Langsung ke konten utama

Postingan

Menampilkan postingan dari Februari, 2016

Monografi Nagari Kamang 1980_21

B. Bidang Kerajinan/Industri Ringan Perabot Rumah Tangga Selain dari pertanian, menjadi pegawai, berjualan, pengusaha dan jasa, mata pencaharian pokok penduduk Nagari Kamang yang lain ialah bertukang kayu/ pengrajin perabot rumah tangga yang telah berjalan semenjak ratusan tahun lalu. Jumlah pengrajin perabot ini setiap tahunnya meningkat, baik yang berada di kampung/ nagari, maupun yang di perantauan, yang tersebar di Pulau Sumatera, terbanyak ialah di Kota Bukittinggi, Padang, Payakumbuh, Solok, Painan, Pekanbaru, Bengkalis, Bengkulu, Sibolga dan Medan. Perkembangan pengrajin perabot rumah tangga ini adalah sebagai berikut: Sampai tahun 1977/1978........................ 360  orang             tahun 1978/1979........................   450  orang             tahun 1979/1980........................   500  orang Pengrajin produksi perabot rumah tangga ini antara lain : Daftar Produksi Pengrajin Perabot Kamang setiap bulannya: No Jenis Barang Banyaknya 1978/1979 1979/1980 1. Kursi

Monografi Nagari Kamang 1980_20

2. Tanaman Buah-buahan Tanaman buah-buahan jeruk manis yang dipelopori oleh suadara Adnan St. Samik semenjak 1962. Tahun demi tahun telah berkembang pesat sekali, pada tahun 1978/1979 telah mencapai 40 Ha, sedang untuk tahun 1979/1980 telah meningkat lagi menjadi 60 Ha, dengan tanaman 400 pohon setiap Ha. Tanaman jeruk manis ini sangat berpengaruh sekali pada income penduduk petaninya, begitupun kepada para pedagang perantara, pengangkutan serta kepada tenaga kerja untuk keperluan itu. Daftar perbandingan produksi padi di Nagari Kamang Tahun Luas Ha Yang telah berproduk poho Produksi ton Harga rata-rata 1978/1979 40 10.000 500 200,- 1979/1980 60 15.000 750 250,- Kebutuhan pohon jeruk manis: Pupuk kandang 24.000 x 2 kaleng.......................... 000   Kaleng Pupuk buatan 24.000 x 2 kg................................... 000   kg Urea MPK TSP3. Obat-obatan Insektisida 2 liter per/Ha = 60 x 20 liter........... 200   liter Fungisida 2 liter per/Ha = 60 x 2 liter............

Monografi Nagari Kamang 1980_19

Perekonomian penduduk Kamang semenjak dahulunya sampai masuknya Kolonialis Belanda DI Sumatera/Minangkabau adalah selalu di bidang pertanian, disamping itu memelihara ternak seperti kerbau, sapi, kambing, ayam dan itik/ bebek. Dengan demikian pada waktu itu penduduk nagari menghasilkan padi-padian, jagung, ubi-ubian dan sirih, sedang dibidang tanaman tua mereka menghasilkan kayu-kayuan seperti, kayu surian, bayur, medang, kayu balam, bangka dan sebagainya, begitupun tanaman buah-buahan seperti durian, manggis, embacang, dan manggisnya. Mulai abad ke dua puluh pekerjaan bertukang kayu memproduksi perabot rumah tangga mulai berkembang, dengan bahan bakunya yang mereka tanam semenjak lama seperti kayu surian, bayur dan lainnya. Sesudah Perang Kamang 1908 penduduk mulai pergi merantau, berdagang kecil-kecilan, menjadi Pegawai Negeri sampai-sampai sekarang usaha pokok mereka itu berkembang menurut keadaannya masing-masing. Itulah ia yang membawa keadaan penduduk Kamang setingkat demi seting

Monografi Nagari Kamang 1980_18

Keamanan dan Ketertiban Sehubungan dengan masalah keamanan dalam Nagari Kamang, saat ini memperlihatkan keadaan yang lebih baik kalau dibandingkan dengan tahun-tahun belakangan dulu. Ini disebabkan oleh semakin baiknya kehidupan ekonomi masyarakat, pengaruh agama, adat istiadat, serta pengangguran tidak ada. Disamping itu mendalamnya rasa kekeluargaan sesama anggota masyarakat berdasarkan “Nan baik budi, nan indah baso”. Namun demikian kesiagaan penduduk tetap tinggi dalam bentuk ronda malam, pos ronda Hansip/Wan Kamra dan lain-lainnya. Pelita III ini. Disamping itu KIPER [1] ini telah mendapat pinjaman sebuah mesin gergaji/ketam berikut mesin dieselnya dari SAKMA dan telah dipamerkan kepada masyarakat akan kegunaan dan faedah mesin tersebut. Sejalan dengan itu KIPER berusaha pula membenahi dirinya dan membangun bangsal/gedung baru diatas tanah seluas ½ ha dan telah memindahkan seluruh kegiatannya ke gedung yang baru itu. Biaya pembangunan bangsal itu sekitar Rp. 500.000,- Dalam pada

