ada di Patah Ilia ini. Pada beberapa masa yang dahulu telah lama selesai dibuat oleh orang jalan tembus dari Solok menuju ke Bancah. Jalan ini telah dicor oleh orang dengan semen. Mendaki lereng dan menuruni lurah, begitulah engku dan encik sekalian. Terdapat beberapa perak milik penduduk kampung kita disana, serta juga ada “pintu gerbang” batu. Cobalah engku dan encik tengok apabila pulang nanti. [caption id="attachment_1265" align="alignright" width="224"] Dari arah Bancah[/caption] Selain itu telah pula sampai kabar ke kami bahwa akan dicor pula oleh orang jalan dari Binu menuju ke Solok. Sebuah jalan yang telah lama dipakai oleh penduduk disana untuk saling be

Ladang Darek

[caption id="attachment_1261" align="alignleft" width="300"] Simpang Labuah atau Simpang Ladang Darek[/caption] Ladang Darek ialah jorong terakhir yang akan kita bahas pada Patah Ilia ini, Insya Allah.. Ladang darek merupakan pintu masuk pada kedua jorong lainnya yakni Jorong Binu dan Solok. Namun pada masa sekarang sudah tidak lagi sebab sudah dicor oleh orang jalan setapak yang menuju ke kedua jorong ini yakni dari arah Bancah untuk Solok dan dari arah Rumah Tinggi untuk Binu. [caption id="attachment_1255" align="alignright" width="300"] Sawah di Baruah[/caption] Keadaan alam di jorong ini lebih datar dari pada kedua jorong yang terdahulu. Terdapat satu simpang ampek di jorong ini yang biasa disebut oleh orang dengan nama Simpang Labuah. Tepat di hadapan simpang tersebut – apabila kita datang dari arah Panji – maka akan kita dapati sebuah pos pemuda yang dibuat oleh orang di atas jalan. Serupa Pintu Gerbang saja. [caption

Qurban Tahun ini (2013)

[caption id="attachment_1281" align="alignleft" width="300"] Dua ekor kerbau sedang bermain di dekat ampangan (Bendungan) di Bancah[/caption] Bagaimana kiranya perayaan Hari Raya Idul Adha kali ini di kampung kita duhai engku dan encik sekalian? Terdengar jua oleh kami bahwa Hari Raya Qurban kali ini sungguh berbeda dari sebelum-sebelumnya. Sangatlah banyak qurban yang dibantai, jauh lebih banyak pabila dibandingkan dengan sebelum-sebelumnya. Bahkan ada yang sampai dibagikan ke luar kampung, ke luar nagari kita. Benarkah demikian duhai engku dan encik sekalian? “Jarang ada yang dibawah empat atau lima..” menurut sebagian sumber kami. “Menurut kabar yang terdengar oleh saya, jumlah semua qurban di kampung kita kurang lebih 100 ekor..” menurut sumber yang lain. Benarkah demikian engku dan encik sekalian? Senang juga telinga kami mendengarnya, Alhamdulillah kepada Allah Ta’ala. Pertanda bahwa orang kampung kita banyak yang punya rezeki tahun ini. Semoga ama

Idul Adha 1434 H

Kami tak faham apa nama tumbuhan ini, apakah ia bunga atau rumput liar? Namun tatkala kami berjalan-jalan ke dalam perak keluarga kami. Maka muncullah minat di hati ini untuk mengambil gambarnya "Siapa tahu, dimasa nanti ianya berguna.." begitulah kata kami dalam hati. Dan memang benarlah demikian, hari ini berguna ia.. Apakah seluruh surau ada membantai pada hari ini engku dan encik? Adakah pula engku dan encik ikut serta bekerja bersama-sama orang kampung? Duhai, alangkah indahnya..