Monografi Nagari Kamang 1980_17

Keuangan Ipeda dan Perpajakan Keuangan di Nagari Kamang, baik yang merupakan dan pengeluaran adalah diatur dalam bentuk Anggaran Nagari, yang dibuat oleh Kepala Nagari bersama-sama dengan Kerapatan Nagari, dimana anggaran tersebut baru dapat dijalankan setelah mendapat persetujuan dari Bupati Kepala Daerah Tingkat II Agam. Untuk tahun 1978/198 sebesar Rp. 15.707.244,40, untuk tahun 1979/1980 sebesar Rp. 17.447.829,- sedang untuk tahun 1980/1981 sebesar Rp. 30.630.815,-, berarti naik 56% dari tahun 1979/1980. Kenaikan tersebut selain dari meningkatnya bantuan Pemerintah, juga sumbangan dari penduduk/ masyarakat meningkat pula. Yang merupakan sumber keuangan Nagari Kamang antara lain: Bantuan Pemerintah Pusat Bantuan Pemerintah Daerah Tingkat I Bantuan Pemerintah Daerah Tingkat II Iuran Nagari Bagian upah pungut Ipeda Uang pembangunan Nagari Nilai gotong royong masyarakat Bantuan pasar Uang leges surat-surat Pelaksanaan Tata Usaha Keuangan di Nagari Kamang, dipegang ole

Monografi Nagari Kamang 1980_16

Administrasi Desa Dalam rangkaian kegiatan yang dilakukan oleh nagari yang merupakan suatu Administrasi nagari dapat dibagi dalam : Administrasi Pemerintahan Administrasi Pembangunan Administrasi Pembinaan Masyarakat Sebagai realisasi dari Administrasi Pemerintahan Nagari Kamang dewasa ini digambarkan sebagai berikut: Dibidang inventarisasi perlengkapan kantor seperti dibawah ini :

Monografi Nagari Kamang 1980_15

3. Zaman Kemerdekaan Pada tahun 1945, Kerapatan Adat Nagari diganti dengan Dewan Perkilan Rakyat Nagari (DPRN) dimana wakil-wakil partai menjadi anggotanya sampai tahun 1958 dan Wali Nagari ketika itu dibantu oleh Dewan Harian Nagari (DHN) Dengan putusan Gubenur Sumatera Barat No. 15/GSB/1967 dibentuk DPRN dan Musyawarah Gabungan. Selanjutnya sampai sekarang dengan Keputusan Gubenur Kepala Daerah Tingkat I Sumatera Barat No. 155/GSB-1974 dibentuk Kerapatan Adat Nagari kembali yang anggotanya dari wakil-wakil / unsur yang mewakili kepemimpinan Dan Wali-wali Jorong/ Kampung Semenjak tahun 1946 sampai sekarang Pemerintahan Nagari (Kelapa Nagari berikut dengan Kerapatan Adat Nagari/ DPR Nagari dan sebangsanya) tidak berintikan Penghulu Pucuak Nan Duo Puluah duo lagi, dan anggotanya dari DPRN/ Kerapatan Nagari disesuaikan dengan perkembangan kemajuan Pemerintahan Daerah yang ada. Susunan organisasi Pemerintahan Nagari Kamang yang berlandaskan pada Surat Keputusan Gubenur Kepala Daer

Monografi Nagari Kamang 1980_14

2. Zaman Penjajahan Dengan perjanjian lisan dan tulisan tahun 1638 dan 1641 VOC dapat menjelajahi Minangkabau sampai kepedalaman dan didirikannya oleh VOC. Benteng pertahanannya di Pulau Cingkuak tahun 1665 Pemerintahan Adat tidak mereka (VOC) campuri dan mereka giat melakukan pengerukan kekayaan Minangkabau, sehingga terjadilah keributan-keributan antara Pemerintaha Adat dinagari-nagari dengan VOC. Sesudah Tahun 1800 Pemerintahan Hindia-Belanda H.W Daeniels mengeluarkan  verbod teyen’t verdoyen hearendiansten veer privato doeleinden . Kepala Adat dijamin oleh Negara, supaya anak-anak buahnya tidak dicaplok lagi untuk bekerja dengan kekerasan untuk kepentingan pribadi, dan hanya dapat dipaksa untuk  kepentingan kolonial. Pada kira-kiran tahun 1876 baru dihapus zaman budak dengan Ordonanric 4-2-1976 stbo No. 35.- Dengan adanya Pelakat Panjang tahun 1833 maka Organisasi Pemerintahan Adat dirobah oleh Belanda dan diusulkan Pemerintahan Nagari baru dengan adanya Kepala Laras (Tuanku Laras)

Monografi Nagari Kamang 1980_ 13

Dalam membicarakan pemerintahan di Nagari Kamang dan diuraikan secara selayang pandang, keadaan dan susunan Pemerintahan yang dilaksanakan oleh penduduk nenek moyang sampai sekarang, sekedar untuk dapat perbandingan dan pengertian yang baik. Sebab dengan susunan pemerintahan nagari inilah penduduk dapat bergerak serta berusaha untuk mendapatkan perobahan dan kemajuan menurut zamannya. Pada pokoknya atau besarnya dapat kita bagi pada 3 periode, periode sebelum penjajahan/ zaman nenek moyang doeloe, zaman penjajahan dan setelahnya kita miliki Kemerdekaan Bangsa semenjak tanggal 17 Agustus 1945 atau Zaman Merdeka. Kita tinjau satu persatu periode dimaksudkan diatas, yaitu : SUSUNAN ORGANISASI Zaman Nenek Moyang Setelah nenek moyang pendatang baru/penghuni nagari ini doeloenya di membuat Taratak, dan demikian dusun. Selanjutnya dijadikan Koto dan akhirnya dijadikan Nagari mereka susunlah organisasi Pemerintahan mereka berdasarkan kekeluargaan dan adat istiadatnya sehingga disebutkan dala

Monografi Nagari Kamang 1980_12

JARAK (ORBITASI) Nagari Kamang dengan nagari-nagari tetangganya tidak mempunyai jarak yang jauh dari Ibu Nagari ke Ibu Nagari masing-masing seperti : Dari Kamang ke Magek sekitar 600 m Dari Kamang ke Kamang Mudik sekitar + 6 km ( masing-masing ibu nagari) Dari Kamang ke Bungo Koto Tuo 4 s/d 5 km. Sedang jarak kantor walinagari yang terletak di Kampung Ampang dengan kampung-kampung/ kantor kepala kampung lainnya sebagai berikut :

Monografi Nagari Kamang 1980_11

JENIS TANAH Tanah di nagari kamang ini warnanya agak menghitam atau kehitam-hitaman, sangat subur sekali bagi tanaman muda maupun tanaman tua. Jenis tanahnya lempung, berliat, lempung berpasir. Yang dimaksud dengan lempung berliat dan berpasir ini adalah kira-kira 50-100 cm dari tanah didapati ada liat dan bahagian ada yang berpasir putih. Tanah liat di nagari ini belum ada keinginan/kemauan rakyat untuk mengolahnya sedangkan tanah liat itu dapat dipergunakan untuk membuat pot-pot bunga dan perkakas dapur tradisional seperti periuk, belanga dan sebagiannya. Begitu pula dengan tanah liat dan tanah pasir belum juga dipergunakan/diolah penduduk untuk keperluan batu bata. Tanah pasir ini kebanyakan dipergunakan untuk keperluan peningkatan jalan-jalan desa, dan juga dipergunakan  untuk bahan campuran/adukan semen bangun-bangunan.

Monografi Nagari Kamang 1980_10

TUMBUHAN Jenis tumbuh-tumbuhan yang ditaman dan dipelihara oleh penduduk adalah: Tanaman musiman : padi, jagung, kacang tanah, kacangan lainnya, ubi kayu, ubi jalar, pisang dan sebagainya. Tanaman sayur-sayuran : kentang, bawang merah/ putih, kol, sawi, tomat, lada, buncis, bayam, kangkung dan sebagainya. Tanaman buah-buahan : durian, manggis, kepundung, jeruk, rambutan, dan alpokat. Tanaman kayu-kayuan : surian, bayur, sedang, kayu balam, aren/ anau, bambu, meriau/ aur dan sebagainya. Tanaman keras : Kepala, kopi, cengkeh. Mengenai tanaman keras ini seperti cengkeh banyak ditaman dan dipelihara oleh penduduk, tetapi penyakit Cati Bujang tidak dapat diusahakan penduduk untuk mengobatnya, sekalipun bunganya/ produksinya yang berkurang dari tempat-tempat yang berudara panas, tetapi cukup banyak dipelihara oleh penduduk.

Monografi Nagari Kamang 1980_9

IKLIM Nagari Kamang beriklim sedang, tidak terlalu panas dan tidak pula terlalu dingin pada waktu akhir-akhir ini banyak curah hujan dan panas musim kemarau panjang dan sekarang sekali-kali. Curah hujan sampai  2000 – 3000 mm. Semua tanaman muda, musim dan tanaman tua seperti sayur-sayuran/ palawija, pisang, durian, manggis, kepundung, sirih, kopi, cingkeh, pala hanya satu-satu, petai, jengkol, kelapa, jeruk manis dan lain-lainnya, ditinjau dari kesuburan tanah cukup mengembirakan. AIR Di Nagari Kamang ada beberapa buah sumber air, diantaranya yaitu : Dari sekitar Bukit Barisan yang melingkari sebahagian Nagari Kamang, yaitu : Dari Rimba Guguak Rang Pisang, air disini boleh dikatakan tidak putus-putus walaupun musim kemarau panjang, hanya dapat mengairi sawah-sawah sebahagian kecil saja (10 Ha) di kampung Guguak Rang Pisang, lainnya masuk kekampung di Nagari Salo, Bungo Koto Tuo. Sekarang sumber air ini telah mulai dibangun oleh penduduk Guguak Rang Pisang seperti disebutkan dimuka

Monografi Nagari Kamang 1980_8

LETAK Kenagarian Kamang terletak di dataran tinggi Agam, Kecamatan Tiltang Kamang [1] Kabupaten Agam, daerah Tk-I Provinsi Sumatera Barat yang membujur dari Timur ke Barat dari Gurun Capo batas dengan Salo/ Bungo Koto Tuo ke Padang Balian batas Kamang Mudik dengan batas umumnya sebagai berikut : Barat dengam Kenagarian Kamang Mudik Timur dengan Kenagarian Bungo Koto Tuo Utara dengan Bukit Barisan, sebalinya Kabupaten Limo Puluah Koto [2] Selatan dengan Kenagarian Magek Jarak Kenagarian Kamang dengan Ibu Kecamatan, Kabupaten dan Propinsi adalah sebagai berikut : Ke Ibukota Pekan Kamis lebih kurang 7 1/3 Km [3] Ke Ibukota Kabupaten Bukittinggi sekitar 13 Km [4] Ke Ibukota Propinsi Sumatera Barat sekitar 103 Km