Binu

[caption id="attachment_1234" align="alignright" width="300"] Surau Binu menyambut kita ketika menyebarangi batang aia.[/caption] Jorong Binu terletak di kaki bukit barisan pada bagian sebelah utara nagari kita, Nagari Kamang. Sama dengan Jorong Guguak Rang Pisang, Solok, Bancah dan Batu Baraguang dimana kita harus menyeberangi batang aia terlebih dahulu untuk sampai ke jorong ini. Terdapat satu jambatan yang dapat kita gunakan untuk sampai ke jorong ini. Kemudian pada Jorong Binu ini juga terdapat satu ampangan atau orang sekarang menyebutnya dengan bendungan. Ampangan ini dibuat oleh orang sekitar tahun 1980-an oleh orang. Terletak di jalan arah ke Koto Nan Gadang tepatnya sebelum Batu Bajolang. [caption id="attachment_1236" align="alignleft" width="224"] Jambatan Binu[/caption] [caption id="attachment_1235" align="alignright" width="300"] Parumahan penduduk di dekat surau[/caption] Selain j

Dinohok Kandiak

[caption id="attachment_1212" align="alignright" width="224"] Salah satu rumah gadang di Parumahan[/caption] Kami mendapat kabar perihal kemalangan yang telah berlaku di kampung kita. Benarkah kabar tersebut dan adakah engku dan encik mengetahuinya? Menurut kabar yang sampai kepada kami bahwa telah berlaku suatu kemalangan dimana tiga orang dinohok [1] oleh kandiak [2] di kampung kita. Kejadiannya ialah pada hari Raba’a [3] pagi di suatu kawasan di Parumahan Jorong Limo Kampuang. Kemalangan ini menimpa tiga orang yakni Rangkayo Sawani yang bersukukan Koto, umur saat ini kurang lebih ialah 80 tahun. Kemudian yang kedua ialah Engku Juwia St. Rajo .. dari suku Sikumbang, umur beliau saat ini sekitar 60 tahunan. Sedangkan yang ketiga ialah masih ragu kami mengabarkannya sebab perihal beliau ini kurang terang oleh kami keadaannnya. Kata sebagian sumber ialah salah seorang orang Parumahan juga yang "pulang" ke Balai Panjang. Engku Mas..entah..engku

Koto Kaciak

[caption id="attachment_1199" align="alignright" width="300"] Bangunan Kantor Jorong Koto Kaciak di Guguak[/caption] Tampaknya untuk beberapa tulisan ke hadapan kita akan membahas perkara jorong-jorong yang ada di Patah Hilir duhai engku dan encik sekalian. Pada tulisan yang lalu telah kita bahas perihal Jorong Balai Panjang. Maka untuk tulisan kali ini akan kami coba membahas perkara Jorong Koto Kaciak. [caption id="attachment_1200" align="alignleft" width="225"] Jalan di Koto Bungsu diambil dari Arah Kuruak Gadang Balai Panjang[/caption] Jorong ini terletak di tepian terdepan Nagari Kamang, berbatasan langsung dengan Nagari Salo di sebelah hilir (timur). Batang Agam atau oleh orang kampung lebih dikenal dengan nama Agam saja mengalir melalui jorong ini, sebelum akhirnya memasuki Nagari Salo. Batang Agam inilah yang menjadi sempadan antara Jorong Koto Kaciak dengan Jorong Guguak Rang Pisang. Kedua jorong ini sama-sama berb

Koto Nan Gadang

[caption id="attachment_1185" align="alignleft" width="300"] Batu Bajolang, jambatan, dan jalan nan baru di cor[/caption] Dalam Tambo nagari kita dicuraikan bahwa asal dari nenek-moyang orang Kamang ini ialah dari Pagaruyuang. Mereka pergi merantau ke luar dari Nagari Pagaruyuang guna mencari daerah baru. Begitulah curaian dari tambo hingga akhirnya mereka ini sampai akhirnya ke daerah yang sekarang bernama Kamang. Tersebutlah di dalam tambo nagari kita bahwa nenek-moyang kita sampai jua akhirnya di daerah yang disana terdapat banyak batu  bajalongkangan . [1] Kelak tempat tersebut mereka namai dengan Batu Bajulang atau Batu Bajolang. Kemudian setelah mendapat petunjuk dari pemimpin rombongan akhirnya mereka [caption id="attachment_1187" align="alignright" width="300"] Simpang Rumah Tinggi[/caption] segera menuju ke sebuah tempat yang agak tinggi. Di tempat tersebut tumbuh sebuah batang kayu besar yang kemudian mereka jadik