Monografi Nagari Kamang 1980_7

Asal Usul Penduduk Nagari Kamang Menurut Sejarah yang diterima dari perantara tutua (tutur) dari yang tua-tua yang mereka turunkan secara beranting dari nenek turun kepada mamak, seterusnya sampai kepada kemenakan-kemenanakan, bahwa penduduk pertama yang datang dan mendiami nagari Kamang ini berasal dari Nagari Minang Kabau Luhak Tanah Data [1] sekarang. Pada kira-kira abad ke X sesuai dengan cara-cara dahulu itu, setelah berkembang pada suatu tempat/ daerah yang mereka diami, maka mereka berusaha mencari tempat pemukiman yang baru yang mereka anggap menyenangkan untuk tempat mereka yang baru, begitulah seterusnya. Pedoman yang mereka pakai dalam perjalan mencari tempat baru itu adalah matahari terbit dan terbenam atau arah Timur dan Barat yang menjajaki (melalui) batang air [2] yang mereka tinjau dan lihat dari perbukitan/ tempat tinggi. Untuk menelusurinya  baik kearah muaranya maupun arah hulunya sesuai pula dengan keinginan mereka yang mengembara mencari tempat baru. Demikianlah

Monografi Nagari Kamang 1980_6

Asal Usul Nama dari Nagari Kamang Pendatang dan penghuni Nagari Kamang ini kira-kira abad ke sepuluh berasal dari Nagari Minangkabau Luhak Tanah Data sekarang. Rombongan ini sempat  beristirahat di Bukit Lantak Koto dan Kubuang Tigo Baleh dan akhirnya mereka sampai di Batu Manjulang (sekarang populer dengan Batu Bajolang yang terletak diantara Kampuang Koto Nan Gadang dan Binu sekarang dekat aliran Batang Agam). Menjulang artinya tinggi, dan batu ditempat ini menjulang yang kini masih ada dan dapat dilihat. Dari Batu Manjulang ini mereka dahulunya mereka memasuki ke tempat yang agak ketinggian, dimana mereka melihat sebatang kayu besar yang serupa Gobah dan disitulah mereka menetap dan tempat itu sekarang bernama Gobah dalam Kampung Koto Nan Gadang. Pohon kayu besar ini mereka namakan kayu Kamang, dimana buah dari kayu ini enak untuk dimakan (dapat dilihat kebenarannya pada kami bahasa Indonesia karangan W.Y.S Puswadasmita cetakan ke IV PN. Balai Pustaka Jakarta 1966. Urat, kulit dan d

Monografi Nagari Kamang 1980_5

BAB I PENDAHULUAN A. SECARA RINGKAS NAGARI KAMANG Dengan izin dan Rahmat Allah SWT, Tuhan Yang Maha Esa dan Kuasa, maka dicoba menyusun monografi ini sesuai dengan kemampuan yang dimiliki, dengan niat yang ikhlas semoga ada faedahnya bagi penduduk nagari Kamang sendiri terutama juga bagi siapa yang memerlukannya. Tidak ketinggalan bagi aparat Pemerintahan guna dapat dijadikan pedoman dalam melaksanakan Pembangunan Nagari dimasa sekarang maupun dimasa-masa masyarakat mendatang demi mencapai cita-cita Proklamasi dan Undang-undang Dasar 1945 yakni yang aman adil dan makmur lahir bathin serta mendapat ridha Allah Subhanahu Wa Taala. Sebagai mana diketahui setiap keluarga, kelompok keluarga, pasukuan, kampung, desa dan nagari yang ada di Minangkabau bahkan dikulit bumi ini, mustahil tidak akan mempunyai sejarah, asal-usulnya dna nama-nama daerah kekuasaan dan pemerintahan dna lingkungan daerah hukumnya dari atasnya. Demikian pula halnya dengan Nagari Kamang berikut dengan asal usul dan perk

Monografi Nagari Kamang 1980_4

Setampuk Pinang: Dari Wali Nagari Kamang    Assalamu’alaikum Wr. Wb Sebagaimana telah sama-sama kita ketahui bahwa oleh Pemerintah setiap tahun desa-desa di Indonesia diperlombakan. Untuk itu pada tahun 1980 Kenagarian Kamang Hilir ikut dalam Perlombaan Desa dimaksud. Kesediaan itu dinyatakan suara bulat dalam rapat Anggota Kerapatan Adat Nagari dan Pemuka Masyakarat. Untuk melaksanakan Lomba Desa ini dengan sukses, dibentuk  Panitia seksi-seksi yang akan menangani bidang maisng-masing. Khusus dalam bidang monografi, seksi ini telah berusaha dengan sekuat tenaga agar tugas yang terpikul dipundaknya bernilai dengan baik dalam pengumpulan data dan penyusunannya. Syukur alhamdulillah usaha mereka berhasil dengan baik, sehingga Monografi Nagari yang selama ini belum dipunyai oleh Nagari, sekarang telah dipunyai yang sangat penting artinya dalam menghadapi pembangunan yang tengah kita hadapi dengan program Pemerintah Orde Baru. Dengan keluarnya Monografi ini tentulah seluruh masyarakat Naga

Monografi Nagari Kamang 1980_3

Sekapur Sirih: Kata Sambutan dari Kerapatan Adat Nagari Kamang BISMILLAHIRRAHMANIRRAHIM Assalamu’alaikum wr.wb Suasana syukur yang sedang meliputi atas masuknya nagari Kamang sebagai peserta Lomba Desa terbaik tahun 1979, menjadi berganda dengan adanya dengan usaha penerbitan “BUKU MONOGRAFI” Nagari Kamang. Untuk lebih menyuburkan rasa cinta kepada kampung halaman khusus bagi para generasi muda selaku generasi penerus, sewajarnyalah dipedomani dan dihayati fakta-fakta dan data-datanya dari suatu nagari. Maka dari itu kami dari Kerapatan Nagari Kamang menyambut baik atas penyusunan dan penerbitan Buku Monografi ini. Kami dari Kerapatan Adat Nagari Kamang menyampaikan penghargaan yang setinggi-tingginya kepada para penyusun yang telah menyumbangkan segala daya dan usaha menerbitkan Buku Monografi ini. Kami menyadari betapa beratnya tugas menyusun dan menerbitkan Buku Monografi ini dalam waktu yang relatif singkat, para penyusun berusaha keras dan bersemangat untuk menghasilkan Buku Monog

Monografi Nagari Kamang 1980_2

DAFTAR     Susunan Panitia Seksi Monograpi   Dt. Rajo Marah.............................................. Ketua Dt. Bagindo Sati............................................ Wakil Ketua Saufa St. Mangkuto...................................... Sekretaris A. ST. Rahmat............................................... Anggota/Staff Sekretariat Moeslim St. Bandaro Panjang....................... Anggota               Sda Tarmizi St. Malano........................................ Anggota               Sda Sabarun Sidi Patuah.....................................Anggota               Sda Nasrullah St. Bagindo...................................Anggota               Sda Zulfauzen Kari Batuah..................................Anggota               Sda Darusan Bagindo Sutan................................Anggota               Sda Ararj Katik Bandaro......................................Anggota               Sda Syarif St. Bagindo........................................ Anggota 

Monografi Nagari Kamang 1980_1

PENGANTAR KATA DARI PANITIA SEKSI MONOGRAPI   Untuk melangkapi persyaratan dalam rangka mengikuti Lomba Desa, dimana setiap Nagari yang ikut serta berpartisipasi secara aktif, harus membuat/ menyusun Monograpi Nagari/ Desanya. Maka untuk itu pada rapat bersama yang diadakan pada tanggal Mei 1980 dalam rangka menghadapi Loma Desa tahun ini (1980) antara Pemuka-pemuka Masyarakat/Unsus/Potensi-potensi yang ada dalam masyarakat Kamang Hilir bersama dengan Pejabat Utama Kecamatan Tilatang Kamang dibentuklah Panitia Lomba Desa lengkap dengan seksi-seksi. Antara lain Seksi Monograpi dibebankan kepada kami, dengan susunannya sebagai tersebut pada halaman berikutnya. Kami akui bahwa untuk menyusun satu monograpi Nagari yang lengkap istimewa lagi dalam waktu yang relatif singkat, memang pekerjaan yang berat mengingat bahwa bahan data-data yang dipergunakan harus dikumpulkan dari semua pihak. Namun demikian kami dengan usaha yang maksimal mungkin menjangkau apa yang dapat dicapai, terutama mengen

Sejarah Pemerintahan

Nagari Kamang Darussalam merupakan nagari yang  baampek suku  (berempat suku), yaitu nagari yang memiliki empat suku induk dengan masing-masing memiliki pecahan sendiri-sendiri.  Adapun suku-suku yang empat itu ialah Ampek Ibu, Jambak, Koto, dan Sikumbang. Adapun dalam hal sistem kelarasan Nagari Kamang Darussalam  menganut sistem kelarasan Koto Piliang.  Sesuai dengan pepatah  Luhak Bapangulu Rantau Barajo  maka pada masa dahulunya (tepatnya sebelum masuknya pemerintahan Belanda ke Minangkabau) Nagari Kamang Darussalam dipimpin oleh para penghulu [1]  yaitu penghulu yang dua puluh dua (pucuk) dan tengah delapan puluh (bungka).  Akan tetapi pada masa sekarang, tidak semua penghulu yang diangkat oleh kaum dan sukunya yang duduk di Dewan Rapat Penghulu (atau sekarang dikenal dengan nama Kerapatan Adat Nagari-KAN). Di antara mereka dipilih beberapa orang dari masing-masing suku untuk duduk di keanggotaan Majelis Rapat Penghulu (biasanya berjumlah dari empat hingga belasan orang). [2]