Rumah Tinggi

[caption id="attachment_1137" align="alignright" width="300"] Masjid Jamiak Rumah Tinggi[/caption] Kampuang Rumah Tinggi terletak di Jorong Koto Nan Gadang, di jorong ini terdapat sebuah masjid yang kita kenal dengan nama Masjid Rumah Tinggi. Konon kabarnya, masjid ini merupakan masjid kedua di Nagari Kamang setelah Masjid Taluak di Jorong Limo Kampuang. Pada jorong ini juga terdapat sebuah sekolah dasar yang bernama Sekolah Dasar Negeri 09 Hilia Lamo. Konon kabarnya di Rumah Tinggi juga terdapat pandam pekuburan para pejuang Kamang yang syahid pada masa kemerdekaan. Kalau kami tak salah mendapat kabar, letak pandam pekuburan itu ialah di jalan arah ke Jorong Nan Tujuah. Pernahkah engku bertanya-tanya “Kenapa kampung ini dinamai orang dengan nama Rumah Tinggi..?” Sebab sepengetahuan kami, tidak pernah kami mendapati adanya rumah yang tinggi di kampung ini. Apalagi pada masa sekarang minat orang untuk membuat Rumah Gadang sudah dapat dikatakan sangat berku

Balai Panjang

[caption id="attachment_1162" align="alignleft" width="225"] Dari Tapi ke Simp.Kabun Alah[/caption] Beberapa masa yang dahulu kita telah mempercakapkan perihal Jorong Nan Tujuah dan jauh sebelumnya telah pula kita bahas perihal beberapa jorong yang terdapat di kampung kita. Sekarang, kami masih berkeinginan untuk tidak berannjak dari Patah Ilia. Kami hendak mencoba membahas perihal Jorong Balai Panjang. Beragam cerita kami dengar perihal asal muasal nama jorong ini. Begitula ia apabila sejarah tak dituliskan melainkan diingat saja. Bahkan tak jarang pertikaian sering terjadi apabila mempercakapkan perihal tarikh sejarah ini. Namun kami yakin, tidaklah demikian dengan engku dan encik sekalian. Ada baiknya sebelum kita membahas perihal asal muasal nama jorong ini, hendaknya kita cari tahu dahulu apa itu arti “balai”. Kami sendiri masih merasa kesusahan dalam mencari arti dan maknanya. Pernah suatu ketika kami mendengar orang berkata “Pergi ke balai kitalah

Nan Tujuah

[caption id="attachment_1141" align="alignleft" width="300"] Simpang Lubuak[/caption] Dahulu kami pernah merasa ada yang janggal dengan nama jorong kita yang satu ini. apa pulakah gerangan makna dari kata “Nan Tujuah?” apanya kira-kira yang tujuah? Sukunyakah? Kampungnyakah? Atau ada makna lain. Jorong ini memiliki kekhasan berupa kawasannya yang termasuk kepada jorong terluas setelah Dalam Koto serta memiliki dua tumpak pusat pemukiman. Pertama ialah Kampuang Tapi yang terletak di jalan arah ke Nagari Salo, namun orang sekarang lebih mengenalnya dengan nama Padang Sawah. Kami tak pula faham kenapa dapat bertukar serupa itu. Semasa kanak-kanak dahulu masih teringat oleh kami ketika terdengar seorang engku menyapa di tepi jalan”Hendak kemanakah engku ini..?” [caption id="attachment_1140" align="alignright" width="225"] Surau Tapi[/caption] “Hendak ke Tapi agak sebentar..” jawab engku yang ditanya Sedangkan kawasan yang lain t