Randai Harimau nan Salapan_13

Belanda menyerang Kamang Gurindam : Lah sudah mangguguah tong-tong Baliak ka surau lah anyo lai Kaba baraliah tantang itu Aliah kapado Tuanku Bajangguk, Tuanku Nan Renceh sarato Tuanku nan Basamo Elok disimak baritono Tk.B.Hitam : Manolah Tuanku Nan Renceh Kalau iyo Bulando datang Dima ka kito nanti Dima pulo kito batahan Elok kini kito etong ari T.N.Renceh : Kalau bak nantun kato tuanku Itulah kato sabanano Babagi tugas kito lai Kan baitu Tuanku Pasia Tk.Pasia : Sasuai Tuanku Supayo kito ndak balengga dalam kandang Bialah ambo di sabalah Ilia Tk.N.Renceh : Kalau mantun, Bialah ambo disabalah mudiak Ba a manuruk pandapek Tuanku Bajangguk Tk.B.Itam : Sasuai bana Tuanku Nan di tangah ka ambo pai no Marilah kito basamo basiap-siap Tk.N.Renceh : Jadih tuanku, Nak ambo silau dulu parsiapan pasukan kito Tk.B.Itam : Kalau mantun bacarai kito dahulu Gurindam : Bacarailah tuanku nan batigo Pai manyilau pasukan masiang-masiang Dalam pado itu Bulando lah masuak sabalah Ilia Parang mulai anyo lai

Randai Harimau nan Salapan_12

Kamang bersiap menghadapi perang Gurindam : Rapek putuh datuakpun pulang Lorong kapado Bulando Dirancang siasat nan gadang Dikumpuan sardadu kasadono Kabaraliah no lai Aliah kapado Tuanku Bajangguk Indak doh lamo antarono Antah sapakan duo pakan Didapeklah kaba nan sahiah Bahaso Bulando ka manyarang Dipanggia Pakiah nan Rancak Duo jo Palito Kayo Tk.B.Hitam : Mano buyuang Pakiah nan Rancak Duo jo Palito Kayo Kasikolah kalian kaduono Denai kabarang dikatokan Pk.N.Rancak : O.. tuanku, jo den di tuanku? Apo nan ka dikarajo an Tarangan malah dek tuanku Nak sanang dalam hati Tk.B.Hitam : O.. buyuang nan baduo Denai lah dapek kaba barito Bahaso Bulando ka manyarang Kini baitulah dek buyuang nan baduo Bari taulah urang  dalam nagari Siap an sanjato masiang-masiang Latiahlah urang basilek Kalian bao tong-tong ciek surang Itulah nan dari denai.. Palito Kayo : Kalau baitu kicek tuanku Basiap kami tantang itu Gurindam : Bajalan Pakiah nan Rancak Duo jo Palito Kayo Diguguah tong-tong malam-malam na

Randai Harimau nan Salapan_11

Para Datuk menemui Kompeni Belanda di Bandar Padang Gurindam : Putuhlah rapek maso itu Sananglah hati Kaum Adat Bajalan datuak nan batigo Manamui Kompeni di Bandar Padang Lah tibo garan di sinen Elok disimak baritono Dt.G.Suaro : Salamat pagi Tuan Kompeni : Shelamhat pagi datuk Khabar baik kiranya? Dt.G.Suaro : Kabar baik tuan Kompeni : A.. tak ada khabar baik itu tampaknya. Ceritakanlah datuk.. Dt.G.Suaro : Hampir seluruh Minangkabau jatuh ke tangan Kaum Putih. Kami telah terdesak tuan.. Kompeni : Alamat datuk akan kehilang destar agaknya.. Dt.G.Suaro : Kami datang guna meminta pertolongan kepada tuan.. Kompeni : Hm,. Datuk tahu? Ada yang memberi berarti ada pula yang menerima. Padang Darat mesti dibawah perintah Gubernumen [1] Dt.G.Suaro : Menengok kepada kawannya nan berdua, lalu menjawab.. Kalau demikian syarat tuan asalkan hak kami sebagai penghulu tuan jamin, tiada masalah dengan itu. Kompeni : Ghuut.. [2] marilah datuk terangkan letak benteng mereka Dt.G.Suaro : Ada banyak bent

Randai Harimau nan Salapan_10

Rapat Orang Berdarah Putih di Batu Sangkar Gurindam : Kaji salasai urangpun bacarai Pulang ka rumah nan ditingga Tinggalah Tuanku Bajangguk Basamo jo duo urang murik Kaba baraliah anyo lai Di aliah ka Batu Sangka Rapeklah datuak jo bangsawan Elok didanga baritono Adegan     Dt.Rajo Kuaso : Manolah datuak nan basamo Baiyo kito mancari jalan Untuak malawan Kaum Putiah Kito lah dibari malu Dihinokan sabagai urang nan batuah.  Iko ditagah, itun dilarang Hilang lah marwah diri kito Cubolah datuak katangahkan Pandapek pancari jalan Sagitu nan dari ambo Dt.Nan Cengeng : Kaba nan sampai ka bakeh ambo Luhak Agam lah dalam ganggaman Tampek asa Harimau nan Salapan Kalau kito aniang juo Alamat kito nan ka dimakan Dt. Gadang Suaro : Nan di taraso di ambo kini Kito mintak suaro ka Anggang Kito mintak tulang ka gajah Dimintak patolongan ka Bulando Nan kito basamo ba lo ko lah Dt. Nan Cengeng : Rancak pandapek datuak Pai kito ka Padang Ba di kito nan basamo Para Datuak : Itu banalah kabari no..    

Randai Harimau nan Salapan_9

Pangajian di Surau Taluak Gurindam : Hari Sinayan di hari itu Lah rami urang di Surau Taluak Nan di bukik datang manurun Nan di lurah datang mandaki Kaji bamulai anyo lai Elok didanga baritono Adegan     Tk.B.Hitam : Assalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh.. Alhamdulillahillazi arsala rasulahu bilhuda wadinil haq Liyuz hirahu ‘aladdini kulihi wa kafa billahi syahida Asyhaduan laa ilaha illallah, wahdahula laa syarikalahu Wa’asyhaduanna Muhammadan ‘abduhu warasuluh la nabiyaa ba’da ‘amma ba’du. Angku-angku, inyiak-inyiak, tuan-tuan, amai-amai, kaum muslimin kaum muslimat nan hadir pado majelis pangajian kito hari ko. Puji sarato syukur kito haturkan ke hadirat Allah SWT nan salalu malimpahan rahmat jo nikmat kapado kito basamo. Dimano hati kito basamo masih digerakkan untuak datang ka surau kito ko untuak malakukan pangajian pado hari nan baiak ko. Angku-angku, inyiak-inyiak, tuan-tuan, amai-amai, kaum muslimin kaum muslimat nan dimuliakan dek Allah Ta’ala. Pamuloan kaji, marilah ki

Randai Harimau nan Salapan_8

Kisah Palito Kayo dengan Pakiah Rancak Gurindam : Kato sudah rundiang salasai Galombang lah pai anyo lai Lah tingga Labai Nan Bana Baduo jo mande Galombang Dunia Kaba baraliah anyo lai Aliah kapado Tuanku Bajangguk Itam Diimbau Pakiah Nan Rancak Duo jo Palito Kayo Andailah jatuah maso itu Elok didanga baritono Tk.B.Itam : Manolah waang Pakiah Nan Rancak, duo jo Palito Kayo. Agak ka siko malah kalian tagak. Denai ka barang di sarayo. Pk.N. Rancak : Manolah Tuanku nan janno kami Apo sababno kami diimbau Tarangkan malah dek tuanku Nak sanang di dalam hati Nan sunyi di dalam kiro-kiro Tk.B.Itam : Oo.. buyuang nan baduo Mangko kalian denai imbau Buyuang disuruah disarayo Agak di hari nan barisuak Guguahlah Tabuah Larangan Tabuah pamanggia urang nagari Datang mangaji ka surau kito Hari no hari Sinayan Wakatu Dhuha kito muloi Pk.N.Rancak : Kalau baitu kato tuanku Sugiro kami jalankan Alun ka sanang ati angku Gurindam : Bajalan bujang nan baduo Diguguah tabuah larangan Diimbau urang di nagari

Randai Harimau nan Salapan_7

Kisah Si Galombang Dunia Gurindam : Lah aman galanggang tampek balago Urang lah pulang kasadono Lorong baliau nan batigo Pulang ka surau anyo lai Ka baraliah anyo lai Sungguah baraliah sinen juo Aliah kapado Galombang Dunia Duo jo hadih Siti Ramalan Elok didanga barito no Glbng Dunia : Oo.. diak kanduang Siti Ramalan Urang nan arih bijaksano Denai kabarang dikatoan Ka sikolah adiak sakutiko Bukan denai Kanari sajo Kanari anak rang Padang Bukan denai kumari sajo Gadang mukasuk nan dijalang Adiak kanduang Siti Ramalan Pautan cinto kasiah sayang Danga dek adiak jaleh-jaleh Lorong kapado badan denai Niat sangajo dalam hati Nak bajalan ka rantau urang Kunun kaba nan den danga Tambang tabukak di Manggani Tambang ameh jo tambang perak Ka kian bana mukasuk hati Izin jo reda denai pintak Pulang maklum ka adiak kanduang Siri Ramalan : Oo.. tuan Galombang Dunia Mandanga kato dari tuan Tasirok darah di dao Tagamang sumangat diri Lintuah anggoto ka tujuah no A tu nan sabana mangko baitu Kasiah nan

Randai Harimau nan Salapan_6

Pertikaian di Galanggang Gurindam : Rapek sudah, urangpun perai Pulang ka tampek masiang-masiang Lorong kapado tuanku nan batigo Pulang ka Kamang no lai   Baru sarantang pajalanan Basobok galanggang rami Urang bajudi minum tuak Sabuang jo pupuah ado pulo Maampiang tuanku nan batigo Di sinen tabukak kato-kato Tukang Adu Ayam : Iko ayam den biriang balang Sia nan ka malawan, moh kito adu Jadih kok lai taduang putiah tapak Lapeh an lah.. Minum Tuak : Haha.. onde.. Yo sanang ka Pasa Kurai jo Kareta Kudo. Hahaha.. Nan ba ampoik : A wakden tunggu sahalai lai.. Nga. Awak coki ciek (digantiak an) Iko ha.. A.. tu Babak.. Itu bana. Sampai.. Kilek Barapi : Aden manang, ang baialah..!!! Pdk Galia : Indak..! ndak ado pitih Kilek Barapi : Baia..!! Baia..!!! Pdk Galia : Iko nan Pandeka Galia, Anak rang ranah Dangau Baru, Kok kalah pantang mambaia Kok manang mambao pulang Kilek Barapi : Ei.. baia..!   Pdk Galia : Indak..!!!   Kilek Barapi Iko nan Kilek Barapi, Anak urang di Parumahan, Musuah indah dic

Randai Harimau nan Salapan_5

Gurindam : Bajalan Tuanku Nan Batigo, Bajalan bairiang-iriang, manuju Koto Tuo. Alah sarantang pajalanan, cukuik katigo rantang panjang. Alah tibo garan di sinen, iyo di Surau Koto Tuo Kirono urang lah rami bana, elok di danga baritono Adegan :     Tuanku Nan Ba Tigo : Assalamu’alaikum Warahmatullah.. Tuanku Nan Tuo : Wa’alaikum Salam Warahmatullah.. Tuanku Bajangguk Itam, Tuanku Nan Renceh, Tuanku Pasia, lai basamo. Alhamdulillah, basyukur ambo tuanku lai datang. Pucuak di cinto ulam tibo, sumua dikali aia datang. Duduaklah tuanku. Tk Nan B 3 : Insya Allah, Subhanallah.. Adegan : Rapek dibukak dek Tuanku Nan Tuo Tk. N Tuo : Assalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh.. Alhamdulillahirabbil ‘alamin. Hamdan katsiran kama amar. Asyhadual laa ilaaha illahllah, Wahdahula syarikalah. Waasyhaduanna Muahammadan ‘abduhu wa rasuluh. La nabiya ba’dah, amma ba’du. Niniak mamak, alim ulama, tuan-tuan cadiak pandai, sagalo nan tibo. Marilah kito samo-samo maucap syukur kapado Rab sekalian alam Alla

Randai Harimau nan Salapan_4

Adegan : Para pemain masuk ke gelanggang, membuat lingkaran bergelombang tiga balit lalu duduk. Tampil salah seorang ketua memberi penjelasan (pembukaan). Kami dari Grup Randai “Harimau nan Salapan”  mambaokan sejarah Parang Paderi nan tajadi di Kamang. Benteng Kamang dikapuang dari tigo jurusan. Komandan serdadu Bulando antaro lain iolah: Mayor elout, Mayor de Bush, Mayor de Quai, dan Vander Tuuk. Hari patamu paparangan tadi tanggal 9 Juli tahun 1833, usaho Bulando gagal. Hari kaduo satalah paparangan mati-matian, akhirno Benteng Kamang jatuah ka tangan Bulando. Parang dua ari tu menjadi paringatan bagi generasi kudian tarutamo nan mudo-mudo, batapo semangat inyiak-inyiak kito untuak mampatahankan agamo jo tanah aia. Sekian, Wassalamu’alaikum Wr. Wb Selesai pembukaan oleh ketua, lalu disambung oleh gurindam mintak ampun. Gurindam : Ampun baribu kali ampun Ampunlah kami niniak mamak Jari sapuluah kami susun Mamintak maaf banyak-banyak   Tasingguang mamak bakeh naiak Talendo mamak bakeh

Randai Harimau nan Salapan_3

Jalan Cerita Pagi itu selepas sembahyang Subuh, Tuanku Nan Renceh tengah duduk berzikir menyerahkan diri pada Nan Kuasa. Lalu tibalah pemikiran pada dirinya “Kalau bak nan ko keadaan nagari, elok den jalang Tuanku Bajangguk Itam di Taluak..” Kemudian bersegeralah beliau ini menyiapkan diri hendak ke Taluak, tepatnya Surau Taluak di tepi Batang Agam. Para tuanku ini mulai bertukar fikiran, berunding hendak mencari cara bagaimana mengembangkan agama ini untuk masa yang akan datang. Akhirnya, mufakat dua orang tuanku itu mencapai kata sepakat, mereka hendak menjalang ke Ampek Angkek ke Surau Tuanku Nan Tuo di Koto Tuo. Dua orang tuanku ini mendapat kabar kalau akan diselenggarakan rapat besar yang akan dihadiri oleh semua tuanku-tuanku nan ada di Luhak Nan Tigo ini. Dalam rapat di Koto Tuo dapat kesepakatan akan mengadakan pengajian di semua surau nan ada. Selanjutnya mempersiapkan diri guna berperang menghadapi Belanda karena Kaum Adat telah meminta bantuan kepada Si Kafir untuk menghada

Randai Harimau nan Salapan_2

Latar Belakang Pada tahun 1803, tiga orang ulama pulang dari Mekah membawa paham baru yakni paham yang dibawa oleh Syeikh Muhammad bin Abdil Wahab. Paham ini mengembalikan ajaran Islam kepada aslinya yaitu kembali kepada Al Qur’an dan Sunnah Nabi. Ketiga orang ulama itu ialah: 1. Haji Miskin dari Nagari Pandai Sikek di Luhak Agam, beliau mendapat perlawanan dari orang kampung di nagarinya sehingga beliau pun pindah ke Ampek Angkek. 2. Haji Muahammad Arif dari Nagari Sumaniak di Luhak Tanah Data, beliau inipun mendapat perlawanan pula dari orang kampung di nagarinya dan akhirnya pindah ke Nagari Lintau dan bergelarlah beliau dengan gelar “Tuanku Lintau” 3. Haji Abdurrahman dari Nagari Piobang Ldi uhak Limo Puluah Koto, beliau ini tiada mendapat perlawanan dari orang kampungnya sehingga beliau tetap dapat menetap di kampunya itu. Lama kelamaan Haji Miskin mendapat kawan seperjuangan dari nagari-nagari di sekitar Luhak Agam, yakni: 1. Tuanku nan Renceh dari Bansa 2. Tuanku Bajangguk Hitam